RESPON PEPER SURAT ROMA DAN IBRANI
Judul Buku : Menggali Intisari Alkitab Perjnjian Baru
Penulis/Penerbit: Hwang Jung Kill / Yayasan Daun Family.
SURAT ROMA
Surat Roma ditulis oleh Rasul Paulus pada tahun 58 M. surat ini ditulis di Korintus pada pada waktu hamper menyelesaikan perjalanan penginjilan yang ketiga kalinya. Paulus mempunyai dua pengharapan yaitu pergi ke Yerusalem da berkunjung ke Roma.
Surat Roma terdiri dari 16 pasal dimana pasal 1-11 berisi kebenaran tentang keselamatan dari dosa, dibenarkan, pilihan dan sebagainya. Dari pasal 12-16 berisi kebenaran tentang bagaimana menuntut kehidupan sebagai orang Kristen di dunia.
KEBENARAN ALLAH DINYATAKAN DALAM INJIL
Paulus tidak malu memberitakan Injil (1:16-17).
Keberadaan Injil adalah jalan yang dipersiapkan Allah agar manusia bukan saja tehindar dari murka Allah tetapi juga untuk memulihkan hubungan dengan Allah. Di dalam injil ada kekuatan untuk menyelamatkan dan di hadapa Allah manusia bisa dibenarkan. Siapa yang bisa mendapatkan kuasa injil ini? Yaitu orang yang percaya sehingga dia sebanarkan dan diselamatkan. Kebenaran Allaha ini bukan didapat dari hukum taurat melainkan hanya kasih karunia semata.
Roma 1:18 memberikan argument mengapa kita memerlukan Injil. Alasannya karena semua orang telah berdosa. Manusia sebenarnya dapat mengenal Allah melalui ciptaannya tetapi manusia tidak memuliakan dan bersyukur kepadanya. Dasar penghukuman Allah kepada manusia adalah karena manusia menyembah ciptaan Allah dan bukan kepada Allah sebagai pencipta.
OLEH KARENA ANUGERAH MENDAPAT PEMBENARAN SECARA CUMA-CUMA
Kuasa injil dapat menyelamatkan dan membenarkan. Orang yang mendapat kuasaa ini adalah orang yang percaya kepada injil. Oleh karena kasih Allah kepada manusia maka melalui Yesus Kristus kita mendapat anugerah keselamatan.
Kelebihan orang Yahudi.
Diantara bangsa-bangsa di dunia, Allah memilih Abraham yang menjadi nenek moyang bangsa Israel. Allah memberkati mereka dan member mereka hukum taurat. Tapi orang Yahudi melupakan hukum ini dan tenggelam dalam kebanggaan karena memiliki hukum taurat dan memandang rendah suku lain. Tidak hanya itu, merekapun melakukan dosa dengan menyalibkan Yesus Kritus Putra Allah.Allah lalu menolak memberkati mereka sehingga injil tidak ada manfaatnya bagi mereka. Tetapi apakah dengan ketidak taatan mereka lalu membatalkan janji Allah? Tidak! Karena Allah itu setia adanya. Kita perlu bersandar pada Allah yang setia ini, jangan hanya percaya di luar saja tapi dari dalam hati.
Manfaat Hukum Taurat
Tidak ada seorang pun yang dapat dibenarkan karena melakukan hukum taurat karena taurat hanya memberitahukan tentag dosa. Dengan tidak adanya taurat, maka kita tau akan taurat itu. Dengan kedatangan Yesus maka taurat tidak dibutuhkan lagi. Perlu diketahui bahwa taurat tidak menyelamatkan tapi semata-mata hanya oleh percaya kepada Yesus.
Anugerah pembenaran
Manusia diselamatkan karena:
- Anugerah Allah – Allah mengasihi kita dan mengutus Yesus dating menyelamatkan.
- Darah Kristus yang telah menebud kita.
- Dengan Cuma-Cuma kita dibenarkan, tidak bersandar pada apapun juga
Karena dosa maka hubungan kita dengan Allah terputus dan dijadikan objek kemurahan Allah. Yesus sebagai korban untuk memulihkan hubungan tersebut. Orang dibenarkan karena percaya, bukan karena melakukan hukum taurat. Oleh karena itu tidak ada yang aptut dibanggakan karena semuanya haya oleh anugerah. Sebagai umat Allah, dalam kehidupan kita perlu menuntut hidup kudus.
Iman yang membawa Pengharapan
Dalam mengemukakan iman yang menyelamatkan, Paulus menggunakan Abraham sebagai contoh. Paulus menyatakan bahwa Abraham dibenarkan di hadapan Allaha bukan karena sunat maupun hukum taurat melainkan karena iman (Kej.15). masalah sunat dikemukakan dalam Kej.17 yaitu setelah Abraham dibenarkan sedangkan hukum taurat diberikan kepada keturunannya di gunung Sinai.Abraham dibenarkan bukan karena perbuatan melainkan karena imannya kepada Allah. Orang yang bekerja mendapat upah karena jerih payahnya, tetapi orang yang tidak bekerja lalu mendapat upah ini disebut anugerah.
Kapan Abraham dibenarkan? – Allah melihat imannya lalu membenarkan dia. Hal ini terjadi sebelum Abraham disunat. Ini menyatakan bahwa keselamatan dengan sunat tidk mempunyai hubungan apa-apa. Dengan berlalunya waktu, Abraham belum memperoleh keturunan dan belum melihat janji Allah diwujudkan. Pada waktu itu Allah kembali menegaskana janji-Nya. Lalu percayalah Abraham kepada Tuhana dan Tuhan memperhitungkannya sebagai kebenaran. Waktu Abraham mengangkat kebenaran dengan iman dibenarkan.
SURAT IBRANI
Latar Belakang surat ini ditulis karena pada waktu itu banyak orang Yahudi yang sudah Kristen tidak tahan menghadapi penganiayaan lalu kembali kepada agama Yahudi. Tidak diketahui siapa yang menulis surat Ibrani ini tapi sangat besar kemungkinannya bahwa Paulus yang menulis surat ini. Waktu penulisan kira-kira tahun 65 M.
Surat Ibrani adalah salah satu surat yang paling besar dan penting dalam alkitab. Penulis surat ini seolah-olah berkata kepada orang-orang Kristen Ibrani “marilah kita menyelidiki perjanjiana lama agar bagaimana kitab itu mengibaratkana dan menggamparkan pekerjaan Mesias dalam hal menyediakan keselamatan, bukn untuk orang Ibrani saja melainkan untuk semua orang.”
Surat Ibrani merupakan gambaran yang termulia dalam alkitab dari hal injil yang dihadapkana kepada bangsa Israel. Suatu pengertian akan surat ini akan menguatkan setiap orang yang menyebut dirinya pengikut Kristus, Israel rohani.
Surat ini pertama sekali dialamatkan kepada orang Kristen Ibrani yang memperlihatkan keunggulan Injil atas perjanjian yang berhubungan dengan Musa. Hal ini dicapai bukan untuk memperkecil yang lama tapi untuk memperlihatkan kesempurnaan yang baru. Perjanjian baru bukan memperkecil agama yahudi tapi mengubaha serta menghormatinya dengan jalan menggenapinya. Pengertian lain yang dikemukakan ialah penuntasan. Surat ini diuraikan secara formal dan logis. Susunannya lebih teratur dibandingkan surat-surat yang lain. Secara umum, surat ini dibagi dalam tiga bagian yaitu:
Yesus adalah Juruselamat yang Lebih besar dari Malaikat (pasal 1 – 7)
Di dalam perjanjian lama, Allah melalui para nabi berbicara, tapi pada akhir zaman ini Allah berbicara melalui AnakNya Yesus Kristus. Oleh karena Yesus Kristus adalah Orang yang menggenapi dana pusat dari nubuatan Perjanjian Lama. Yesus adalah cahaya kemuliaan Allah.
Yesus lebih baik dari malaikat karena Dia sendiri adalah Allah, Pencipta, Penguasa dan Penganjur keselamatan sedangkan malaikat hanyalah ciptaan yang melayani Allah. Yesus juga lebih mulia daripada Musa. Sekalipun Musa adalah seorang nabi besar bangsa Israel sebagai pembawa hukum tapi Yesus adalah Hukum itu sendiri. Musa setia sebagai Hamba tapi Yesus adalah Anak. Yesus juga lebih besar dari Yosua yang membawa Israel memasuki tanah perjanjian. Yesus Kristus lebih besar dari Harun Imam besar Israel. Yesus melakukan pelayanan keimaman di sorga sedangkan Harun hanya di dunia saja. Keimaman Yesus menurut keimaman Melkisedek dan bukan menurut keimaman Harun.
Perjanjian Baru lebih baik (pasal 8 – 10)
Pada bagian ini keunggulan Perjanjian baru dalam Yesus lebih nyata. Pasal 8 merumuskan segala yang telah dibentangkan. Sesudah itu ditunjukan yang baru karena yang lama idak sempurna. Pasal 9 menyebutkan tentang sejumlah pertentangan antara yang duniawi dan yang sorgawi, yang sementara dan yang kekal dan antara darah binatang dan darah Anak Domba Allah. Perbedaan-perbedaan ini lalu disambung dengan ayat 10. orang disempurnakan untuk selama-lamanya; segala dosa dan kesalahana dilupakan dari ingatan Tuhan, tidak perlu dan tidak mungkin mempersembahkan lagi korban bagi dosa.
Kedatangan Tuhan sudah dekat (pasal 10 – 11)
Hak masuk ke hadirat Allah adalah puncak rohani. Segala sesuatu menuju ke arah itu. Perjanjian Baru memberikan hak itu. Agama yahudi tidak pernah menghasilkan jalan masuk karena senantiasa ada tabir yang menghalangi ruang kudus dan ruang maha kudus. Melalui pengorbanan Yesus di Golgota maka tabir itu terbukadan semua orang bisa datang langsung menghadap tahta kekudusan Allah melalui Yesus Kristus. Oleh sebab pengorbanan Yesus kita beroleh pengampunan dan jalan masuk dalam ke puncak rohani yaitu persekutuan dengan Allah.
Memandang kepada Kristus (pasal 11-13)
Ibrani 11 adalah pasal yang membicarakan tentang iman. Semua tokoh yang muncul dalam perjanjian lama memiliki iman, mentaati kebenaran firman Tuhan dan mendapatkan apa yang dijanjikan penulis melalui pasal ini menasihati agar dengan Iman kita menunggu apa yang dijanjikan Allah. Setelah itu dalam pasal 12, penulis menasehati agar umat Kristen harus melakukan perlombaan Imana secara baik. Hal ini perlu tilakukan dengan mata yang senantiasa tertuju kepada Tuhan.
RESPON
RESPON POSITIF
- Buku ini sangat sederhana dalam penyajian materi sehingga mudah dimengerti sekalipun oleh orang awam.
- Sangat menarik minat dan tidak membosankan karena menggunakan pertanyaan-pertanyaan praktis yang memancing rasa ingin tahu.
- Banyak aplikasi-aplikasi yang cukup relevan terhadap keadaan orag percaya saat ini.
RESPON NEGATIF
- Metode dan sitematika penggalian tidak dipaparkana dengan jelas.
- Tidak ada bahan perbandingan dengan buku-buku tafsiran yang lain.
- Lebih bersifat aplikasi praktis dibandingkan dengan eksposisi sistematis.
S A R A N
- Buku ini sangat bak dijadikan referensi untuk bahan khotbah terhadap orang awam ataupun orang yang baru lahir baru.
- Untuk mendalami lebih jauh, maka tidak cukup jika hanya menggunakan buku ini. Harus ada referensi lain yang lebih sistematis dan dalam khususnya mengenai konteks Alkitab.
Penulis/Penerbit: Hwang Jung Kill / Yayasan Daun Family.
SURAT ROMA
Surat Roma ditulis oleh Rasul Paulus pada tahun 58 M. surat ini ditulis di Korintus pada pada waktu hamper menyelesaikan perjalanan penginjilan yang ketiga kalinya. Paulus mempunyai dua pengharapan yaitu pergi ke Yerusalem da berkunjung ke Roma.
Surat Roma terdiri dari 16 pasal dimana pasal 1-11 berisi kebenaran tentang keselamatan dari dosa, dibenarkan, pilihan dan sebagainya. Dari pasal 12-16 berisi kebenaran tentang bagaimana menuntut kehidupan sebagai orang Kristen di dunia.
KEBENARAN ALLAH DINYATAKAN DALAM INJIL
Paulus tidak malu memberitakan Injil (1:16-17).
Keberadaan Injil adalah jalan yang dipersiapkan Allah agar manusia bukan saja tehindar dari murka Allah tetapi juga untuk memulihkan hubungan dengan Allah. Di dalam injil ada kekuatan untuk menyelamatkan dan di hadapa Allah manusia bisa dibenarkan. Siapa yang bisa mendapatkan kuasa injil ini? Yaitu orang yang percaya sehingga dia sebanarkan dan diselamatkan. Kebenaran Allaha ini bukan didapat dari hukum taurat melainkan hanya kasih karunia semata.
Roma 1:18 memberikan argument mengapa kita memerlukan Injil. Alasannya karena semua orang telah berdosa. Manusia sebenarnya dapat mengenal Allah melalui ciptaannya tetapi manusia tidak memuliakan dan bersyukur kepadanya. Dasar penghukuman Allah kepada manusia adalah karena manusia menyembah ciptaan Allah dan bukan kepada Allah sebagai pencipta.
OLEH KARENA ANUGERAH MENDAPAT PEMBENARAN SECARA CUMA-CUMA
Kuasa injil dapat menyelamatkan dan membenarkan. Orang yang mendapat kuasaa ini adalah orang yang percaya kepada injil. Oleh karena kasih Allah kepada manusia maka melalui Yesus Kristus kita mendapat anugerah keselamatan.
Kelebihan orang Yahudi.
Diantara bangsa-bangsa di dunia, Allah memilih Abraham yang menjadi nenek moyang bangsa Israel. Allah memberkati mereka dan member mereka hukum taurat. Tapi orang Yahudi melupakan hukum ini dan tenggelam dalam kebanggaan karena memiliki hukum taurat dan memandang rendah suku lain. Tidak hanya itu, merekapun melakukan dosa dengan menyalibkan Yesus Kritus Putra Allah.Allah lalu menolak memberkati mereka sehingga injil tidak ada manfaatnya bagi mereka. Tetapi apakah dengan ketidak taatan mereka lalu membatalkan janji Allah? Tidak! Karena Allah itu setia adanya. Kita perlu bersandar pada Allah yang setia ini, jangan hanya percaya di luar saja tapi dari dalam hati.
Manfaat Hukum Taurat
Tidak ada seorang pun yang dapat dibenarkan karena melakukan hukum taurat karena taurat hanya memberitahukan tentag dosa. Dengan tidak adanya taurat, maka kita tau akan taurat itu. Dengan kedatangan Yesus maka taurat tidak dibutuhkan lagi. Perlu diketahui bahwa taurat tidak menyelamatkan tapi semata-mata hanya oleh percaya kepada Yesus.
Anugerah pembenaran
Manusia diselamatkan karena:
- Anugerah Allah – Allah mengasihi kita dan mengutus Yesus dating menyelamatkan.
- Darah Kristus yang telah menebud kita.
- Dengan Cuma-Cuma kita dibenarkan, tidak bersandar pada apapun juga
Karena dosa maka hubungan kita dengan Allah terputus dan dijadikan objek kemurahan Allah. Yesus sebagai korban untuk memulihkan hubungan tersebut. Orang dibenarkan karena percaya, bukan karena melakukan hukum taurat. Oleh karena itu tidak ada yang aptut dibanggakan karena semuanya haya oleh anugerah. Sebagai umat Allah, dalam kehidupan kita perlu menuntut hidup kudus.
Iman yang membawa Pengharapan
Dalam mengemukakan iman yang menyelamatkan, Paulus menggunakan Abraham sebagai contoh. Paulus menyatakan bahwa Abraham dibenarkan di hadapan Allaha bukan karena sunat maupun hukum taurat melainkan karena iman (Kej.15). masalah sunat dikemukakan dalam Kej.17 yaitu setelah Abraham dibenarkan sedangkan hukum taurat diberikan kepada keturunannya di gunung Sinai.Abraham dibenarkan bukan karena perbuatan melainkan karena imannya kepada Allah. Orang yang bekerja mendapat upah karena jerih payahnya, tetapi orang yang tidak bekerja lalu mendapat upah ini disebut anugerah.
Kapan Abraham dibenarkan? – Allah melihat imannya lalu membenarkan dia. Hal ini terjadi sebelum Abraham disunat. Ini menyatakan bahwa keselamatan dengan sunat tidk mempunyai hubungan apa-apa. Dengan berlalunya waktu, Abraham belum memperoleh keturunan dan belum melihat janji Allah diwujudkan. Pada waktu itu Allah kembali menegaskana janji-Nya. Lalu percayalah Abraham kepada Tuhana dan Tuhan memperhitungkannya sebagai kebenaran. Waktu Abraham mengangkat kebenaran dengan iman dibenarkan.
SURAT IBRANI
Latar Belakang surat ini ditulis karena pada waktu itu banyak orang Yahudi yang sudah Kristen tidak tahan menghadapi penganiayaan lalu kembali kepada agama Yahudi. Tidak diketahui siapa yang menulis surat Ibrani ini tapi sangat besar kemungkinannya bahwa Paulus yang menulis surat ini. Waktu penulisan kira-kira tahun 65 M.
Surat Ibrani adalah salah satu surat yang paling besar dan penting dalam alkitab. Penulis surat ini seolah-olah berkata kepada orang-orang Kristen Ibrani “marilah kita menyelidiki perjanjiana lama agar bagaimana kitab itu mengibaratkana dan menggamparkan pekerjaan Mesias dalam hal menyediakan keselamatan, bukn untuk orang Ibrani saja melainkan untuk semua orang.”
Surat Ibrani merupakan gambaran yang termulia dalam alkitab dari hal injil yang dihadapkana kepada bangsa Israel. Suatu pengertian akan surat ini akan menguatkan setiap orang yang menyebut dirinya pengikut Kristus, Israel rohani.
Surat ini pertama sekali dialamatkan kepada orang Kristen Ibrani yang memperlihatkan keunggulan Injil atas perjanjian yang berhubungan dengan Musa. Hal ini dicapai bukan untuk memperkecil yang lama tapi untuk memperlihatkan kesempurnaan yang baru. Perjanjian baru bukan memperkecil agama yahudi tapi mengubaha serta menghormatinya dengan jalan menggenapinya. Pengertian lain yang dikemukakan ialah penuntasan. Surat ini diuraikan secara formal dan logis. Susunannya lebih teratur dibandingkan surat-surat yang lain. Secara umum, surat ini dibagi dalam tiga bagian yaitu:
Yesus adalah Juruselamat yang Lebih besar dari Malaikat (pasal 1 – 7)
Di dalam perjanjian lama, Allah melalui para nabi berbicara, tapi pada akhir zaman ini Allah berbicara melalui AnakNya Yesus Kristus. Oleh karena Yesus Kristus adalah Orang yang menggenapi dana pusat dari nubuatan Perjanjian Lama. Yesus adalah cahaya kemuliaan Allah.
Yesus lebih baik dari malaikat karena Dia sendiri adalah Allah, Pencipta, Penguasa dan Penganjur keselamatan sedangkan malaikat hanyalah ciptaan yang melayani Allah. Yesus juga lebih mulia daripada Musa. Sekalipun Musa adalah seorang nabi besar bangsa Israel sebagai pembawa hukum tapi Yesus adalah Hukum itu sendiri. Musa setia sebagai Hamba tapi Yesus adalah Anak. Yesus juga lebih besar dari Yosua yang membawa Israel memasuki tanah perjanjian. Yesus Kristus lebih besar dari Harun Imam besar Israel. Yesus melakukan pelayanan keimaman di sorga sedangkan Harun hanya di dunia saja. Keimaman Yesus menurut keimaman Melkisedek dan bukan menurut keimaman Harun.
Perjanjian Baru lebih baik (pasal 8 – 10)
Pada bagian ini keunggulan Perjanjian baru dalam Yesus lebih nyata. Pasal 8 merumuskan segala yang telah dibentangkan. Sesudah itu ditunjukan yang baru karena yang lama idak sempurna. Pasal 9 menyebutkan tentang sejumlah pertentangan antara yang duniawi dan yang sorgawi, yang sementara dan yang kekal dan antara darah binatang dan darah Anak Domba Allah. Perbedaan-perbedaan ini lalu disambung dengan ayat 10. orang disempurnakan untuk selama-lamanya; segala dosa dan kesalahana dilupakan dari ingatan Tuhan, tidak perlu dan tidak mungkin mempersembahkan lagi korban bagi dosa.
Kedatangan Tuhan sudah dekat (pasal 10 – 11)
Hak masuk ke hadirat Allah adalah puncak rohani. Segala sesuatu menuju ke arah itu. Perjanjian Baru memberikan hak itu. Agama yahudi tidak pernah menghasilkan jalan masuk karena senantiasa ada tabir yang menghalangi ruang kudus dan ruang maha kudus. Melalui pengorbanan Yesus di Golgota maka tabir itu terbukadan semua orang bisa datang langsung menghadap tahta kekudusan Allah melalui Yesus Kristus. Oleh sebab pengorbanan Yesus kita beroleh pengampunan dan jalan masuk dalam ke puncak rohani yaitu persekutuan dengan Allah.
Memandang kepada Kristus (pasal 11-13)
Ibrani 11 adalah pasal yang membicarakan tentang iman. Semua tokoh yang muncul dalam perjanjian lama memiliki iman, mentaati kebenaran firman Tuhan dan mendapatkan apa yang dijanjikan penulis melalui pasal ini menasihati agar dengan Iman kita menunggu apa yang dijanjikan Allah. Setelah itu dalam pasal 12, penulis menasehati agar umat Kristen harus melakukan perlombaan Imana secara baik. Hal ini perlu tilakukan dengan mata yang senantiasa tertuju kepada Tuhan.
RESPON
RESPON POSITIF
- Buku ini sangat sederhana dalam penyajian materi sehingga mudah dimengerti sekalipun oleh orang awam.
- Sangat menarik minat dan tidak membosankan karena menggunakan pertanyaan-pertanyaan praktis yang memancing rasa ingin tahu.
- Banyak aplikasi-aplikasi yang cukup relevan terhadap keadaan orag percaya saat ini.
RESPON NEGATIF
- Metode dan sitematika penggalian tidak dipaparkana dengan jelas.
- Tidak ada bahan perbandingan dengan buku-buku tafsiran yang lain.
- Lebih bersifat aplikasi praktis dibandingkan dengan eksposisi sistematis.
S A R A N
- Buku ini sangat bak dijadikan referensi untuk bahan khotbah terhadap orang awam ataupun orang yang baru lahir baru.
- Untuk mendalami lebih jauh, maka tidak cukup jika hanya menggunakan buku ini. Harus ada referensi lain yang lebih sistematis dan dalam khususnya mengenai konteks Alkitab.
Comments
Post a Comment