tag:blogger.com,1999:blog-88463353051906375632024-03-13T13:27:36.042-07:00Wing of GloryAll by God grace and just for His Glory...Wing of Gloryhttp://www.blogger.com/profile/07090864672521533087noreply@blogger.comBlogger24125tag:blogger.com,1999:blog-8846335305190637563.post-71226619279566917822016-10-25T02:49:00.001-07:002016-10-25T02:49:59.953-07:00MELAWAN LUPA<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<b>Oleh: Pdt. Mangatas P.Aritonang, M.Th</b></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Apakah ingatan
atau memori kita kurang beres?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Apakah
sebenarnya memori? Bagaimana cara kerja
memori? Dapatkah kita meningkatkan daya
ingat? Apakah menginat sama dengan menghafal? Apakah sering lupa pertanda kita
bodoh?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kita
mulai dengan dua pertanyaan terakhir di atas. Tidak betul bahwa mengingat sama
dengan menghafal. Memori bukan hasil hafalan. Kita perlu bisa mengingat, bukan
bisa menghafal. Artinya kita, untuk bisa
mengingat bukanlah menghafal. Ada banyak hal yang kita ingat meskipun kita
tidak pernah hafalkan, misalnya tahun kemerdekaan bangsa kita. d.l.l.
Selanjutnya, tidak betul bahwa lupa adalah pertanda bodoh. Sebab Guru besar yang pandai pun bisa lupa bawa buku,
bawa Hp-nya. Lupa bukan tanda bodoh, ingat bukan tanda pandai. Orang berdaya
ingat kuat belum tentu pandai. Memang untuk menjadi pandai perlu kecakapan
mengingat, namun ciri pandai bukanlah cakap mengingat. <b><i>Ciri pandai adalah cakap
memadukan informaasi atau data yang baru diketahuinya dengan info-info yang sudah lama diketahuinya lalu
membuahkan hubungan itu menjadi manfaat.</i></b><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><b><i><br /></i></b></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://3.bp.blogspot.com/-ICDsfCnWqJc/WA8n1gWcVwI/AAAAAAAAFyg/W_IhnbSegxUBfic9XqnBpmy9MIy4QY0LwCLcB/s1600/Lupaaaa.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://3.bp.blogspot.com/-ICDsfCnWqJc/WA8n1gWcVwI/AAAAAAAAFyg/W_IhnbSegxUBfic9XqnBpmy9MIy4QY0LwCLcB/s320/Lupaaaa.jpg" width="237" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Dari
kalimat tadi mulai terkuak apa itu memori. Memori adalah proses dan struktur
bagaimana kita menerima, menyimpan, dan memanfaatkan informasi. Secara
sederhana, cara kerja memori terbagi atas tiga tahap.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><i><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Tahap
pertama,</span></i></b><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> yaitu menerima, menyortir, dan memaknai
informasi. Ini merupakan persiapan untuk menyimpan memori. Tahap pertama ini disebut tahap
pemasangan kode. Misalnya, kita membaca sebuah kalimat atau mendengarnya dari
khotbah. Kalimat itu diterima oleh memori Indrawi. Ia berada di situ hanya
selama satu detik. Jika kita cuek terhadap kalimat ini, dalam durasi satu detik
tadi, kalimat itu akan terlupakan. Sebaliknya, jika kita nilai bahwa isinya
perlu kita ketahui, kita akan memaknai kalimat itu. Ini disebut memasang kode
pada kalimat itu. Lalu kalimat itu langsung kita simpan di memori yang lebih
dalam yang bernama memori jangka pendek. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Berapa
lama info itu, ada di memori jangka pendek? Sekitar 15 detik. Ia harus
diteruskan ke memori berikutnya untuk disimpan. Namun, tempat penyimpanan
memori ini ibarat gudang dengan puluhan lemari dan ratusan laci. <b><i>Simpan
di mana?</i></b> Di laci mana? Maka waktu 15 detik itu otak kita menentukan apa
fungsi atau label info ini dan di laci mana ia disimpan dengan info-info lain
yang sekategori. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: .5in;">
<span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Jika
otak kita salah pilih laci, terjadilah salah taruh atau salah simpan.
Akibatnya, info ini susah ditemukan kembali, alias terlupakan. Sebaliknya, jika
otak kita bisa menemukan laci yang cocok, kalimat pelajaran atau khotbah tadi
kita gabungkan, dengan kalimat-kalimat lain lalu diubah dan disimpan sebagai
pengertian dan penghayatan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><i><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Tahap
kedua,</span></i></b><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> yaitu tahap menyimpan. Dengan maksudnya
kalimat-kalimat tadi dalam laci yang cocok, info itu tersimpan dalam memori
yang paling dalam yang bernama Memori jangka panjang. Berapa lama info dapat
disimpan dalam memori jangka panjang? Bisa beberapa jam, tetapi bisa juga
seumur hidup. Penyimpanan ini bisa tahan lama asalkan kita sehat fisik dan
mental.<b><i> <o:p></o:p></i></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><i><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Tahap
ketiga,</span></i></b><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> yaitu tahap pengeluaran kembali. Tiap
kali kita memerlukan sebuah info yang sudah di simpan di memori jangka panjang,
kita mencari dan mengeluarkannya. Akan tetapi, justru mencari dan
mengeluarkannya sering menimbulkan persoalan. Persoalannya adalah susah menemukan
kembali. Misalnya “Siapa ya, namanya?” Kita berpikir dan memeras otak
mengingatnya, tetapi susah menemukan nama itu. Lupa! Apa penyebab lupa?
Penyebabnya adalah kesalahan kita pada salah satu tahap memori.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">a.<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Lupa akibat kesalahan
pada tahap pertama, yaitu saat-saat penerimaan info. Mungkin kita kurang focus,
kurang berminat, atau kurang cermat mendengar atau membaca info itu. Mungkin
kita kurang rapi mengategorikan info itu sehingga kita salah atau salah simpan.
Akibatnya, ketika kita memerlukannya kembali, kita mencari di laci yang salah. Tentu info yang kita cari itu
tidak ada di situ. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">b.<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Lupa akibat kesalahan
pada tahap kedua, yaitu saat penyimpanan. Tiap saat kita ditawari banyak info
baru, padahal dalam gudang memori, sudah terdapat banyak simpanan. Dengan
bertambahnya usia, pengalaman, dan pengetahuan, maka akumulasi info itu
bertambah. Jika kita serakah alias “segala juga disimpan” terlalu banyak dan
kurang selektif membedakan mana info yang perlu, mana yang tidak, maka memori
kita penuh dengan info rongsokan. Akibatnya saat kita mau mengeluarkan info
kita susah menemukannya karena laci-laci memori kita terlalu penuh dan
acak-acakan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">c.<span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Lupa akibat kesalahan
pada tahap ketiga, yaitu mengeluarkan kembali. Kesulitan terjadi jika kita mau
mengeluarkan kembali beberapa info sekaligus (info lama dan info baru).
Misalnya jika kita sedang nonton TV, lalu berjalan ke dapur untuk mengambil
sendok, piring kecil dan gula, sekaligus mengembalikan gelas, maka setibanya di
dapur kita akan lupa, “Aku ini ke dapur mau apa ya?”.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: .25in; text-align: justify;">
<span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Dapatkah
kita mencegah atau melawan sifat Lupa? Ada beberapa pegangan untuk memperbaiki
kenerja memori.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-left: 56.7pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -21.25pt;">
<span lang="IN" style="line-height: 150%;"><span style="font-stretch: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;"><span style="font-family: "wingdings";">*</span></span><span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Latih
Otak kita. Pakai otak tiap hari. Jangan biarkan otak menganggur. Baca buku tiap
hari. Nyanyi tiap pagi. Senam otak. Otak yang jarang dipakai cepat lemah.
Supaya otak tetap sehat, tiap hari ia perlu dilatih. Misalnya menonton TV, main
catur dsb. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 56.7pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -21.25pt;">
<span lang="IN" style="line-height: 150%;"><span style="font-stretch: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;"><span style="font-family: "wingdings";">*</span></span><span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Saat
melalukan apa pun, pusatkan perhatian. Fokus. Jangan biarkan pikiran terbang ke
sana- sini. Jangan otak kita dikotori oleh omong kasong, obralan, atau gosip.
Jangan sembarang dengan dan tonton. Pilihlah info yang betul-betul
berguna. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-left: 56.7pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -21.25pt;">
<span lang="IN" style="line-height: 150%;"><span style="font-stretch: normal; font-variant-numeric: normal; line-height: normal;"><span style="font-family: "wingdings";">*</span></span><span style="font-family: "times new roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Hubungkan
atau kaitkan apa yang kita baru ketahui dengan apa yang sudah kita ketahui.
Misalnya saat membaca tentang zaman yang lain di tempat yang lain, kaitkan dengan
keadaan kita di sini dan kini. Saat membaca apa yang dialami orang lain,
tempatkan diri kita dalam diri mereka.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 45.0pt; text-align: justify; text-indent: 11.7pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">
Memori bukan hanya bisa kita tingkatkan, melainkan perlu kita
tingkatkan. Setiap hari kita bergantung pada memori, misalnya supaya tidak lupa mengunci pintu atau tidak lupa
mematikan komputer, memadamkan kompor dan dll. Untuk hal sepele seperti cuci
piring pun kita perlu memori supaya sabun itu tidak lupa kita bilas dengan air.
<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 45.0pt; text-align: justify; text-indent: 11.7pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">
Hal ini penting, apalagi untuk iman. Bagaimana iman bisa berkembang
kalau kita lupa akar, konteks, dan tujuan iman. James Fowler, pakar PAK. Ia
menilai memori sebagai pijakan perkembangan iman orang dewasa. Ia juga menilai
bahwa perkembangan iman merupakan komitmen untuk mau mengenang masa lalu dan
menindak lanjuti kenangan itu dengan menumbuhkan diri. Memori adalah bagian
yang hakiki dari iman. Oleh sebab itu, di dalam kitab Suci ada banyak ungkapan
yang berawal dengan “ingatlah selalu,... “, haruslah kamu ingat,... dan jangan
melupakan,...<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 45.0pt; text-align: justify; text-indent: 11.7pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">
Cara kerja memori dalam otak kita sungguh mengagumkan. Gunanya sangat
banyak. Kita bisa berpikir. Kita bisa mengingat. Itu pemberian Tuhan. Akan
tetapi, percuma saja kita menerima pemberian Tuhan itu jika pemberian itu
dibiarkan menganggur. Sungguh lebih baik tiap hari kita pakai dan kagumi memori
kita. Penulis kitab Suci merasa kagum, “Aku akan bergemar dalam
ketetapan-ketetapan-Mu; Firman-Mu tidak akan kulupakan”.<u> <i>By. M.P. Aritonang.</i></u></span><span style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 45.0pt; text-align: justify; text-indent: 11.7pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><u><i><br /></i></u></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 45.0pt; text-align: justify; text-indent: 11.7pt;">
<span lang="IN" style="font-family: "times new roman" , "serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><u><i><br /></i></u></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 45.0pt; text-align: justify; text-indent: 11.7pt;">
<span style="font-family: "times new roman" , serif;"><i>**** lupa, melawan lupa, mengatasi gampang lupa, cara melawan lupa, memori, mengingat, long term memory, short term memory, remember to forget, forget to remember :) ****</i></span></div>
Wing of Gloryhttp://www.blogger.com/profile/07090864672521533087noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-8846335305190637563.post-65283920549823385772013-10-17T18:40:00.000-07:002013-10-17T18:42:03.351-07:00HUBUNGAN PENERAPAN TEORI PSIKOLOGI PENGKONDISIAN B. F. SKINNER DENGAN TINGKAT DISIPLIN MAHASISWA.<!--[if gte mso 9]><xml>
<o:OfficeDocumentSettings>
<o:RelyOnVML/>
<o:AllowPNG/>
</o:OfficeDocumentSettings>
</xml><![endif]--><br />
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:EnableOpenTypeKerning/>
<w:DontFlipMirrorIndents/>
<w:OverrideTableStyleHps/>
</w:Compatibility>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin-top:0in;
mso-para-margin-right:0in;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0in;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;}
</style>
<![endif]--><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"><br />
SEBUAH PENDAHULUAN</span></b><br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: .25in; mso-list: l0 level1 lfo1; text-indent: -.25in;">
<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">A.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Latar Belakang Masalah</span></b><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-indent: .5in;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Pada dasarnya manusia merupakan
mahluk sosial.<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=8846335305190637563#_ftn1" name="_ftnref1" style="mso-footnote-id: ftn1;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: SimSun; mso-fareast-language: EN-US; mso-font-kerning: 1.0pt;">[1]</span></span></span></span></a>
Hal ini berarti manusia senantiasa hidup dengan berinteraksi satu sama lain.<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=8846335305190637563#_ftn2" name="_ftnref2" style="mso-footnote-id: ftn2;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: SimSun; mso-fareast-language: EN-US; mso-font-kerning: 1.0pt;">[2]</span></span></span></span></a>
Karena hidup manusia tidak bisa dilepaskan dengan hubungan antara sesama
manusia, maka kehidupan manusia tidak bisa dilepaskan dari aturan. Hal ini
sangat penting karena manusia juga adalah mahluk individu yang memiliki
kepribadian dan kebutuhan yang berbeda-beda. Peraturan-peraturan yang berlaku
di masyarakat kemudian berkembang dan semakin berakar dalam kehidupan manusia
sehingga munculah norma-norma maupun pranata-pranata sosial lainnya termasuk
budaya.<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=8846335305190637563#_ftn3" name="_ftnref3" style="mso-footnote-id: ftn3;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: SimSun; mso-fareast-language: EN-US; mso-font-kerning: 1.0pt;">[3]</span></span></span></span></a></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-indent: .5in;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Seiring dengan perkembangan zaman,
maka peraturan-peraturan yang berlaku dalam kehidupan manusia semakin beragam.
Hal ini tentu saja bukan untuk membebani ataupun mempersulit kehidupan manusia
tetapi sesungguhnya peraturan-peraturan yang ada itu harusnya demi kehidupan
yang lebih baik.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-indent: .5in;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Tidak dapat disangkal bahwa semakin
banyak peraturan yang dibuat, semakin banyak pula terjadi pelanggaran.
Banyaknya pelanggaran tentunya mengindikasikan adanya ketimpangan antara
peraturan dan obyek yang menjalankan aturan tersebut. Hal ini tentunya tidak
baik karena dengan meningkatnya pelanggaran maka terjadi ketidakseimbangan
dalam sistem yang berlaku di komunitas yang menjalankan peraturan tersebut.<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=8846335305190637563#_ftn4" name="_ftnref4" style="mso-footnote-id: ftn4;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: SimSun; mso-fareast-language: EN-US; mso-font-kerning: 1.0pt;">[4]</span></span></span></span></a></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-indent: .5in;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Dunia pendidikan juga tidak lepas
dari tindakan pelanggaran disiplin yang meningkat seperti keterlambatan dalam
manjalankan tugas akademis maupun pelanggaran etika bahkan mengarah pada tindak
pidana. Contoh pelanggaran disiplin yang cukup menggemparkan dunia pendidikan
adalah peristiwa tawuran antar SMA 70 dan SMA 06 pada tanggal 24 September 2012
yang menelan korban jiwa seorang pelajar dan enam orang siswa ditetapkan
sebagai tersangka oleh pihak kepolisian.<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=8846335305190637563#_ftn5" name="_ftnref5" style="mso-footnote-id: ftn5;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: SimSun; mso-fareast-language: EN-US; mso-font-kerning: 1.0pt;">[5]</span></span></span></span></a>
Seperti<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>yang diberitakan oleh salah satu
media <i style="mso-bidi-font-style: normal;">online</i> nasional bahwa pemicu
tawuran itu hanyalah masalah sepele.<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=8846335305190637563#_ftn6" name="_ftnref6" style="mso-footnote-id: ftn6;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: SimSun; mso-fareast-language: EN-US; mso-font-kerning: 1.0pt;">[6]</span></span></span></span></a><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Hal ini merupakan pukulan telak bagi dunia
pendidikan karena ini bisa menjadi cermin dari apa yang diajarkan para pendidik
baik secara kognitif, afektif maupun psikomotorik kepada para peserta didik. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-indent: .5in;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Dunia pendidikan di perguruan tinggi
juga kurang lebih mengalami masalah yang sama dalam hal pelanggaran disiplin.
Saat ini mudah ditemukan mahasiswa yang tidak berada di ruang kuliah padahal
seharusnya perkuliahan sedang berlangsung. Banyak juga mahasiswa yang
menyalahgunakan kepercayaan orang tuanya seperti menggunakan uang untuk
kebutuhan kuliah untuk hal-hal yang tidak berhubungan sama sekali dengan
kegiatan perkuliahan. Bahkan ada mahasiswi yang di keluarkan dari suatu lembaga
pendidikan karena yang bersangkutan terbukti hamil<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>di luar nikah.</span><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=8846335305190637563#_ftn7" name="_ftnref7" style="mso-footnote-id: ftn7;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-char-type: symbol; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-symbol-font-family: Symbol;"><span style="mso-char-type: symbol; mso-symbol-font-family: Symbol;">*</span></span></span></a><span style="font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-indent: .5in;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Selain karena masalah kepribadian
mahasiswa yang berbeda-beda, pelanggaran disiplin bisa juga disebabkan oleh
kurangnya pengawasan baik dari pihak orang tua maupun dari pihak kampus. Untuk
itu, dalam rangka meningkatkan pengawasan orang tua maupun lembaga pendidikan,
maka dibuatlah suatu system yang dikenal dengan asrama. Fungsi asrama di
perguruan tinggi khususnya di bidang keagamaan seperti Sekolah Tinggi Teologi
(STT) termasuk di STT IKSM Santosa Asih Jakarta dimana penulis mengadakan
penelitian, selain untuk tempat tinggal bagi mahasiswa yang jauh tempat
tinggalnya, asrama juga berfungsi untuk membentuk mental dan kedisiplinan
mahasiswa.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-indent: .5in;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Kehidupan di asrama tidak serta-merta
merubah kehidupan seorang mahasiswa menjadi taat pada aturan. Banyaknya
mahasiswa yang tinggal di asrama juga mengakibatkan berbagai gesekan antar
penghuninya. Hal ini tentu saja disebabkan oleh banyak faktor termasuk
kepribadian yang berbeda-beda.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-indent: .5in;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Karena kepribadian manusia memang
berbeda-beda seperti yang telah disebutkan diatas maka perlu adanya suatu
aturan yang bisa mengakomodir setiap kebutuhan individu yang ada hingga bisa
terjadi relasi yang baik antar pribadi. Sarlito Wirawan dalam bukunya
menuliskan:</span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 12.0pt; margin-left: .5in; margin-right: 0in; margin-top: 0in;">
<span style="font-size: 12.0pt;">Unik berarti berbeda dari yang
lainnya. Jadi tiap-tiap manusia selalu mempunyai ciri-ciri, sifat-sifat
tersendiri yang membedakannya dari manusia lainnya. Tidak ada dua manusia yang
sama di dunia ini. Pengalaman-pengalaman masa lalu dan aspirasi-aspirasinya
untuk masa-masa yang akan datang menentukan tingkah laku seseorang di masa
kini, dan karena tiap orang mempunyai pengalaman dan aspirasi yang
berbeda-beda, maka tingkahlaku-tingkahlakunya di masa kini pun berbeda-beda.<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=8846335305190637563#_ftn8" name="_ftnref8" style="mso-footnote-id: ftn8;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: SimSun; mso-fareast-language: EN-US; mso-font-kerning: 1.0pt;">[7]</span></span></span></span></a></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Untuk itu sangat diperlukan suatu teori pembentukan perilaku
yang efektif agar mahasiswa yang tinggal di asrama bisa saling berinteraksi
dengan baik sehingga pembentukan mental dan kedisiplinan mahasiswa bisa
berjalan dengan baik. Disinilah peran teori pembelajaran sangat diperlukan.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-indent: .5in;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Sejak abad ke-19 sampai sekarang
telah berkembang banyak teori belajar dan salah satu yang sangat berpengaruh
adalah teori tingkah behaviorisme. Teori ini pada awalnya dikenalkan oleh Ivan
Pavlov pada sekitar taahun 1900an dengan teori yang dinamakaa pengkondisian
klasik (<i style="mso-bidi-font-style: normal;">Classical Conditioning</i>) yang
kemudian dikembangkan oleh beberapa ahli diantaranya B. F Skinner.<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=8846335305190637563#_ftn9" name="_ftnref9" style="mso-footnote-id: ftn9;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: SimSun; mso-fareast-language: EN-US; mso-font-kerning: 1.0pt;">[8]</span></span></span></span></a>
</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-indent: .5in;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Dasar dari teori behaviorisme adalah
bagaimana memberikan stimulus yang tepat untuk mendapatkan respon yang
diinginkan (S-R).<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=8846335305190637563#_ftn10" name="_ftnref10" style="mso-footnote-id: ftn10;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: SimSun; mso-fareast-language: EN-US; mso-font-kerning: 1.0pt;">[9]</span></span></span></span></a>
Dengan demikian melalui teori ini maka sikap atau tidakan manusia dapat diatur
dengan cara memberikan stimulus yang tepat termasuk bagaimana seseorang bersikap
terhadap peraturan-peraturan yang telah ditetapkan untuk kebaikan bersama.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-indent: .5in;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">B. F. Skinner<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>menekankan bahwa setiap untuk mendapatkan
respon yang diinginkan maka perlu adalnya suatu stimulus yang terus-menerus
sampai menjadi suatu kebiasaan.<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=8846335305190637563#_ftn11" name="_ftnref11" style="mso-footnote-id: ftn11;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: SimSun; mso-fareast-language: EN-US; mso-font-kerning: 1.0pt;">[10]</span></span></span></span></a>
Teori ini tentu sangat berguna dalam dunia pendidikan terutama dalam membentuk
perilaku seseorang menjadi seperti yang diharapkan seperti kehidupan di asrama </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: 12.0pt; text-indent: .5in;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Berdasarkan semua pokok
pemikiran di atas maka penulis akan berusaha menjawab masalah ini dalam sebuah
karya ilmiah dengan judul HUBUNGAN PENERAPAN TEORI PSIKOLOGI PENGKONDISIAN B.
F. SKINNER DENGAN TINGKAT DISIPLIN MAHASISWA DI ASRAMA STT IKSM SANTOSA ASIH
JAKARTA</span> <span style="font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">TAHUN AKADEMIK
2012-2013.</span></div>
<div style="mso-element: footnote-list;">
<br clear="all" />
<hr align="left" size="1" width="33%" />
<div id="ftn1" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="text-indent: 21.0pt;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=8846335305190637563#_ftnref1" name="_ftn1" style="mso-footnote-id: ftn1;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: SimSun; mso-fareast-language: EN-US; mso-font-kerning: 1.0pt;">[1]</span></span></span></span></a> Sarlito
Wirawan Sarwono, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Pengantar Umum Psikologi</i>,
Jakarta: Penerbit Bulan Bintang, 1976, h. 86</div>
</div>
<div id="ftn2" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="text-indent: 21.0pt;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=8846335305190637563#_ftnref2" name="_ftn2" style="mso-footnote-id: ftn2;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: SimSun; mso-fareast-language: EN-US; mso-font-kerning: 1.0pt;">[2]</span></span></span></span></a> Soerjono
Soekanto, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Sosiologi</i>, Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 1990, h. 68</div>
</div>
<div id="ftn3" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="text-indent: 21.0pt;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=8846335305190637563#_ftnref3" name="_ftn3" style="mso-footnote-id: ftn3;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: SimSun; mso-fareast-language: EN-US; mso-font-kerning: 1.0pt;">[3]</span></span></span></span></a> <b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">Ibid.,</i></b>
187</div>
</div>
<div id="ftn4" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="text-indent: 21.0pt;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=8846335305190637563#_ftnref4" name="_ftn4" style="mso-footnote-id: ftn4;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: SimSun; mso-fareast-language: EN-US; mso-font-kerning: 1.0pt;">[4]</span></span></span></span></a> T. Berry
Brazelton, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Disiplin Anak</i>, (Jakarta:
PT. Bhuana Ilmu Populer, 2009),<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>h. xv</div>
</div>
<div id="ftn5" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="text-indent: 21.0pt;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=8846335305190637563#_ftnref5" name="_ftn5" style="mso-footnote-id: ftn5;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: SimSun; mso-fareast-language: EN-US; mso-font-kerning: 1.0pt;">[5]</span></span></span></span></a>
http://m.okezone.com /read/2012/10/10/500702152</div>
</div>
<div id="ftn6" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="text-indent: 21.0pt;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=8846335305190637563#_ftnref6" name="_ftn6" style="mso-footnote-id: ftn6;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: SimSun; mso-fareast-language: EN-US; mso-font-kerning: 1.0pt;">[6]</span></span></span></span></a> Tempo
Online, <a href="http://tempo.co/2012/09/24/431613/"><span style="color: windowtext; text-decoration: none; text-underline: none;">http://tempo.co/2012/09/24/431613/</span></a></div>
<div class="MsoFootnoteText">
<br /></div>
</div>
<div id="ftn7" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="text-indent: 21.0pt;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=8846335305190637563#_ftnref7" name="_ftn7" style="mso-footnote-id: ftn7;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: Symbol; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-char-type: symbol; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-symbol-font-family: Symbol;"><span style="mso-char-type: symbol; mso-symbol-font-family: Symbol;">*</span></span></span></a><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12.0pt;">) </span></span><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Berdasarkan pengamatan penulis</div>
</div>
<div id="ftn8" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="text-indent: 21.0pt;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=8846335305190637563#_ftnref8" name="_ftn8" style="mso-footnote-id: ftn8;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: SimSun; mso-fareast-language: EN-US; mso-font-kerning: 1.0pt;">[7]</span></span></span></span></a> Sarlito
Wirawan Sarwono<b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i style="mso-bidi-font-style: normal;">, Op. Cit</i></b>., h. 26</div>
</div>
<div id="ftn9" style="mso-element: footnote;">
<div align="left" class="MsoFootnoteText" style="text-align: left; text-indent: 21.0pt;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=8846335305190637563#_ftnref9" name="_ftn9" style="mso-footnote-id: ftn9;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: SimSun; mso-fareast-language: EN-US; mso-font-kerning: 1.0pt;">[8]</span></span></span></span></a> Joko
Winarto, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">B. F. Skinner</i>, http://edukasi.kompasiana.com/2011/02/13/teori-bf-skinner/<i style="mso-bidi-font-style: normal;"><span style="font-size: 12.0pt;"></span></i></div>
</div>
<div id="ftn10" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="text-indent: 21.0pt;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=8846335305190637563#_ftnref10" name="_ftn10" style="mso-footnote-id: ftn10;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: SimSun; mso-fareast-language: EN-US; mso-font-kerning: 1.0pt;">[9]</span></span></span></span></a> Calvin
S. Hall dan Gardner Lindzey, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Teori Teori
Sifat Behavioristik</i>, (Jakarta: Kanisius, 1993), h. 199</div>
</div>
<div id="ftn11" style="mso-element: footnote;">
<div class="MsoFootnoteText" style="text-indent: 21.0pt;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=8846335305190637563#_ftnref11" name="_ftn11" style="mso-footnote-id: ftn11;" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="mso-special-character: footnote;"><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 12.0pt; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: SimSun; mso-fareast-language: EN-US; mso-font-kerning: 1.0pt;">[10]</span></span></span></span></a> Nigel
C. Benson dan Simon Grove, <i style="mso-bidi-font-style: normal;">Mengenal
Psikologi</i>, (Jakarta: Penerbit Mizan, 2000), h. 76</div>
</div>
</div>
Wing of Gloryhttp://www.blogger.com/profile/07090864672521533087noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8846335305190637563.post-51159321836304490912013-02-26T17:27:00.000-08:002013-02-26T17:30:10.336-08:00Filsafat dan Iman Kristen (Laporan Bacaan)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><br />
</div>Dipandang dari sudut manapun, hubungan antara filsafat dan iman Kristen tidak dapat digambarkan sebagai suatu perkawinan yang ideal. Bnyak orang Kristen menganggap minat terhadap filsafat seagai suatu hal yang menjadikan kita ragu-ragu dan merupakan permainan api yang membahayakan. Ketika orang percaya berhasil meyakinkan beberapa filsuf, hal itu lebih sering mereka tempuh dengan mengorbankan dan mengkompromikan iman.<br />
Tujuan buku ini adalah menyelidiki para pemikir terkemuka dan gerakan-gerakan intelektual dari dunia pemikiran barat sejak ribuan tahun yang lampau disertai suatu pandangan untuk memperlihatkan bagaimana semua itu memengaruhi kepercayaan orang Kristen. Buku ini ditulis dari sudut pandang seorang yang tertanam secara mendalam kepada iman Kristen.<br />
<br />
Filsafat dan iman Kristen, sungguh suatu hal yang bertolak belakang dalam mencari yang namanya kebenaran. Dalam keadaannya sering terjadi perbedaan jawaban satu samalain, sehingga terpecah-pecah akan pemahaman satu dengan yang lain. Karena mereka berfikir dengan rasio yang tidak akan terpecahkan, hanya dengan iman maka itu akan terpecahkan. Sedangkan Alkitab adalah buku kebenaran yang tidak di ragukan lagi, oleh karena itu filsafat dan iman Kristen itu suatu yang bertolak belakang sekali. Dan ketika orang-orang percaya berhasil meyakinkan beberapa filsuf, hal itu lebih sering mereka tempuh dengan mengorbankan dan mengkompromikan iman. <br />
<br />
Di masa gereja yang mula-mula terdapat orang-orang seperti Yustinus Martir dan Clement dari Aleksandria yang berusaha meyakinkan para pembacanya bahwa banyak orang kafir yang telah dipimpin kepada agama yang benar melalui filsafat, dan mereka mengatakan bahwa filsafat bagi orang-orang Yunani kuno semacam Perjanjian Lama bagi orang-orang Yahudi. <br />
Meskipun buku ini memiliki empat ratus limapuluh filsuf yang berpendapat namun saat kita memiliki dasar Iman dan Alkitab maka ketika kita membaca buku filsafat ini , kita tidak akan terpengaruh akan semua pendapat yang diluar iman Kristen. Walaupun terdapat banyak sekali buku-buku sejarah mengenai filsafat sekuler, beberapa pendahuluanberharga yang mengantar kepada maslah-masalah teologi filsafat, begitu sangat langkanya buku-buku yang memaparkan sejarah filsafat dari sudut pandang yang lebih luas kepada jaman ini dan hubungannya dengan kekristenan.<br />
<br />
Beberapa pendapat filsafat dan iman kristen yang dibaca pada buku ini. Plato, seorang filsuf Yunani yang mengajarkan bahwa dunia yang kitalihat dengan mata kita dan yang kita sentuh dengan tubuh kita, didalam realita sebenarnya hanyalah sebuah dunia bayang-bayang. <br />
Philo, seorang pemikir Yahudi dari Aleksandria, mengadaptasikan ajaran Plato kedalam Yudaisme. Plotinus mengembangkan ajaran yang kemudian dikenal sebagai Neo-Platonisme. Ajaranini percaya akan satu yang tertinggi ( Ultimate One ) yang berada di balik segala pengalaman atau peristiwa. <br />
<br />
Aristoteles percaya bahwa pikiran-pikiran berada hanya sebagaimana yang dinampakan di dalam obyek-obyek individual. Boethius menulis karyanya yang paling terkenal, On The Consolation of Philosophy, yang menggambarkan bagaimana jiwa manusia mampu mengatasi kesengsaraan serta mencapai suatu visi mengenai Allah melalui perenungan filsafih. Tetapi usaha untuk menyingkat perdebatan itu tidak selamanya mudah. <br />
Sekalipun demikian, bagi kebanyakan kita suatu pola yang dapat diterima oleh pemikir filsafat berikutnya itu bukannya tidak bernilai sama sekali. <br />
<br />
Di dalam buku ini kebanyakan menceritakan sejarah yang dialami filsuf dari abad pertengahan sampai sekarangini, bahkan membahas tentang pelajaran teologi di akhir tulisan. Buku ini memiliki tulisan paragraph dan tidak dibuat dalam tulisan point – perpoint, namun meski begitu hal itu bisa di mengerti oleh pembaca, dan membuat pembaca lebih banyak berfikir tentang apa yang telah di paparkan oleh filsuf-filsuf yang ada dalam buku ini. Sehingga buku ini bermanfaat untuk pengetahuan bagi sipembaca agar dapat menyeleksi pemikir-pemikir dan gerakan-gerakan itu, yang penting untuk dibicarakan. Terkadang saat kita melihat pendapat seorang filsuf, keduanya serupa, tetapi kadang-kadang tidak serupa. Itu sebuah masalah dalam buku ini. <br />
<br />
Bab satu berisikan zaman abad pertengahan dimana, disitu mulai lahirnya filsafat kemudian Agustinus dan Gereja mula-mula, filsafat Yunani, metafisika, Anselm dan argumentasi Ontologis, Thomas Aquinas yang berisikan lima jalan, doktrin tentang analogi. Kemudian signifikasi Filsafat Abad Pertengahan yang berisikan dua pendekatan terhadap kebenaran dalam agama signifikasi historis dari Aquinas. Bab dua berisikan reformasi sampai abad pencerahan, yang merupakan tempat kelahiran pemikiran modern, menceritakan para reformator dan penerusnya yaitu luther, reformasi di luar Jerman dan filsafat dan para reformator. <br />
Rasionalisme dengan tokoh-tokohnya, Descrates, Spinoza, Leibiniz, Pascal. Sedangkan empirisme dengan tokoh Locke, Barkeley, Hume kemudian orang-orang deistis Inggris dan lawan-lawan mereka, kebangunan teologi natural, deisme skeptic, dan jawaban terhadap deisme. Pencerahan dan skeptisisme di Eropah dengan tokoh-tokohnya Rousseau, Voltaire, Lessing, dan kant. Bab ketiga berisikan gejolak abad kesembilan belas, cleiermacher dengan kehidupan dan karya-karyanya, pendekatan Schleiermacher serta ulasan. Hegel dan idealism, berisikan pengertian idealism, pendapat hegel, dan perkembangan idealism. Kierkegaard berisikan kehidupan dan karya-karyanya serta kebenaran dan kekeristenan. Atheism dan Agnotisisme dengan tokoh Feuerbach, Marx dan Materialisme Dialektikal, Nietzsche, Comte dan positivism, Mill dan Utilitarianisme, Pierce, James dan Pragmatisme serta Darwin dan evolusi. Kecenderuan teologi yang berisikan Teologi Liberal, reaksi katolik, keluasan pengetahuan konsevatif. Positivisme logis merupakan suatu gerakan anti metafisika di dalam filsafat. <br />
<br />
Prinsip Verifikasi adalah senjata utama kaum positivism logis. Mereka memakai prinsip ini untuk membedakana antara pernyataan asli dan yang palsu. Positvisme logis menegaskan bahwa suatu pernyataan asli jika dapat diverifikasi sebagaimana hipotesis ilmiah diuji oleh pengujian umum. Eksistensialisme adalah salah satu –isme yang tidak dapat terlalu dikatakan sebagai gerakan tetapi kurang lebih hanya merupakan program umum dari suatu kecenderungan atau sikap. Ada eksistensialis yang ateis dan ada eksistensialis yang mengaku sebagai Kristen. <br />
Eksistensialisme merupakan sebagian dari gerakan penolakan terhadap masyarakat modern. Ada beberapa teolog yang dalam beberapa cara dapat dikategorikan sebagai Eksistensialis diantaranya Nicolai Berdyaev (1874-1948) dari Rusia. Ada juga dua penulis yang mempengaruhi pikiran barat yaitu Rudolf Bultmann dan Paul Tillich.<br />
<br />
Radikalisme yang berasal sejak sebelum abad XIX selama sekitar 30 tahun lebih berangsur-angsur mati, tetapi sebenarnya belum pernah betul-betul mati. Setelah Perang Dunia pertama, ia diselubungi oleh perhatian yang baru terhadap teologi biblika. Sekitar ahun 1960 telah terlihat sebagian kebangunan Radikalisme di Inggris dan Amerika Utara. Seperti kebanyakan bentuk Radkalisme, Radikalisme agama Baru merupakan suatu gerakan protes. Sekalipun secara pribadi-pribadi mereka memberikan usulan masa depan, tidak ada program positif yang dapat diterima baik untuk teologi, penginjilan maupun gereja. Banyak kaum radikal mendapatkan kesan yang mendalam dari permintaan Bultmann untuk melakukan demitologisasi. Dan oleh karena itu, injil harus dikupas dari hal-hal supranatural dan dijabarkan ulang di dalam pengistilahan sekuler. <br />
<br />
Salah satu figure yang menonjol di seluruh gerakan ini adalah Dietrich Bonhoeffer yang hamper dianggap sebagai seorang nabi. Dua gagasan yang paling menonjol adalah bahwa dunia ini sudah dewasa dan kekristenan sudah kehilangan sifat keagamaannya. Gagasan pertama bukanlah hal baru. Kant percaya bahwa ia sedang berdiri di pintu masuk dunia yang demikian. Bonhoeffer percaya bahwa manusia harus memikirkan ulang konsep tentang Allah. Bagi dia, hidup orang Kristen bukan berarti menarik diri dari dunia ini tetapi keterlibatan total dalam dunia. Dia menuliskan bahwa orang Kristen tertantang untuk mengambil bagian di dalam penderitaan Allah di tangan dunia yang tak berillah ini.<br />
Humanisme adalah sejenis agama dengan kredonya. Tetapi ini adalaha agama tanpa Allah. Jikapun ada Allah, maka Dia tidak dapat dikenal dan tidak dapat disandari. Manusia harus hidup bagi dirinya sendiri. Karena senang atau tidak, manusia telah terdampar di bumi dan harus mempertahankan hidupnya sendiri. Merurut paham humanism, satu-satunya hal yang pasti dalam kehidupan adalah kematian. Injil humanis mengajak orang untuk berbuat yang terbaik dari antara pekerjaan yang buruk. Dunia ini sama sekali tidak berguna.<br />
<br />
Jika seringkali Katolikisme bersalah dengan memperkenalkan ide-ide filsafat mencemarkan kebenaran Kristen, maka dapat dikatakan bahwa kaum injili telah bersalah dengan membiarkan kasus-kasus itu berjalan sebagaimana adanya. Kaum injili memberikan kontribusi yang besar bagi penginjilan dan bahkan pada studi Alkitab tetapi memberikan hanya sedikit kontribusi dalam hal mempertahankan iman secara filosofis.<br />
<br />
Dari sejak Aquinas sanpai Van Til, banyak penulis yang sangat dipengaruhi oleh penekanan Paulus bahwa “apa yang dapat mereka ketahui tentang Allah nyata bagi mereka, sebab Allah telah menyatakannya kepada mereka. Sebab apa yang tidak Nampak daripada-Nya yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya, dapat Nampak dari pikiran dan karya-Nya sejak dunia diciptakan.” Dalam kasus ini, Allah bukan sekedar hipotesis yang membutuhkan tersedianya pemjelasan yang memadai dari bukti-bukti rasional di dalam alam semesta. Ia adalah Dia yang kita kenal sebagai Pribadi dan Pencipta segala keberadaan. <br />
<br />
Jika ditarik kesimpulan dari penelaahan terhadap perdebatan yang telah berlangsung selama lebih dari seribu tahun antara para filsuf dan orang-orang Kristen di barat, adalah tidak adanya system filsafat yang bisa dibilang lengkap dan sempurna. Kenyataanya dapat dikatakan bahwa system-sistem seperti idealism Absolut, yang paling mengklaim sebagai system yang paling menyeluruh dan lengkap justru adalah system yang paling tidak sempurna.<br />
Bahaya menyandarkan kekristenan terlalu dekat dengan salaha satu system atau ide filsafat tertentu, paling sedikit isebabkan dua hal. Di satu pihak, iman Kristen harus dimanipulasi supaya cocok, dan di pihak lain, ketika kemudian ditemukan kelemahan dalam system tersebut, maka kesan yang didapat adalah bahwa iman Kristen juga harus runtuh bersama dengan system filsafat itu.<br />
<br />
Studi filsafat bukanlah tugas bagi mereka yang telah memutuskan untuk keluar dari kehidupan ini. Merupakan kesalahan jika berpikir bahwa kualitas yang dibutuhkan hanyalah sikap yang pasif. Sangat banyak masalah yang tidak terpecahkan. Keberanian, kesabaran, wawasan dan integritas yang mendalam dibutuhkan mereka yang kan menjawab masalah-masalah itu. Tetapi karena orang Kristen diyakinkan bahwa Allaha adalah Allah segala kebenaran, maka ia tidak akan putus asa. <br />
<br />
<br />
<b>Tanggapan Positif :</b><br />
1. Buku ini menarik untuk dibaca karena banyak sejarah-sejarah tentang filsuf terkenal.<br />
2. Buku ini cukup lengkap membahas dasar-dasar pemikiran filsafat secara umum.<br />
3. Buku ini cukup berimbang dalam menyajikana materi filsafat dengan prinsip dasar teologis.<br />
<br />
<b>Tanggapan Negatif:</b><br />
1. Ada beberapa kata yang bisa dikategorikan sebagai bahasa yang sulit dimengerti oleh orang awam terutama istilah-istilah filsafat maupun teologi.<br />
2. Ada beberapa bagian yang penerjemahannya agak kurang tepat sehingga bisa membingungkan pembaca.<br />
<br />
<b>Kesimpulan:</b><br />
Secara keseluruhan, buku ini sangat baik untuk dibaca oleh akademisi, baik mahasiswa, dosen maupun praktisi teologi lainnya sebagai bahan dalam pengembangan pemahaman tentang filsafat dan teologi. Buku ini juga sangat bermanfaat bagi pendidik maupun hamba Tuhan sebagai bahan apologetic, maupun penjelasan kepada orang-orang yang cukup cerdas dalam berfilsafat namun belum menemukan Kebenaran yang Sejati.<br />
<br />
Judul Buku: Filsafat dan Iman Kristen<br />
Penulis : Colin Brown © 1968, Tyndale Press<br />
Penerbit : Momentum (Lembaga Reformed Injili Indonesia) 1995<br />
Wing of Gloryhttp://www.blogger.com/profile/07090864672521533087noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-8846335305190637563.post-63322382388149615312013-02-24T18:53:00.000-08:002013-02-24T18:53:00.527-08:00PENDEKATAN PAK DIALOGIS<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><br />
</div><br />
1. Pengertian Dialogis<br />
Menurut KBBI, Dialogis berarti bersifat terbuka dan komunikatif.<br />
Pendekatan dialogis merupakan proses pendekatan antara dua paham atau lebih dengan cara komunikasi secara terbuka.<br />
2. Dasar Pendekatan Dialogis<br />
Kata dialogis tdak ditemukan dalam Alkitab, namun pendekatan dialogis merupakan salah satu cara pendekatan yang Yesus lakukan dalam pelayanannya (percakapan dengan Nikodemus, perempuan Samaria, Perwira Romawi dan para murid).<br />
Setiap orang bisa memiliki prinsip kebenaran sehingga melalui dialog kita bisa mengetahui sejauh mana pandangan seseorang akan kebenaran dan bagaimana mengkomunikasikan kebenaran yang sesungguhnya dimulai dari prinsip kebenaran orang lain.<br />
3. Pentingnya pendekatan Dialogis<br />
Cara dialog dan bukan “paksaan teologis” merupakan tuntutan bagi orang-orang Kristen dalam dunia yang pluralistic dewasa ini.jadi dengan adanya pendekatan dialogis ini maka dapat mempermudah orang Kristen menjalin hubungan social seara individual dengan agama-agama lainnya atau semua orang. Sambil menawarkan kabar gembira tentang keselamatan.<br />
- Dengan pendekatan dialogis, maka kita bisa mengetahui ajaran/paham orang lain.<br />
- Dialog antaragama bisa menjadi hubungan yang saling menyuburkan.<br />
<br />
4. Kelemahan Pendekatan Dialogis<br />
- Cenderung terjadi perdebatan ketika berdialog dengan mereka yang beragama lain sehingga berujung pada konflik dan pertikaian.<br />
- Bagi orang Kristen yang berdialog, jika pengetahuan kekristenan (doktrin) kurang mendalam dapat menciptakan doktrin-doktrin atau ajaran yang tidak sesuai dengan ajaran kebenaran Firman Tuhan.<br />
- Pembahasan tentang Kebenaran secara umum dan kurang bisa menekankan tentang Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat sebagai Kebenarana Sejati.<br />
<br />
5. Kesimpulan Kelompok<br />
- Pendekatan Dialogis merupakan suatu prinsip pendekatan yang sangat baik dalam hal menceritakan kebenaran dengan orang yang memiliki keyakinan tertentu. Melalui pendekatan dialogis maka kita bisa mendapat kesempatan yang lebih luas dalam menceritakan kebenaran dan juga kesempatan untuk mendengarkan kebenaran menurut pandangan yang lain.<br />
- Dalam pendekatan dialogis perlu memperhatikan dasar kepercayaan kekristenan yang kuat sehingga tidak lemah dan mudah terombang-ambing oleh ajaran atau paham yang lain.<br />
- Pendekatan dialogis harus dilakukan dengan prinsip kasih. Dalam arti tidak langsung menghakimi orang lain melainkan dengan sabar menuntun orang itu kepada Kebenaran yang sesungguhnya dengan memanfaatkan paham mereka sebagai ‘pintu masuk’.<br />
- Perlu mengenal dengan baik dengan siapa kita berdialog sehingga jika dialog menemui perbedaan pendapat yang cukup signifikan, para pelaku dialog bisa menyikapinya dengan bijak sehinga menghindari hal-hal yang berlawanan dengan hukum.<br />
<i>• disadur dari Dr. Daniel Stefanus, Pendidikan Agama Kristen Kemajemukan, hlm. 69 – 90 dan beberapa sumber lain.</i><br />
Wing of Gloryhttp://www.blogger.com/profile/07090864672521533087noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8846335305190637563.post-26298847288086803242013-02-04T10:23:00.000-08:002013-02-04T10:23:06.036-08:00YESUS MENGUTUS 70 MURID (Tafsiran Lukas 10:1-12)BAB I<br />
PENDAHULUAN<br />
<br />
A. Pengantar Injil Lukas<br />
Injil Lukas adalah kitab pertama dari kedua kitab yang dialamatkan kepada seorang bernama Teofilus (Lukas 1:1,3 ; Kis 1:1). Walaupun nama penulis tidak dicantumkan dalam dua kitab tersebut, kesaksian yang bulat dari kekristenan mula-mula dan bukti kuat dari dalam kitab-kitab itu sendiri menunjukkan bahwa Lukaslah yang menulis kedua kitab itu.<br />
Rupanya Lukas adalah seorang petobat Yunani, satu-satunya orang bukan Yahudi yang menulis sebuah kitab di dalam Alkitab. Roh kudus mendorong dia untuk menulis kepada Teofilus (artinya : seorang yang mengasihi Allah) guna memenuhi suatu kebutuhan dalam jemaat yang terdiri atas 2 bagian:<br />
1. Kelahiran, kehidupan, dan pelayanan, kematian, kebangkitan dan kenaikan Yesus (Injil Lukas), dan <br />
2. Pencurahan Roh kudus di Yerusalem dan perkembangan selanjutnya dari Gereja mula-mula (Kisah Para Rasul)<br />
Kedua kitab ini merupakan lebih dari seperempat bagian dari seluruh kitab Perjanjian Baru. Dari surat-surat Paulus kita mengetahui bahwa Lukas adalah seorang “yang kekasih”, seorang dokter (Kolose 4:14) dan seorang teman sekerja Paulus yang setia (2 Tim 4:11)<br />
Dari penulisan Lukas sendiri kita mengetahui bahwa ia seorang yang berpendidikan tinggi, penulis yang terampil, sejarahwan yang teliti dan teolog yang di Ilhami ketika ia menulis injilnya. Agaknya Gereja bukan Yahudi belum memiliki Injil yang lengkap, atau yang tersebar luas mengenai Yesus. Matius menulis Injilnya pertama-tama bagi orang Yahudi, sedangkan Markus menulis sebuah Injil yang singkat bagi Gereja di Roma. Orang percaya bukan orang Yahudi yang berbahasa Yunani memang memiliki kisah-kisah lisan mengenai Yesus diceritakan oleh para saksi mata, juga intisari tertulis yang pendek tetapi tidak suatu Injil yang lengkap dan sistematis (Lukas 1:1-4). Barangkali Lukas mengerjakan penelitiannya (Lukas 1:3) di Palestina, sementara Paulus berada di Penjara Kaisarea (KPR 21: 17) dan menyelesaikan Injilnya menjelang akhir masa itu atau segera setelah ia tiba di Roma bersama dengan Paulus (Kis 28:16) kira-kira pada tahun 60 – 63 M.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
B. Tujuan<br />
Lukas menulis Injil ini kepada orang-orang bukan Yahudi guna menyediakan suatu catatan yang lengkap dan cermat. Tentang segala sesuatu yang dikerjakan dan di ajarkan Yesus, sampai pada hari Ia terangkat (Kis. 1:1b-2a). Lukas yang menulis dengan Ilham orang lain yang ingin mengetahui kebenaran akan mengetahui dengan pasti kebenaran yang tepat yang telah diajarkan kepada mereka secara lisan (Lukas 1:3-4). Dalam kitab Lukas, Yesus dengan jelas terlihat sebagai juruselamat Ilahi-Insani yang menjadi jawaban Allah bagi kebutuhan segenap keturunan Adam akan selamat.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
BAB II<br />
YESUS MENGUTUS TUJUH PULUH MURID<br />
(TAFSIRAN LUKAS 10 : 1 – 12)<br />
<br />
Judul ini diambil dari ayat 1, yang diceritakan dalam perikop ini mirip dengan pengutusan kedua belas belas murid atau pengikut Yesus dalam Lukas 9:1-6, termasuk beberapa petunjuk yang diberikan Yesus kepada mereka. Ketujuh puluh pengikut itu diutus ke kota-kota yang kelak akan dikunjungi oleh Yesus sendiri. Mereka disuruh untuk mempersiapkan orang di kota-kota tersebut agar dapat menerima kunjungan Yesus kemudian.<br />
Perjalanan Pengikut-pengikut yang diutus itu dianggap sangat mendesak sehingga mereka harus memusatkan tenaga dan pikiran mereka dan mereka harus menghindarkan semua gangguan yang mungkin akan menggagalkan tugas mereka.<br />
A. Pengutusan dan Persiapan (ayat 1 – 4)<br />
TB.10:1 Kemudian dari pada itu Tuhan menunjuk tujuh puluh murid yang lain, lalu mengutus mereka berdua-dua mendahuluiNya ke setiap kota dan tempat yang hendak di kunjunginya. <br />
Kemudian dari pada itu atau lebih sederhana Setelah itu. Kata-kata ini menunjuk kepada perikop di atas bagaimana dibicarakan sikap orang orang dalam. Mengikuti Yesus. Ketujuh puluh orang yang diutus yang disebut dalam ayat ini dapat dianggap tidak mempunyai sikap ragu-ragu seperti diatas.<br />
Tuhan: Artinya yang kuasa dan wewenang-Nya diakui sepenuhnya.<br />
Menunjuk tujuh puluh murid yang lain: ini berarti selain dari yang dua belas orang yang sebelumnya sudah di tunjuk. Dalam BIMK Memilih Tujuh puluh pengikut lagi, yang jelas menunjukan bahwa ke tujuh puluh pengikut ini merupakan tambahan dari yang sudah ada. Dalam BIMK Ada catatan kaki yang mengatakan bahwa beberapa naskah Yunani kuno lainnya ada pula yang mengatakan tujuh puluh dua. Perlu diketahui bahwa angka tujuh puluh merupakan angka yang penting di kalangan bangsa Yahudi misalnya tujuh puluh para tua-tua Israel (Kel 24:1, Bil 11:16). Tidak diketahui apakah diantara yang ketujuh puluh itu ada juga perempuan atau tidak. sebaiknya dipakai istilah yang netral, sehingga dapat berarti laki-laki atau perempuan.<br />
Mengutus atau ‘’Menugaskan”. <br />
Berdua-dua atau “ dua orang dalam satu kelompok”. Setiap kelompok tentu pergi ke kota atau kampung dan tempat yang berbeda. Untuk menegaskan hal ini ayat ini dapat disusun kembali menjadi : Setelah itu Tuhan Yesus memilih tujuh puluh pengikut lagi lalu mengutus mereka berdua-dua pergi lebih dahulu ke berbagai kota dan tempat yang hendak Dia kunjungi. Selain untuk bekerja sama dengan baik, pengutusan berdua-dua juga merupakan penegasan kesaksian dalam kehidupan masyarakat Yahudi.<br />
TB: 10:2 Kata-Nya kepada mereka : ‘’ Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit karena itu mintalah kepada Tuhan yang empunya tuaian supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.<br />
Tuaian memang banyak: Ini adalah Kiasan yang menggambarkan bahwa sudah banyak orang siap untuk dibawah masuk ke dalam kerajaan/ Pemerintahan Allah. Hal iti dilakukan dengan memberitakan Injil atau kabar baik. Kiasan tersebut diambil dari lingkungan pertanian, yang menggambarkan suatu keadaan yang mendesak, karena musim menuai sudah tiba dan kalau kesempatan yang baik itu tidak di pergunakan, Tuaian akan gugur, dan sang petani akan rugi. Di daerah pertanian tertentu, ungkapan tersebut lebih mudah di mengerti kalau dikatakan “ Ladang yang hendak di tuai sungguh luas”. Atau : “ betapa luasnya ladang yang hendak di tuai”. Bandingkan dengan BIMK, Yang juga memakai kata ladang dalam kalimat kedua di ayat ini. Dalam bahasa lain dikatakan: “ Banyak yang harus dituai”. Waktu yang “ mendesak “ hendaknya tercermin dalam terjemahan.<br />
Tetapi pekerja sedikit: Kata penghubung tetapi menunjukan suatu perbedaan yang tajam antara banyaknya Tuaian dan sedikitnya pekerja. Yang dimaksud dengan pekerja ialah pekerja untuk menuainya BIMK. Untuk mengungkapkan keadaan antara ke dua hal tersebut dapat juga di tulis misalnya “ Di satu pihak banyak yang harus di tuai tetapi di pihak lain hanya sedikit pekerja untuk menuainya”.<br />
Tuan yang empunya tuain dapat di terjemahkan menjadi : “ Pemilik ladang yang hendak di tuai”. Yang dimaksudkan sebagai pemilik adalah Allah. <br />
Mengirimkan Pekerja-Pekerja untuk tuaian itu atau: “ Menyuruh orang-orang untuk menuai di ladanyaNya “. Dalam bahasa-bahasa tertentuh mungkin ada istilah-istilah khusus untuk pekerja-pekerja yang menuai hasil pertanian tertentuh, atau kadang-kadang tergantung dari alat yang mereka pakai untuk menuai. Misalnya orang yang menuai dengan memakai “sabit” atau “ ketam” atau” ani-ani “ disebut “ pengetam “. Namun penerjemah harus hati-hati pulah supaya jangan sampai istilah itu justru tidak berarti sama dengan penuai, yaitu orang yang bekerja mengumpulkan hasil ladang. Misalnya istilah penyabit jangan sampai berarti penyabit rumput. Penerjemah dapat memakai istilah-istilah tersebut bila perlu.<br />
Kalau terjemahan yang berupa kiasan atau metafora seperti ini tidak dapat di mengerti oleh pembaca maka penerjemah dapat membuat catatan kaki untuk menjelaskan : “ Tuaian .” menggambarkan orang-orang yang siap masuk ke dalam kerajaan Allah.; “ pekerja’ adalah orang-orang yang di utus memberitakan Injil atau kabar baik kepada orang-orang itu.<br />
TB: 10:3 Pergilah, sesunggunya aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala.<br />
Pergilah atau “sekarang berangkatlah”<br />
Sesunggunya aku mengutus kamu: atau: “ketahuilah bahwa aku mengutus kalian”, “ingatlah bahwa...”<br />
Seperti anak domba ke tengah-tengah serigala: Yesus menggambarkan pengikut-pengikutnya bagaikan anak domba yang lemah dan orang-orang lain yang mereka hadapi bagaikan serigala yang ganas. ( kata Yunani yang diterjemahkan sebagai serigala disini berbeda dengan “serigala” yang disebut dalam Lukas 9:58.) Kata serigala dapat di terjemahkan menjadi:” anjing hutan yang ganas:. Cara lain ialah tetap mempertahankan kata serigala tetapi di lengkapi dengan sifatnya, sehingga ungkapan diatas menjadi:” seperti anak domba yang lemah ketengah-tengah serigala yang ganas.<br />
TB: 10:4 Janganlah membawa pundi-pundi atau bekal atau kasut, dan janganlah memberi salam kepada siapa pun selama dalam perjalanan.<br />
Pundi-pundi, dalam BIMK Diterjemahkan sebagai dompet atau istilah umum seperti: “tempat uang”. <br />
Bekal: yang dimaksud ialah kantong atau tas yang biasa dibawa oleh orang yang bepergian sebagai tempat perbekalan, jadi dalam konteks ini agaknya kurang cocok kalu diterjemahkan seperti BIMK Kantong sedekah.<br />
Kasut atau “ sandal” yang terbuat dari bahan Kulit yang di kenakan untuk melindungi kaki (sepatu, BIMK). Yesus tidak melarang memakai “ sandal “ atau sepatu, tetapi yang di larang ialah membawa sepatu cadang atau tambahan.<br />
Maksud dari seluruh perinta ini ialah agar mereka jangan membawa barang-barang atu pesediaan yang biasanya di nggap sangat penting dalam perjalanan. Mereka sepenuh nya harus bergantung pada pemeliharaan Allah. Bagian ini dapat di terjemahkan menjadi:” Janganlah maembawa tempat uang, tas atau sandal tambahan.<br />
Janganlah memberi salam kepada siapapun selama dalam perjalanan: yang dilarang ialah memberi salam selama dalam perjalanan. Maksudnya ialah bahwa mereka harus langsung pergi ke tujuan mereka dan jangan gara-gara memberi salam secara berlebihan, mereka terlambat atau terhalang sampai ke tujuan. Jadi ayat ini dapat diterjamahkan menjadi:<br />
Janganlah membawa dompet atau tas tempat bekal atau pun sepatu. Janganlah biarkan dirimu terhalang ketika pergi ke tempat yang engkau tuju akibat memberi salam kepada orang-orang yang kau temui dalam perjalanan.<br />
B. Tentang Salam (ayat 5 – 6)<br />
TB: 10:5 Kalau kamu memasuki suatu rumah katakana lebih dahulu: damai sejahtera bagi rumah ini.<br />
Kalau kamu memasuki suatu rumah, katakanlah terlebih dahulu: ini dapat di susun menjadi:” sebelum kalian masuk ke rumah seseorang katakanlah ( begini)”:<br />
Damai sejahtera bagi rumah ini: Ini adalah salam yang biasa di ucapkan oleh orang Yahudi. Damai sejahtera adalah terjemahan dari bahasa Yunani yang berarti” tenang; aman,tanpa permusuhan,sehat, makmur atau sejahtera “. Inilah yang diharapkan terjadi pada setiap orang yang ada dalam rumah itu. Rumah ini berarti “ salam sejahtera bagi seluruh keluarga anda”. Dalam beberapa bahasa, salam ini mungkin akan menjadi:” semoga Tuhan memberkati kalian sekeluarga”, atau:” semoga semuanya baik bagi kalian”. <br />
TB 10:6 Dan jikalau di situ ada orang yang layak menerima damai sejahtera, maka salammu itu akan tinggal atasnya. Tetapi jika tidak, salammu itu kembali kepadamu.<br />
Dan jikalau disitu ada orang yang layak menerim damai sejahtera: terjemahan harfiah dari bahasa yunaninya adalah sebuah kiasan, yaitu “ kalau disitu ada anak damai” (KJV: son of peace). Arti dari kiasan ini ialah: “ kalau ada orang yang cintai damai ‘ atau..orang yang suka damai. Ungkapan itu dapat menjadi: “ jika seorang pencinta damai ada di rumah itu”. <br />
Salammu itu akan tinggal atasnya: Dalam BIMK Kata salammu di uraikan lebih jauh sehingga: Salam damaimu itu. Maksudnya ialah bahwa “Allah betul-betual akam membuat keluarga itu damai dan sejahtera “<br />
Tetapi jika tidak: Selengkapnya ungkapan ini berati: “tetapi jika di dalam rumah itu tidak ada orang cinta damai”.<br />
Salammu itu kembali kepadamu: Dalam BIMK kalimat berita ini juga menjadi kalimat perintah tariklah kembali salam damaimu itu. Melihat bentuk bahasa Yunaninya, maka pernyataan ini lebih baik dipertahankan seperti TB, dan dapat pula di buat menjadi:” maka salammu itu akan kembali kepadamu.”<br />
C. Upah Pekerja (ayat 7 – 8)<br />
TB 10:7 Tinggallah dalam rumah itu, makan dan minumlah apa yang di berikan orang kepadamu sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Janganlah berpindah-pindah rumah.<br />
Tinggallah dalam rumah itu: Yang di maksud dengan rumah itu ialah rumah yang menerimah mereka, rumah yang penghuninya cinta perdamaian oleh karena itu, terjemahannya dapat di buat menjadi: tinggllah dalam rumah orang yang mau menerimah kalian”. <br />
Makan dan minumlah apa yang diberikan orang kepadamu: Kata diberikan lebih cocok kalau diganti dengan dihidangkan dalam bahasa in donesia karena ini berkaitan dengan makan dan minun. Jadi, ungkapan ini dapat di buat menjadi:” makan dan minumlah apa yang di hidangkan orang kepadamu”. Ini adalah suatu ungkapan supaya baergembira untuk memperoleh apa yang dihidangkan kepada mereka.<br />
Sebab seorang pekerja patut mendapat upanya: ini adalah sebuaah pepatah yang umum. Pepatah ini dimaksudkan untuk memberikan semangat kepada paengikut-pengikut Yesus bahwa walaupun mereka tidak membawa bekal dalam perjalanan kebutuhan mereka akan di cukupi. Patut dapat juga diterjemahkan menjadi:” layak” atau “wajar” atau berhak. Kata upah juga berarti.” Imbalan”. alaupuWn upah dapat berarti sejumlah uang yang di bayarkan bagi seorang pekerja, dalam konteks ini bukan itu yang dimaksud, tetapi kebutuhan sehari-hari yang cukup.<br />
Janganlah berpindah-pindah rumah: Terjemahan BIMK lebih dekat dengan bahasa Yunaninya. jangan berpindah-pindah dari satu rumah kerumah yang lain.ada berbagai alasan untuk berpindah dari satu rumah ke rumah yang lain, misalnya: karena takut telalu membebani tuan rumah karena di undang oleh orang lain; atau merasa kurang puas atas pelayanan tuan rumah. Apapun alasannya mereka tidak boleh meninggalkan rumah yang mula-mula menerimah mereka.<br />
TB: 10:8 Dan jikalau kamu masuk ke dalam sebua kota dan kamu diterima disitu makanlah apa yang dihidangkan kepadamu,<br />
Disini perhatian dialihkan ke kota-kota yang akan mereka kunjungi sedangkan ayat lima sampai tuju bagaimana sikap mereka terhadap rumah atau keluarga yang mereka temui.<br />
Diterima:BIMK Menerjemakannya dengan disambut. Kata ini agaknya terlalu berlebihan karena disambut dapat memberi kesan bahwa ada upacara penyambutan atau disambut dengan rame-rame. Oleh karena itu lebih baik memakai kata diterima. Kalimat pasif dapat juga di ubah menjadi kalimat aktif misalnya:” kalau kalian masuk ke sebuah kota dan orang menerima kalian (dengan baik) di kota itu...”, orang meminta kalian tinggal bersama mereka”,..yang mengajak kalian singgah “.<br />
Makanlah apa yang dihidangkan kepadamu: ungkapan ini hampir sama dengan yang di katakan dalam ayat tujuh tetapi di sini tidak disebutkan”Minum”. Ungkapan ini dapat disusun ulang menjadi:”makanlah apa yang orang hidangkan kepada kalian” atau:” makanlah makan yang orang hidangkan kepada kalian tanpa ragu-ragu.<br />
D. Inti Pemberitaan (ayat 9 – 12)<br />
TB :10:9 Dan sembukanlah orang-orang sakit yang ada di situ dan katakanlah kepada mereka: kerajaan Allah sudah dekat padamu,<br />
Ayat ini lebih baik dibuat sebagai kalimat baru seperti BIMK. Katakanlah kepada mereka: Ini berarti bahwa yang di maksud dengan mereka bukan hanya orang sakit yang disembuhkan itu tetapi juga semua penduduk kota itu. BIMK menerjemahkan orang-orang di situ jadi, bagian awal ayat ini dapat di terjemahkan menjadi: “sembuhkanlah orang-orang yang sakit di kota itu dan beritakanlah kepada penduduk kota itu”. <br />
Kerajaan Allah sudah dekat padamu: Kerajaan Allah dapat di terjemahkan menjadi :” pemerintahan Allah”. Kadang-kadang kerajaan Allah berarti kenyataan hidup yang dapat dialami pada masa kini sebagai pengikut Yesus Kristus pada masa yang akan datang, dan kadang-kadang berarti kehidupan kekal yang sejati bersama Allah. Sudah dekat padamu menurut bahasa Yunaninya ungkapan ini berarti:”sudah tiba” atau” sudah ada di sini”.jadi ungkapan ini dapat juga di terjemahkan menjadi :” sudah tiba saatnya Allah memerintah sepenunya atas kalian” atau:”waktunya sudah tiba Allah ,menjadi Raja bagi kalian”. Penerjemah bisa memilih mana yang lebih kuat dampaknya bagi pembaca dalam bahasa sasaran apakah” memerintah” atau” menjadi Raja.<br />
TB:10:10-11 Tetapi jikalau kamu masuk ke dalam sebuah kota dan kamu tidak diterimah di situ, pergilah ke jalan-jalan raya kota itu dan seruhkanlah: (11) juga debu kotamu yang melekat pada kaki kami, kami kebaskan di depanmu; tetapi ketahuilah ini: kerajaan Allh sudah dekat.<br />
Dalam kedua ayat ini Yesus memberikan petunjuk bagaimana seharusnya tindakan pengikut-pengikutnya terhadap kota-kota yang tidak mau menerimah mereka. Mereka harus memberikan peringatan secara terbuka dan terang-terangan kepada penduduk kota itu.<br />
Pergilah ke jalan-jalan raya kota itu. maksudnya ke tempat terbuka di mana orang banyak bisa melihat dan mendengar apa yang mereka katakan. Di daerah-daerah tertentu mungkin tidak ada jalan-jalan raya di kampung atau di desa sehingga yang lebih cocok mungkin adalah” pergilah ke tengah lapangan di dalam desa”.<br />
Seruhkanlah:” katakanlah dengan suara yang keras”.<br />
Juga debu kotamu yang melekat pada kaki kami, kami kebaskan di depanmu: Walaupun artinya sama kata Yunani yang dipakai di sini berbeda dengan yang dipakai di lukas 9:5 di ayat ini kata Yunani yang dipakai adalah” menghapus”, “ melepaskan” atau “ membersihkan”, sedangkan di Lukas 9:5 kata yang di pakai adalah” mengebaskan”. “ menghapus” atau” mengebaskan debu dari kaki adalah suatu cara untuk menunjukan suatu penolakan dan peringatan terhadap orang atau penduduk kota yang dimaksud. Ungkapan ini dapat disusun ulang menjadi:” kami membersihkan debu kota ini dari kaki kami untuk memperingatkan kalian” atau:”... dari kaki kami sebagai suatu peringatan bagi kalian.<br />
Tetapi ketahuilah ini: kerajaan Allah sudah dekat: Dalam ungkapan ini ada arti tersirat “tetapi walaupun menolak kami”, sehingga ungkapan ini terjemahan ini menjadi: “Tetapi walaupun menolak kami ketahuilah sudah tiba saatnya Allah memerintah disini”, atau: “tetapi walupun kalian menolak kami ketahuilah bahwa sudah tiba saatnya Allah memerintah sebagai Raja ditengah-tengah kalian” <br />
TB:10:12 Aku berkata kepadamu : pada hari itu sodom akan lebih ringan tanggungannya dari pada kota itu. <br />
Aku berkata kepadamu atau BIMK ingatlah. Kata-kata ini dan ucapan berikutnya adalah kata-kata Yesus kepada pengikutnya-pengikutnya <br />
Pada hari itu: yang dimaksud ialah pada waktu Allah menghakimi dunia ini . Terjemahanya dapat menjadi seperti dalam BIMK atau “pada akhir zaman. <br />
Sodom adalah sebuah kota yang terletak dekat laut mati yang dihukum dan dihancurkan dengan cara dibakar habis oleh Allah dengan api karena kejahatan penduduknya (Kejadian 19).<br />
Sodom akan lebih ringan tanggunganya : “hukuman atas penduduk kota Sodom akan lebih ringan dari pada hukuman terhadap penduduk kota itu”, atau dapat dibalikkan, “hukuman atas penduduk kota itu lebih berat dari pada hukuman atas penduduk kota Sodom”.<br />
<br />
BAB III<br />
APLIKASI<br />
<br />
Sebagai pengikut Kristus, kita harus senantiasa taat kepada-Nya. Ketika Tuhan Yesus memberi perintah pada kita, itu berarti Dia memberikan jaminan penyertaan sehingga kita tidak perlu kuatir akan kebutuhan-kebutuhan yang ada. Setiap orang percaya seharusnya membawa damai sejahtera dimanapun dia berada dan senantiasa menjadi berkat bagi setiap orang yang dilayani. <br />
Dengan ini juga kita diajarkan untuk senantiasa menghormati setiap hamba Tuhan yang melayani dengan menyiapkan kebutuhannya sesuai dengan kemampuan kita. Sebagai utusan Tuhan, orang percaya memiliki otoritas rohani dalam Kristus sehingga penolakan terhadap utusan Tuhan sma halnya dengan menolak Sang Pengutus.Wing of Gloryhttp://www.blogger.com/profile/07090864672521533087noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8846335305190637563.post-45123715017749090742011-12-05T01:36:00.000-08:002011-12-05T01:36:20.007-08:00“HARAP TENANG SEDANG UJIAN” (Yesaya 30:15,16)<b>I. PENDAHULUAN</b><br />
1. Pasti tema di atas sudah tidak asing bagi kita. Cobalah main drum saat ada ujian yang sedang berlangsung, pasti akan di keroyok massa (orang-orang yang sedang ujian).<br />
2. Terkadang kita Tidak menydari bahwa peringatan tersebut tidak hanya ditujukan bagi mereka yang ujian kelulusan sekolah ataupun UTS dan UAS namun peringatan itu juga berlaku bagi kita mengalami ujian dalam kehidupan kita.<br />
<br />
<b>II. PENDALAMAN MATERI</b><br />
1. Yesaya 30 ini menunjukan bahwa orang Israel sedang dalam ujian dimana bangsa Asyur sedang dalam perjalanan dari timur untuk menguasai daerah-derah di sekitarnya sehingga orang Israel menjadi panic dan mencari pertolongan ke negala lain yang dianggap lebih kuat.<br />
2. Pada ayat 15, Tuhan mengatakan bahwa kekuatan itu justru ada saat umat Israel tinggal diam dan tenang. Diam dalam arti mereka tenang dan bergantung hanya pada Allah saja.<br />
3. Di ayat 16 ditegaskan bahwa kepanikan dan ketangkasan justru tidak dapan memberikan jalan keluar dalama menghadapi masalah.<br />
<br />
<b>III. PENUTUP</b><br />
1. Seringkali saat kita mengalami ujian, kita terlalu sibuk sibuk mencari jalan keluar dengan pola pikir dan kekuatan kita sendiri bahkan sibuk mencari bantuan "ke tempat lain" atau sibuk marah dan menyalahkan Tuhan atas semua yang terjadi dalam kehidupan kita.<br />
2. Seharusnya kita tetap tenang menghadapi apapun yang ada dihadapan kita, seperti yg tertulis di Yesaya 30:15 "Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu." <br />
3. Kalau kita percaya dan kenal siapa Tuhan kita, seharusnya tidak ada alasan untuk kita takut dan "sibuk sendiri" saat menghadapi masalah dan ujian . Pertanyaan nya "apakah kita sudah benar-benar kenal dan tau siapa Tuhan kita??"<br />
4. jadi mulai sekarang, saat kita sedang menghadapi banyak masalah <i>"Harap tenang hidupmu sedang di uji" datanglah pada-Nya dan kita akan mendapatkan jalan keluar ^_^<br />
</i><br />
<b>Posting ini merupakan bagian dari Tugas menyampaikan informasi tentang firman Tuhan dengan menggunakan Media Blog, Mata Kuliah Media Pembelajaran.<br />
Nama Dosen: Yonas Muanley, M.Th.<i><b></b></i></b>Wing of Gloryhttp://www.blogger.com/profile/07090864672521533087noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8846335305190637563.post-73764641963079132262011-11-14T20:09:00.001-08:002011-11-14T20:09:23.087-08:00sedang belajar blogging rame2 sekelassss..... seru euyWing of Gloryhttp://www.blogger.com/profile/07090864672521533087noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8846335305190637563.post-58564979776761236762011-10-13T17:18:00.000-07:002011-10-13T17:18:57.106-07:00RESPON PEPER SURAT ROMA DAN IBRANI<b>Judul Buku : Menggali Intisari Alkitab Perjnjian Baru<br />
Penulis/Penerbit: Hwang Jung Kill / Yayasan Daun Family.</b><br />
<br />
<br />
SURAT ROMA<br />
Surat Roma ditulis oleh Rasul Paulus pada tahun 58 M. surat ini ditulis di Korintus pada pada waktu hamper menyelesaikan perjalanan penginjilan yang ketiga kalinya. Paulus mempunyai dua pengharapan yaitu pergi ke Yerusalem da berkunjung ke Roma.<br />
Surat Roma terdiri dari 16 pasal dimana pasal 1-11 berisi kebenaran tentang keselamatan dari dosa, dibenarkan, pilihan dan sebagainya. Dari pasal 12-16 berisi kebenaran tentang bagaimana menuntut kehidupan sebagai orang Kristen di dunia.<br />
<br />
KEBENARAN ALLAH DINYATAKAN DALAM INJIL<br />
Paulus tidak malu memberitakan Injil (1:16-17).<br />
Keberadaan Injil adalah jalan yang dipersiapkan Allah agar manusia bukan saja tehindar dari murka Allah tetapi juga untuk memulihkan hubungan dengan Allah. Di dalam injil ada kekuatan untuk menyelamatkan dan di hadapa Allah manusia bisa dibenarkan. Siapa yang bisa mendapatkan kuasa injil ini? Yaitu orang yang percaya sehingga dia sebanarkan dan diselamatkan. Kebenaran Allaha ini bukan didapat dari hukum taurat melainkan hanya kasih karunia semata.<br />
Roma 1:18 memberikan argument mengapa kita memerlukan Injil. Alasannya karena semua orang telah berdosa. Manusia sebenarnya dapat mengenal Allah melalui ciptaannya tetapi manusia tidak memuliakan dan bersyukur kepadanya. Dasar penghukuman Allah kepada manusia adalah karena manusia menyembah ciptaan Allah dan bukan kepada Allah sebagai pencipta.<br />
OLEH KARENA ANUGERAH MENDAPAT PEMBENARAN SECARA CUMA-CUMA<br />
<br />
Kuasa injil dapat menyelamatkan dan membenarkan. Orang yang mendapat kuasaa ini adalah orang yang percaya kepada injil. Oleh karena kasih Allah kepada manusia maka melalui Yesus Kristus kita mendapat anugerah keselamatan.<br />
Kelebihan orang Yahudi.<br />
Diantara bangsa-bangsa di dunia, Allah memilih Abraham yang menjadi nenek moyang bangsa Israel. Allah memberkati mereka dan member mereka hukum taurat. Tapi orang Yahudi melupakan hukum ini dan tenggelam dalam kebanggaan karena memiliki hukum taurat dan memandang rendah suku lain. Tidak hanya itu, merekapun melakukan dosa dengan menyalibkan Yesus Kritus Putra Allah.Allah lalu menolak memberkati mereka sehingga injil tidak ada manfaatnya bagi mereka. Tetapi apakah dengan ketidak taatan mereka lalu membatalkan janji Allah? Tidak! Karena Allah itu setia adanya. Kita perlu bersandar pada Allah yang setia ini, jangan hanya percaya di luar saja tapi dari dalam hati.<br />
<br />
Manfaat Hukum Taurat<br />
Tidak ada seorang pun yang dapat dibenarkan karena melakukan hukum taurat karena taurat hanya memberitahukan tentag dosa. Dengan tidak adanya taurat, maka kita tau akan taurat itu. Dengan kedatangan Yesus maka taurat tidak dibutuhkan lagi. Perlu diketahui bahwa taurat tidak menyelamatkan tapi semata-mata hanya oleh percaya kepada Yesus.<br />
<br />
<br />
Anugerah pembenaran<br />
Manusia diselamatkan karena:<br />
- Anugerah Allah – Allah mengasihi kita dan mengutus Yesus dating menyelamatkan.<br />
- Darah Kristus yang telah menebud kita.<br />
- Dengan Cuma-Cuma kita dibenarkan, tidak bersandar pada apapun juga<br />
Karena dosa maka hubungan kita dengan Allah terputus dan dijadikan objek kemurahan Allah. Yesus sebagai korban untuk memulihkan hubungan tersebut. Orang dibenarkan karena percaya, bukan karena melakukan hukum taurat. Oleh karena itu tidak ada yang aptut dibanggakan karena semuanya haya oleh anugerah. Sebagai umat Allah, dalam kehidupan kita perlu menuntut hidup kudus.<br />
Iman yang membawa Pengharapan<br />
Dalam mengemukakan iman yang menyelamatkan, Paulus menggunakan Abraham sebagai contoh. Paulus menyatakan bahwa Abraham dibenarkan di hadapan Allaha bukan karena sunat maupun hukum taurat melainkan karena iman (Kej.15). masalah sunat dikemukakan dalam Kej.17 yaitu setelah Abraham dibenarkan sedangkan hukum taurat diberikan kepada keturunannya di gunung Sinai.Abraham dibenarkan bukan karena perbuatan melainkan karena imannya kepada Allah. Orang yang bekerja mendapat upah karena jerih payahnya, tetapi orang yang tidak bekerja lalu mendapat upah ini disebut anugerah. <br />
Kapan Abraham dibenarkan? – Allah melihat imannya lalu membenarkan dia. Hal ini terjadi sebelum Abraham disunat. Ini menyatakan bahwa keselamatan dengan sunat tidk mempunyai hubungan apa-apa. Dengan berlalunya waktu, Abraham belum memperoleh keturunan dan belum melihat janji Allah diwujudkan. Pada waktu itu Allah kembali menegaskana janji-Nya. Lalu percayalah Abraham kepada Tuhana dan Tuhan memperhitungkannya sebagai kebenaran. Waktu Abraham mengangkat kebenaran dengan iman dibenarkan. <br />
<br />
SURAT IBRANI<br />
Latar Belakang surat ini ditulis karena pada waktu itu banyak orang Yahudi yang sudah Kristen tidak tahan menghadapi penganiayaan lalu kembali kepada agama Yahudi. Tidak diketahui siapa yang menulis surat Ibrani ini tapi sangat besar kemungkinannya bahwa Paulus yang menulis surat ini. Waktu penulisan kira-kira tahun 65 M.<br />
Surat Ibrani adalah salah satu surat yang paling besar dan penting dalam alkitab. Penulis surat ini seolah-olah berkata kepada orang-orang Kristen Ibrani “marilah kita menyelidiki perjanjiana lama agar bagaimana kitab itu mengibaratkana dan menggamparkan pekerjaan Mesias dalam hal menyediakan keselamatan, bukn untuk orang Ibrani saja melainkan untuk semua orang.”<br />
Surat Ibrani merupakan gambaran yang termulia dalam alkitab dari hal injil yang dihadapkana kepada bangsa Israel. Suatu pengertian akan surat ini akan menguatkan setiap orang yang menyebut dirinya pengikut Kristus, Israel rohani.<br />
Surat ini pertama sekali dialamatkan kepada orang Kristen Ibrani yang memperlihatkan keunggulan Injil atas perjanjian yang berhubungan dengan Musa. Hal ini dicapai bukan untuk memperkecil yang lama tapi untuk memperlihatkan kesempurnaan yang baru. Perjanjian baru bukan memperkecil agama yahudi tapi mengubaha serta menghormatinya dengan jalan menggenapinya. Pengertian lain yang dikemukakan ialah penuntasan. Surat ini diuraikan secara formal dan logis. Susunannya lebih teratur dibandingkan surat-surat yang lain. Secara umum, surat ini dibagi dalam tiga bagian yaitu:<br />
Yesus adalah Juruselamat yang Lebih besar dari Malaikat (pasal 1 – 7)<br />
Di dalam perjanjian lama, Allah melalui para nabi berbicara, tapi pada akhir zaman ini Allah berbicara melalui AnakNya Yesus Kristus. Oleh karena Yesus Kristus adalah Orang yang menggenapi dana pusat dari nubuatan Perjanjian Lama. Yesus adalah cahaya kemuliaan Allah.<br />
Yesus lebih baik dari malaikat karena Dia sendiri adalah Allah, Pencipta, Penguasa dan Penganjur keselamatan sedangkan malaikat hanyalah ciptaan yang melayani Allah. Yesus juga lebih mulia daripada Musa. Sekalipun Musa adalah seorang nabi besar bangsa Israel sebagai pembawa hukum tapi Yesus adalah Hukum itu sendiri. Musa setia sebagai Hamba tapi Yesus adalah Anak. Yesus juga lebih besar dari Yosua yang membawa Israel memasuki tanah perjanjian. Yesus Kristus lebih besar dari Harun Imam besar Israel. Yesus melakukan pelayanan keimaman di sorga sedangkan Harun hanya di dunia saja. Keimaman Yesus menurut keimaman Melkisedek dan bukan menurut keimaman Harun.<br />
<br />
Perjanjian Baru lebih baik (pasal 8 – 10)<br />
Pada bagian ini keunggulan Perjanjian baru dalam Yesus lebih nyata. Pasal 8 merumuskan segala yang telah dibentangkan. Sesudah itu ditunjukan yang baru karena yang lama idak sempurna. Pasal 9 menyebutkan tentang sejumlah pertentangan antara yang duniawi dan yang sorgawi, yang sementara dan yang kekal dan antara darah binatang dan darah Anak Domba Allah. Perbedaan-perbedaan ini lalu disambung dengan ayat 10. orang disempurnakan untuk selama-lamanya; segala dosa dan kesalahana dilupakan dari ingatan Tuhan, tidak perlu dan tidak mungkin mempersembahkan lagi korban bagi dosa.<br />
<br />
Kedatangan Tuhan sudah dekat (pasal 10 – 11)<br />
Hak masuk ke hadirat Allah adalah puncak rohani. Segala sesuatu menuju ke arah itu. Perjanjian Baru memberikan hak itu. Agama yahudi tidak pernah menghasilkan jalan masuk karena senantiasa ada tabir yang menghalangi ruang kudus dan ruang maha kudus. Melalui pengorbanan Yesus di Golgota maka tabir itu terbukadan semua orang bisa datang langsung menghadap tahta kekudusan Allah melalui Yesus Kristus. Oleh sebab pengorbanan Yesus kita beroleh pengampunan dan jalan masuk dalam ke puncak rohani yaitu persekutuan dengan Allah.<br />
<br />
Memandang kepada Kristus (pasal 11-13)<br />
Ibrani 11 adalah pasal yang membicarakan tentang iman. Semua tokoh yang muncul dalam perjanjian lama memiliki iman, mentaati kebenaran firman Tuhan dan mendapatkan apa yang dijanjikan penulis melalui pasal ini menasihati agar dengan Iman kita menunggu apa yang dijanjikan Allah. Setelah itu dalam pasal 12, penulis menasehati agar umat Kristen harus melakukan perlombaan Imana secara baik. Hal ini perlu tilakukan dengan mata yang senantiasa tertuju kepada Tuhan.<br />
<br />
<b>RESPON<b></b></b><br />
<i>RESPON POSITIF</i><br />
- Buku ini sangat sederhana dalam penyajian materi sehingga mudah dimengerti sekalipun oleh orang awam.<br />
- Sangat menarik minat dan tidak membosankan karena menggunakan pertanyaan-pertanyaan praktis yang memancing rasa ingin tahu.<br />
- Banyak aplikasi-aplikasi yang cukup relevan terhadap keadaan orag percaya saat ini.<br />
<br />
<i>RESPON NEGATIF</i><br />
- Metode dan sitematika penggalian tidak dipaparkana dengan jelas.<br />
- Tidak ada bahan perbandingan dengan buku-buku tafsiran yang lain.<br />
- Lebih bersifat aplikasi praktis dibandingkan dengan eksposisi sistematis.<br />
<br />
<b>S A R A N</b> <br />
- Buku ini sangat bak dijadikan referensi untuk bahan khotbah terhadap orang awam ataupun orang yang baru lahir baru.<br />
- Untuk mendalami lebih jauh, maka tidak cukup jika hanya menggunakan buku ini. Harus ada referensi lain yang lebih sistematis dan dalam khususnya mengenai konteks Alkitab.Wing of Gloryhttp://www.blogger.com/profile/07090864672521533087noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8846335305190637563.post-35696674948998477092011-10-13T17:11:00.000-07:002011-10-13T17:11:37.147-07:00PSIKOLOGI ANAK BERMASALAH<b>UALASAN BUKU<br />
Judul Buku: Psikologi Anak Bermasalah<br />
Penulis: Dra. Ny. D. Singgih Gunarsa<br />
Penerbit: BPK Gunung Mulia</b><br />
<br />
Sepanjang sejarah manusia selalu terlihat rangkaian persoalan-persoalan yang silih berganti dari soal kependudukan, perangan dan usaha-usaha untuk mengatur dunia. Ternyata kesejahteraan keluarga tidak hanya ditetukan oleh jumlah anggotanya melainkan juga persoalan-persoalan lain yang timbul dalam keluarga disamping masalah jasmaniah.<br />
Pada bagian awal buku ini dibahas tentang permasalahan anak dalam hubungan dengan sekolah dimana dijelaskan tentang kendala-kendala yang dialami seorang anak di lingkungan sekolah. Adapun permasalahan yang dialami oleh si anak antara lain:<br />
- Kekurangan dalam hal fisik misalnya masalah penglihatan maupun pendengaran. Kekurangan penglihatan dan pendengaran ini sering menimbulkan persoalan yang perbaikannya tidak semudah seperti memperbaiki permasalahana yang timbul akibat hal yang lain. Dalam hal ini anak akan merasa aneh jika harus memakai kacamata ataupun alat bantu dengar karena dia menjadi berbeda dengan teman-temannya.<br />
- kesulitan-kesulitan yang disebabkan oleh kurang campur tangan orang tua atau siapa saja dalam tata cara hidup dan perencanaan waktu anak. Anak memang tidak sama dengan orang dewasa. Anak masih banyak dikuasai oleh keinginan-keinginan bermain yang tidak selalu mudah dilihat oleh orang lain dan perlu diatur penyalurannya. Anak beum dapat membagi waktu antara tugas-tugas sekolahnya dengan waktu bermain, untuk itu sangat diperlukan campur tangan orang tua dalam hal ini.<br />
- Suasana sekolah sangat berperan dalam prestasi belajar anak. Dalam menanggulangi persoalan-persoalan anak sehubungan dengan prestasnya di sekolah maka ada beberapa hal yang perlu dilakukan antara lain dengan meneliti apakah ada kekurangan-kekurangan, penyimpangan-penyimpangan yang dapat diperbaiki untuk mengatasi persoalan.<br />
Dengan menyoroti persoalan anak secara lebih mendalam dan usaha-usaha menanggulangi sumber persoalannya maka diharapkan anak dapat mengembangkan kemampuan dan bakat-bakatnya secara umum.<br />
<br />
Dalam bab selanjutnya, dibahas tentang kenakalan anak. Dalam pembahasannya dikatakan bahwa anak sejak lahir telah bertingkah laku dan melakukan berbagai perbuatan walaupun tidak selalu hasilnya nyata dan berarti. Dengan demikian dapat dikumpulkan banyak keluhan mengenai kelakuan anak mulai sejak lahir sampai ia meningkat dewasa.<br />
Beraneka ragam tingkah laku anak yang sering menimbukan kekesalan pada seseorang bagi orang lain mungkin belum merupakan suatu hal yang memerlukan pemikiran yang lebih mendalam. Dapat disimpulkana bahwa ada beberapa tingkahlaku mulai dari drajat yang ringan sampai drajat yang berat yang memerlukan pemikiran mendalam untuk mengubahnya.<br />
Perumusan tentang arti kenakalan anak dapat dibagi dalam dua hal yaitu:<br />
- Kenakalan semu – dimana kenakalan anak bukan merupakan kenakalan bagi pihak-pihak lain. Bahkan menurut penilaian pihak ketiga, tingkah laku tersebut masih sesuai dengan nilai-nilai moral jika dibandingka dengan aak sebaya disekitarnya.<br />
- Kenakalana sebenarnya – tingkah laku anak yang merugikan dirinya sendiri atau orang lain, dan melanggar nilai-nilai moral maupun nilai-nilai sosial.<br />
Perkembangan anak pada umumnya menunjukan adanya suatu persamaan antara anak-anak di seluruh dunia. Sebagai petunjuk umum dalam hal menanggulangi kenakalan anak-anak maka sebaiknya anak juga dijauhkan dari teman-teman yang kurang baik pengaruhnya.<br />
<br />
Pada bab tiga dibahas tentang bentuk-bentuk kenakalan anak. Yang paling umum dari kenakalan anak adalah berbohong. Berbohong merupakan perbuatan pemalsuan yang segaja dilakukan dengan tujuan memperdayakan. Ada beberapa bentuk kebohongan diantaranya:<br />
- Cerita khayal. Cerita-cerita seperti ini banyak diceritakan pada anaka kecil dan sebaliknya cerita ini sering dianggap dusta oleh orang dewasa. Dalam cerita-cerita ini, hal-hal yang mustahil justru dianggap mungkin terjadi. Salah satu cara menanggulangi masalah ini adalah dengan mengubah lingkungan rumaha sehingga duania nyata jadi lebih menarik bagi anak.<br />
- Bohong sebagai hasil peniruan. Seringkali tanpa disadari, orang tua member contoh yang tidak baik kepada anak. Anak biasanya menganggap bahwa orang tua adalah figure yang patut dicontoh sehingga hal-hal yang kurang baikpun diikutinya.<br />
- Berbohong sebagai pertahanan diri. Kebanyakan anak berbohong untuk menghindari hukuman. Anak tidak mau dihukum, disakiti ataupun dipermalukan di depan orang lain. Maka akan dicarinya suatu alas an untuk menutupi keadaan sebenarnya.<br />
- Berbohong untuk menarik perhatian. Setiap anaka ingin mendapat perhatian dari orang-orang terdekat. Tapi perhatian khusus terhadap anak setingkali terhalangi karena kesibukan orang tua. Maka anak menciptakan kebohongan supaya mendapat perhatian dari orang tua mereka.<br />
- Kebohongan untuk mengimbangi kekurangan. Anak sering berbohong untuk memperoleh pujian ataupun dikagumi. Padalah tidak semua anak memiliki sesuatu yang pantas dikagumi supaya dapat dipuji teman-temannya.<br />
Dalam usaha mrnaggulangi masalah berbohong ini, harus dicari sumber persoalannya dulu baru kemudian bisa diterapkan langkah-langkah unutk mengatasinya. Dengan demikian anak dapat diharapkan tak lagi berbohong.<br />
<br />
Pada bab selanjutnya dibahas tentang masalah pergi tanpa izin atau kabur. Gejala seperti ini merupakan gejala yang sering terlihat. Namun kecemasan dari orang tua berbeda-beda. Ada kepergian yang cuma sebentar dan ada yang pergi agak lama sehigga orang tua menjadi lebih cemas.<br />
Pada umumnya dapat ditemukan beberapa sebab mengapa anak meninggalkan rumah. Sebab utamanya antara lain:<br />
- Masalah pada anak sendiri – anak mempunyai jiwa petualang, anak yang dimarahi orang tua dan masalah keterbelakangan mental/otak.<br />
- Masalah yang berasal dari lingkungan/keluarga – dalam hal ini, sebab-sebab anak melarikan diri dari rumah yang bersumber pada keadaan keluarga.<br />
- Masalah yang tercapat di lingkungan sekolah – ada anak yang pergi dari sekolah seolah-olah dia memang ke sekolah tapi kenyataannya tidak. Apabila terjadi hal seperti ini maka sebaiknya anak diberi kesibukan atau keadaan di rumah dibuat sedemikian rupa sehingga rumah jadi menarik dan anak menjadi betah di rumah.<br />
<br />
Pada bab lima dibahas tentang mencuri yang merupakan bentuk kenakalan melanggar hak milik. Berbeda dengan bentuk kenakalan-kenakalan pada bab-bab sebelumnya, maka mencuri merupakana suatu kelakuan yang selalu menyangkut pihak lain dalam arti tidak menguntungkan. Dalam hal ini sangat jelas bahwa ada pihak ketiga yang tidak ada sangkut pautnya dengan si anak namun menjadi pihak yang dirugikan. Gejala mencuri merupakan suatu gejala tingkah laku yang banyak terlihat pada masa anak-anak. <br />
Hal ini belum merupakan gejala yang perlu dihebohkan. Apabila gejala ini ditanggulangi dengan cara-cara yang tepat, maka gejala tersebut akan cepat hilang tanpa meninggalkan akibat-akibat buruk yang menetap. <br />
Sebab-sebab yang mendorong anak bertingkahlaku mencuri sangat beraneka ragam. Beberapa kemungkinan sebab seorang anak bertingkah laku demikian antara lain:<br />
- Anak memiliki dorongan yang kuat untuk mengumpulkan.<br />
Keinginan anak untuk mengumpulkan benda-benda begitu hebatnya sehingga harus ada control orang tua. Kelalaian dalam hal ini tentu bisa berdampak buruk di kemudia hari dan bisa menrugikan orang lain.<br />
- Keinginan untuk memiliki.<br />
Dalam hal ini, sama halnya dengan yang sebelumnya, kebiasaan ini harus diawasi oleh orang tua. Tidak baik juga jika memberikan kepada anak semua barang yang dimilikinya tanpa mengetahui kegunaan dari benda-benda tersebut.<br />
- Mencuri untuk member suap – sogokan kepada teman.<br />
Hal ini mudah diketahui karena hasilnya tidak untuk dirinya sendiri melainkan untuk orang lain. Dan biasanya hasil curian ini langsung diberikan kepada orang lain dengan demikian si pencuri mengharapkan penghargaan dari orang tersebut. Alas an ini terkadang sulit dipahami apa yang si pencuri harapkan<br />
- Sebagai pembalasan.<br />
Pokok dari permasalahan ini adalah hubungan antara anak dengan orang tua. Perbuatan ini berpangkal pada adanya suatu perasaan dendam terhadap orang tua. Bagi anak, mencuri merupakan suatu penyaluran daripada dendamnya. Mungkin saja terdapat suatu rangkaian sebab misalnya anak yang merasa dibedakan dengan adik-adiknya yang lain atau dengan kata lain anak merasa tidak mendapat perlakuan yang adil dari orang tuanya.<br />
Untuk mengatasi hal ini maka pertama-tama harus dijelaskan bahwa mencuri merupakan perbuatan yang tidak terpuji, tidak dapat dibenarkana dan suati tindakan yang tidak baik. Selanjutnya orang tua harus menyelidiki alasan anak mencuri dan kemudian menjelaskan tindakan orang tua yang membuat anak merasa diperlakukan dengan adil.<br />
<br />
Pada bab enam, dibahas tentang emosionaltas sebagai sumber permasalahan anak. Dalam percakapan sehari-hari sering terdengar penggunaan istilah emosi. Ada yang karena emosi tidak mudah bergaul. Ada yang sering mengikutsertakan emosinya sehingga tidak menentu sikapnya. Ketakutannya dan kemarahan merupakan bentuk emosi yang paling umum. Ada beberapa reaksi yang berhubunga dengan kemarahan dan rasa takut, diantaranya;<br />
- Marah – lebih sering terlihat pada anak kecil jika tidak terpenuhi keinginannya. Ada banyak bentuk-bentuk kemarahan anak misalnya nangis, berguling di lantai dan lain sebagainya.<br />
- “ngadat” (temper tentrum) – merupakan perbuatan yang seolah-olah menyakiti orang lain, menguasai orang lain, bahkan sampaia menyakiti diri sendiri. Ngadat sering pula diperlihatkan oleh anak yang pada masa kecil sering sakit-sakitan. Anak selalu ingin mengemukakan isi hatinya. Ia selalu membutuhkan orag lain untuk memenuhi keinginan-keinginannya.<br />
- Agresi yang berlebihan – merupakan suatu bentuk lain dalam pelampiasan emosi anak. Anak terlihat agresif sekali dalam menghadapi masalah. Tujuan utama dari agresi ini adalah untuk menguasai suatu situasi ataupun mengatasi suatu yang dia anggap rintangan.<br />
Ada anak yang menolak dan menentang melaksanakan tugas dengan mengemukakan berbagai alasan untuk tidak melakukannya. Anak yang selalu menentang sebaiknya dihadapi dengan kelompok dan tidak langsung. Dan apabila anaka menentang karena memang kelalaiana orang tua, maka orang tua harus memperbaiki sikap. Untuk itu perlu pemahaman yang benar oleh orang tua.<br />
<br />
Pada bab terakhir, dibahas tentang emosionalitas anak yang gelisah. Ada keadaan-keadaan tertentu yang membuat anak mengalami ketakutan yang berlebih. Anak biasanya takut pada orang yang belym dikenalnya. Dalam menanggulangi persoalan anak maka perlu suatu tindakan peninjauan lebih dalam demi kelancaran perkembangan anak menuju kedewasaan.<br />
<br />
<i>Kesismpulan</i><br />
Setelah melihat beraneka ragam permasalahan anak, baik secara internal maupun eksternal maka perlu adanya pemahaman yang benar dari setiap orang tua sehingga bisa merespon dengan baik apa yang menjadi kebutuhan anak. Disinilah pentingnya buku-buku seperti ini bagi orang tua maupun para pemerhati anak agar senantiasa memiliki pengetahuan yang benar tentang perilaku anak dan permasalahan yang ditimbulkannya.<br />
<br />
<b>Tanggapan</b><br />
<i>Positif:</i><br />
- Seperti yang telah dikemukakan di bagian kesimpulan, bahwa buku ini sangat baik dibaca oleh orang tua maupun para pemerhati anak.<br />
- Buku ini memiliki banyak contoh-contoh praktis sehingga lebih mudah dimengerti.<br />
<i>Negatif:</i><br />
- Ada beberapa kata maupun kalimat yang agak sukar dimengerti karena sudah tidak umum digunakan saat ini (penulisan tahun 1975).<br />
- Ada bagian-bagian tertentu yang seolah terjadi pengulangan sehingga terkesan membosankan.Wing of Gloryhttp://www.blogger.com/profile/07090864672521533087noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8846335305190637563.post-60518603684910153152011-04-28T23:27:00.000-07:002011-04-28T23:27:59.527-07:00MENOLONG ANAK YANG MEMILIKI KEBENCIAN TERHADAP ORANG TUABAB I<br />
PENDAHULUAN<br />
A. Latar Belakang Masalah<br />
Anak merupakan makhluk sosial sama hal nya dengan orang dewasa. Anak juga membutuhkan orang lain untuk bisa membantu mengembangkan kemampuannya, karena pada dasarnya anak lahir dengan segala kelemahan sehingga tanpa orang lain anak tidak mungkin dapat mencapai taraf kemanusiaan yang normal. <br />
Dewasa ini, banyak ditemui anak-anak yang tumbuh dalam kebencian terhadap orang tuanya. Dan orang dewasa cenderung menganggap bahwa anak yang demikian memiliki kelainan tanpa mempertimbangkan sebab-sebabnya mengapa anak berprilaku demikian.<br />
B. Tujuan Penulisan<br />
Makalah ini ditulis untuk menambah pemahaman pembaca mengenai perilaku anak yang tumbuh dengan kebencian terhadap orang tuanya. Pembahasan ini selain bermanfaat bagi orang tua sebagai penanggung jawab utama pertumbuhan seorang anak, juga bermanfaat bagi pemerhati anah termasuk guru maupun pelayan gereja karena anak juga merupakan cerminan perkembangan masyarakat dan gereja.<br />
<br />
<br />
<br />
BAB II<br />
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB ANAK MEMBENCI ORANG TUA<br />
<br />
A. Masalah Internal<br />
Biasanya masalah ini berhubungan dengan aspek psikologis dari si anak yang bisa dkatakan mengalami gangguan pertumbuhan. Hal ini bisa disebabkan oleh factor genetis atau kurangnya asupan gizi sang ibu selama mengandung. Hal lain juga yang bisa menjadi penyebab masalah ini adalah adanya peristiwa traumatis selama anak dalam kandungan sang ibu.<br />
Sekalipun anak belum mengerti apa-apa selama dalam kandungan tapi berdasarkan teori perkembangan, memori bawah sadar manusia telah belerja dengan baik semenjak dalam kandungan ibu. Contoh peristiwa traumatis ini adalah rencana aborsi oleh orang tua. Dalam beberapa penelitian yang pernah dilakukan oleh pada ahli, seorang anak yang pernah direncanakan untuk digugurkan oelh orang tuanya biasanya memiliki kecenderungan untuk memberontak atau penakut.<br />
B. Masalah Eksternal<br />
Masalah ekternal adalah masalah yang disebabkan oleh lingkungan dimana anak tumbuh dan berkembang. Termasuk diantaranya adalah masalah pola asuh orang tua yang kurang tepat. Lingkungan sangat mempengaruhi, anak yang terbiasa dengan kehidupan yang keras, dia terbiasa menyakiti orang, karena dia terbiasa disakiti. Akhirnya gaya hidup yang keras itu menjadi bagian dari kehidupannya sendiri. Jadi bagi dia melakukan tindak kekerasan bukanlah hal yang luar biasa itu adalah hal yang lazim.<br />
Orang tua juga sering tanpa disadari melakukan hal-hal yang melukai hati anak-anak dan waktu hal-hal itu bertumpuk dalam hati si anak akhirnya membuahkan kebencian dalam diri si anak kepada orang tuanya. Firman Tuhan mengingatkan kita dalam Kolose 3 : 21, "Hai bapa-bapa, janganlah sakiti hati anakmu (diterjemahkan janganlah membuat hati anakmu pahit/getir), supaya jangan tawar hatinya."<br />
Beberapa tindakan orang tua yang dapat mengakibatkan hati anak pahit, yaitu: <br />
1. Anak akan merasa pahit kalau dia ditolak, jadi anak lahir ke dunia dengan suatu permintaan agar orang tua menerimanya, mereka membutuhkan penjagaan, dan uluran tangan orang tuanya. Beberapa bentuk penolakan adalah : <br />
• Membandingkan anak.<br />
• Penghinaan, kita kadangkala lupa bahwa anak kita punya perasaan dan dalam kemarahan kita keluarlah kata-kata yang menghina dia nah itu sangat mempunyai muatan penolakan yang besar. <br />
2. Orang tua tanpa merencanakan atau tidak membuat si anak merasa dia adalah bukan bagian dari keluarga itu sendiri.<br />
3. Tatkala disiplin diberikan, kekerasan diberikan tanpa adanya cinta kasih yang cukup. Disiplin dan cinta kasih adalah dua unsur yang sangat dipentingkan dalam pertumbuhan anak. Cinta kasih yang diberikan tanpa disiplin membuat si anak menjadi anak yang luar biasa egoisnya, kekanak-kanakan, tidak dewasa, menganggap semua orang harus tunduk kepadanya dan harus memenuhi keinginannya.<br />
<br />
<br />
<br />
BAB III<br />
MENGATASI ANAK YANG MEMBENCI ORANG TUA<br />
<br />
A. Tugas Orang Tua<br />
Langkah-langkah yang perlu kita lakukan sebagai orangtua untuk mengurangi sifat anak yang memberontak orang tuanya adalah sbb: <br />
1. Sewaktu kita menghukum anak, kita mesti mengecek apakah kita telah memberikan peringatan kepada si anak. Prinsipnya kita tidak mendisiplin anak dengan pukulan, kalau kita belum memberikan dia peringatan kecuali dalam kasus yang mendadak.<br />
2. Perhatikan bagaimana kita memukul anak, jadi tidak diperkenankan memukul anak misalnya dengan sekuat tenaga kita, semau kita, dan tidak diperkenankan memukul anak di mana saja yaitu di mukanya, di kepalanya atau dengan apa saja, dengan rotan, dengan kayu, dengan ban. Jadi kalau mau pukul anak, pukullah pantatnya karena itu bagian yang memang tidak terlalu melukai si anak.<br />
3. Setiap kali kita mau mendisiplin anak, kita harus tanyakan diri kita apakah si anak ini mengerti kenapa si anak itu dipukul. Jadi menuntut kita untuk memberikan waktu setelah kita pukul anak untuk berbincang-bincang dengan kita.<br />
4. Harus selalu mengecek sudahkah anak itu tahu bahwa dia dicintai oleh kita, cukupkah pengekspresian kasih kita kepadanya. Sebab jangan sampai si anak merasakan bahwa kita hanyalah datang untuk memukulnya, mendisiplinnya tanpa anak itu menyadari bahwa kita mengasihinya.<br />
B. Tugas Seorang Konselor<br />
Selain mendapatkan bimbingan dari orang tua, juga sangat diperlukan peran seorang konselor dalam membimbing seorang anak yang memiliki masalah kebencian dengan oaran tuanya. Ini disebabkan karena biasanya anak cenderung tidak suka menerima masukan dari orang yang dia benci. Untuk itu seorang konselor perlu mengambil langkah-langkah yang tepat dalam masalah ini. Adapun hal-hal yang perlu dilakukan oleh seorang konselor antara lain:<br />
1. Menganalisa dengan melibatkan orang tua tentang apa kira-kira penyebab kebencian anak pada orang tuanya.<br />
2. Mengadakan pendekatan sesuai dengan karakter kepribadian anak tersebut. Serta menggali penyebab kebencian menurut versi si anak.<br />
3. Menasihati si anak menurut terang Firman Tuhan dengan penekanan tentang menghormati orang tua dalam sepuluh hokum.<br />
4. Memberi masukan kepada oran tua tentang pola asuh yang benar terhadap anak dengan masalah tersebut. <br />
<br />
<br />
<br />
<br />
BAB IV<br />
KESIMPULAN<br />
<br />
Setelah mepelajari tentang bagaimana seorang anak dapat membenci orang tuanya serta langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk menolong baik anak maupun orang tuanya maka patutlah kita memunyai pemahaman yang benar terhadap anak. Kita harus melihat anak sebagai seorang manusia yang diciptakan Tuhan melalui darah dan daging kita untuk bertumbuh besar menjadi seorang yang mandiri dan terpisah dari kita. Kita mesti membesarkannya untuk menjadi seseorang sebagaimana diinginkan Tuhan. Dengan kata lain, tugas kita sebagai orang tua adalah menyiapkannya agar ia menjadi seorang manusia yang utuh dan siap berelasi serta dipakai Tuhan. Berangkat dari pemahaman ini, kita pun seyogianya mendoakan anak agar rencana Tuhan—bukan rencana kita--digenapi di dalam dan melalui hidupnya. Juga, berangkat dari konsep ini, kita pun mengerti bahwa kita tidak memunyai hak milik atas diri anak-anak kita, Tuhanlah yang memunyai hak milik atas dirinya.<br />
"Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang seperti itulah yang empunya kerajaan Allah." (Markus 10:14) Tugas kita sebagai orang tua adalah membesarkan anak dan membawanya datang kepada Kristus. Jangan sampai kita malah menghalanginya datang kepada Tuhan karena kehidupan kita. Sadarlah bahwa anak hanya bertumbuh sekali. Ia tidak akan mengulang proses pertumbuhannya. Jadi, jangan sia-siakan waktu bersamanya. Kasihi anak dan nikmatilah kebersamaan dengannya.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
DAFTAR PUSTAKA<br />
<br />
________. Alkitab, Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia. 1975<br />
Dr. Paul Gunadi, http://www.telaga.org/audio/pemberontakan_anak_terhadap_orangtua<br />
Martin dan Deidre. Bimbingan Berdasarkan Firman Allah. Bandung: Yayasan Kalam <br />
Hidup. 1996.<br />
http://kristologi.forumandco.com/t81-pengertian-anak-dalam-al-kitab<br />
Seamands, David A. Kesembuhan Memori. Bandung: Yayasan Kalam Hidup. 1997.<br />
Sjiamsuri, Leonard A. Kuasa dan Berkat Ikat Janji. Jakarta: Nafiri Gabriel. 2008.Wing of Gloryhttp://www.blogger.com/profile/07090864672521533087noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8846335305190637563.post-84640673331281115542011-04-28T23:20:00.001-07:002011-04-28T23:20:12.620-07:00PENJELASANBAB I<br />
PENDAHULUAN<br />
<br />
A. Latar Belakang Penulisan<br />
Seperti yang telah diketahui bahwa dasar dari perenungan filsafat adalah meragukan segala sesuatu. Tetapi keraguan itu tidaklah berguna sama sekali juga tidak ada usaha untuk menyingkirkan keraguan itu dengan suatu penjelasan yang logis. Untuk itulah diperlukan soatu teori tenntang penjelasan sehingga kita bisa memahami tentang hal-hal yang berada disekitar kita.<br />
B. Pengertian Penjelasan<br />
Penjelasan adalah sekelompok proposisi yang menerangkan suatu fakta, dengan keterangan itu dapat disimpulkan secara logis sehingga problematic atau keraguan yang menyelubungi fakta itu dapat dihilangkan.<br />
Dalam kehidupan sehari-hari, sesuatu yang ganjil atau menyalahi kebiasaan menuntut kita akan adalnya penjelasan. Seorang mahasiswa yang datang setiap hari tanpa terlambat tidak akann menimbulkan pertanyaan. Tetapi bila suatu hari dia datang satu jam terlambat, maka dosen pasti akan menanyakan. Jawaban yang diberikan atas keterlambatannya inilah yang disebut penjelasan atau keterangan.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
BAB II<br />
SIFAT PENJELASAN<br />
<br />
Untuk menilai kuat dan tidaknya suatu penjelasan adalah relevansinya dengan fakta yang lain. Oleh karena itu kita membedakan adanya dua sifat penjelasan yaitu penjelasan ilmiah dan penjelasan yang tidak ilmiah. <br />
Penjelasan ilmiah adalah keterangan yang dapat dibuktikan secara logis maupun inderawi. Andaikan si mhasiswa tadi menjelaskan bahwa keterlambatannya disebabkan metromini yang dinaikinya mengalami kerusakan dan tidak ada kendaraan yang lain mungkin dinaikinya sehingga ia harus menunggu satu jam di jalan sementara bis tadi diperbaiki maka keterangan yang demikian adalah ilmiah. Dikatakan demikian karena keterangan ini oleh dosen dapat dibuktikan apakah ia berdusta atau bicara sebenarnya.<br />
Suatu penjelasan atau keterangan dikatakan tidak ilmiah pertama karena penjelasannya tidak relevan dengan permasalahannya dan yang kedua penjelasan tidak mungkin dibuktikan. Bila si mahasiswa tadi menerangkan bahwa keterlambatannya karena sedang terjadi kelaparan di tanah Batak dan atau Para mahasiswa PPL IKSM disandera perompak Somalia, maka penjelasan ini tidak ada relevansinya dengan pokok masalah, sebab dia tinggal di Jakarta dan mahasiswa PPL IKSM tidak ada yang PPL di Somalia.<br />
Selanjutnya, bila ia menerangkan bahwa keterlambatannya karena Tuhan menghendakinya, sebab Tuhan adalah maha Kuasa untuk membuat ia terlambat, inipun bukan penjelasan ilmiah karena hal ini tidak bisa dibuktikan kebenarannya secara empiric.<br />
Termasuk juga penjelasan yang tidak ilmiah adalah penjelasan yang didasarkan atas ketahyulan seperti: pesawat yang memuat jemaah haji Indonesia jatuh di India bagian timur karena jin-jin pengunungan Himalaya tidak rela wilayahnya dilewati pesawat asing.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
BAB III<br />
MACAM-MACAM PENJELASAN<br />
<br />
A. Penjelasan Berdasarkan Bagian dan Faktor<br />
Menjelaskan berdasarkan bagian-bagian atau faktornya adalah cara menjelaskan dimana kita menganalisis sesuatu berdasarkan unsur-unsur pokok suatu kenyataan serta hubungan pastinya antara masing-masing unsur pokok itu.<br />
Contohnya dalam hal arloji. Arloji terdiri dari roda, pir, jarum, pasak-pasak kecil dan lain-lain. Tetapi kesemuanya ini tidak akan membentuk menjadi sebuah arloji apabil masing-masing tidak disusun menurut cara yang tertentu. Arloji tidak semata-mata merupakan kumpulan dari roda-roda, pir dan jarum, dan semua itu tidak disebut arloji jika bagian-bagian itu tudaj mempunyai hubungan tertentu dengan bagian-bagian yang lain. Maka demikian pula dengan Segala sesuatu di ala ini. Tubuh manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, susunan bintang, tetesan embun, sinar bulan, rasa marah semua dapat dianalisis untuk menunjukan masing-masing komponen dan factor-faktornya.serta hubungan antara setiap factor dengan factor lainnya. <br />
B. Penjelasan Berdasarkan Keadaan / Kondisi<br />
Adalah cara meberangkan sesuatu berdasarkan hubungan sesuatu dengan sesuatu yang lain dengan keadaan diluar dirinya, untuk mengetahui bagaimana suatu fakta partikular melahirkan dan bergantung terhadap faktor lainnya dalam susunan yang lebih besar dan bagaimana suatu fakta tidak akan muncul kecuali dalam keadaan tertentu.<br />
Macam penjelasan kali ini berbeda dengan yang pertama kerena sekarang kita hendak mencari bagaimana hubungan sesuatu dengan sesuatu yang di luar dirinya. Pada macam pertama kita memang menjelaskan juga hubungan sesuatu, tetapi masih dalam lingkup dalam dirinya. <br />
Orang-orang primitif mengganggap bahwa sesuatu itu adalah sempurna dirinya tanpa berhubungan dengan sesuatu yang lain. Mereka tidak mengenal bahwa sesuatu itu merupakan komponen, bagian, anakan dari sesuatu sistem yang lebih besar. Mereka tidak pernah melihat dunia ini sebagai sesuatu keseluruhan. Bagi mereka, sesuatu itu merupakan potongan-potongan wujud yang terlepas, yang keadaannya yang berkaitan atau berhubungan dengan lainnya. Dengan kata lain mereka memandang dunia ini terdiri dari sesuatu yang terpisah-pisah, sesuatu yang berdiri sendiri yang hubungan antar satu dengan lainnya hanya merupakan kebetulan. <br />
Meskipun orang-orang primitif selalu melihat pelangi letaknya berlawanan dengan letak matahari, tetapi mereka tidak menyadari, bahwa posisi ini merupakan hal yang mutlak bagi wujudnya pelangi. Ia sudah barang tentu akan mempercayai bila dikatakan kepada mereka bahwa telah terjadi pelangi dimana matahari berada ditengahnya. Ia melihat lebah madu hinggap pada bunga jambu, tetapi ia tidak mengerti apa hubungan antara keduanya, bahwa bungan jambu memerlukan kedatangan lebah untuk penyerbukan, sedangkan lebah membutuhkan madunya. <br />
Mereka mengetahui bahwa matahari beredar di langit, tetapi mereka tidak mengetahui hubungan pastinya dengan bumi mereka tinggal, misalnya jika matahari itu menjauh dari bumi maka tidak akan lagi kehidupan manusia di bumi ini. Karena hubungan inilah maka klita tidak mungkin menjumpai ada buah kelapa tumbuh pada dahan jambu, tidak ada air membeku dalam temperature 40 derajat Celcius, tidak ada senyum pada mukayang gemetar ketakutan, tidak ada tumbuhan tembakau hidup subur di rawa-rawa, tidak ada kambing beranak anjing, tidak ada perkawinan antan manusia dengan anjing mendatangkan turunan dan sebagainya. <br />
Setiap fakta itu mempunyai hubungan yang pasti dengan fakta yang lain dan baru oleh pengetahuan modern manusia diantar untuk mengetahui hubungan-hubungan yang tidak berubah antara fakta-fakta lain. Ilmu pengetahuan modern dengan penemuannya menunjukkan bahwa setiap wujud dalam ala ini mempunyai hubungan dan ketergantungan dengan lainnya.<br />
C. Menjelaskan berdasarkan hubungan sebab akibat<br />
Sejauh ini kita telah membicarakan dua macam cara menerangkan, tetapi sejauh itu kita masih mencari hubungan antara dua fakta dalam waktu yang bersamaan. Sedangkan kita dapat juga menjumpai hubungan dua buah fakta atau lebih dalam waktu yang berurutan, antara fakta-fakta yang secara tetap terjadi lebih dahulu dan diikuti oleh fakta lainya pada waktu tang lebih kemudian.<br />
Sebagaimana telah kita lihat bahwa orang-orang primitif memandang alam ini sebagai suatu susunan yang serampangan dan kacau. Perjalanan peristiwa mereka lihat sebagai suatu kebetulan. Mereka membayangkan bahwa segala sesuatu dapat terjadi dalam keadaan apapun dan dalam waktu manapun mereka dapat mempercayai bahwa dua buah gunung di New Zealand letaknya terpisah karena keduanya dulunya bertengkar, bahwa Buddha sampai diperut ibunya lewat sinar bulan dan sebagainya. <br />
Sekarang, kita telah menyadari bahwa tidak ada sesuatu peristiwa terjadi secara kebetulan. Ada susuna yang berkosisten yang melahirkan adanya peristiwa-peristiwa itu di dalam perjalanan waktu. Kita telah lama menyadari bahwa apabila dalam suatu kondisi tertentu terjadi, maka peristiwa tertentu yang tetap akan mengikutinya. Kita kemudian menyadari bahwa kondisi tertentu yang melahirkan peristiwa terjadi yang terjadi kemudian adalah merupakan sesuatu yang esensial yang kemudian disebut “Sebab”. Sedangkan peristiwa yang terjadi kemudian yang secara tetap muncul manakala kondisi tertentu terlaksana kita sebut “akibat”. Cara menjelaskan berdasarkan bagaimana suatu peristiwa itu terjadi dengan melihat kondisi yang menyebabkan lahirnya peristiwa itu adalah cara menerangkan berdasarkan sebab akibat. Kita telah berbicara mengenai hal ini bab yang lalu. <br />
<br />
D. Penjelasan Berdasarkan Fungsinya.<br />
Ini adalah cara menjelaskan suatu fakta bagaimana sesuatu itu mempunyai kedudukan terhadap fakta atau peristiwa lain. Macam penjelasan ini berbeda dengan macam sebelumnya karena disini bukan bagaimana fakta lain mempunyai hubungan yang pasti terhadap suatu fakta tertentu, melainkan bagaimana suatu fakta tertentu itu memegang peranan bagi falta lainnya.<br />
Cara penjelasan ini digunakan misalnya bila kita hendak menerangkan tentang benda-benda hidup dan fakta-fakta yang berkaitan dengannya. Kita dapat menggunakan macam penjelasan ini manakala kita ingin menerangkan hidung yang kita miliki apa fungsinnya, juga tentang fungsi dari lebah madu bagi bunga, tentang music bagi jiwa raga manusia, tentang klorofil bagi tumbuhan, tentang presiden bagi pemerintahan suatu Negara, tentang dosen bagi mahasiwa, tentang tugas presentasi dan makalah bagi nilai mata kuliah dan lain sebagainya.<br />
BAB IV<br />
PENUTUP<br />
A. Kesimpulan<br />
Setelah membahas tentang penjelasan baik pengertian, sifat dan macamnya maka dapat disimpulkan bahwa sebuah fakta itu dijelaskan atau diterangkan saat kita tidak semata-mata menyatakan apa adanya tetapi kita menjelaskan hubungannya dengan fakta-fakta lain untuk mengetahui bagaimana fakta itu terhubung dan tergantung satu sala lain.<br />
Dengan penjelasan, maka fakta tidak lagi merupakan informasi yang terisolasi melainkan dipahami sebagai bagian dari system, tatanan dan bentuk yang universal. Maka dengan demikian pula kita bisa menjawab setiap keraguan kita sehingga kita bisa memiliki pengertian dan pemahaman yang lebih baik lagi.<br />
B. Aplikasi<br />
Sebagai seorang akademisi (mahasiswa, dosen maupun yang terkait dengan dunia akademis) sangat penting untuk memahami tentang penjelasai ini karena ini merupakan dasar dari komunikasi pendidikan. Dikatakan dasar karena pendidikan sendiri secara umum adalah usaha yang dilakukan untuk menjelaskan pengertian kepada para peserta didik. Jika seorang pengajar tidak bisa menjelaskan dengan baik, maka tujuan dari pendidikan itu dengan sendirinya tidak akan pernah tercapai.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Sumber: <br />
Mahmudi, H. Logika. Jakarta: Rajagrafindo Persada. 1994.Wing of Gloryhttp://www.blogger.com/profile/07090864672521533087noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8846335305190637563.post-46417052668608919862011-04-28T23:16:00.000-07:002011-04-28T23:16:45.779-07:00IBADAH YANG BENAR MENURUT KITAB PENGKHOTBAH 4:17-5:6BAB I<br />
LATAR BELAKANG KITAB PENGKHOTBAH<br />
<br />
Kitab Pengkhotbah adalah salah satu kitab yang cukup sulit dipahami. hal ini karena jika kita membaca kitab Prngkhotbah sepintas lalu maka orang akan cenderung beranggapan bahwa kitab ini bersifat skeptis dan menggambarkan kesia-siaan serta keputusasaan. Namun bagi orang yang membaca kitab ini dengan penuh perhatian, maka akan ditemukan bahwa kitab ini sesungguhnya sangat kaya tentang aspek-aspek kehidupan manusia.<br />
Judul kitab ini berasal dari bahasa Ibrani להת וֹקּ (qoheleth) yang berasala dari kata הלקּ (qahal) yang berarti ‘kumpulan, perhimpunan’. Dalam LXX kitab ini adalah εκκλησιαστής dari kata εκκλησία yang berarti sama yaitu orang yang berkhotbah dalam perkumpulan. Tradisi Yahudi mengakui bahwa penulis kitab ini adalah Salomo pada masa tuanya (931 BC). Namun demikian ada juga beberapa ahli penganut literer criticism yang mengatakan bahwa Salomo bukan penulis kitab ini karena mengacu pada beberapa kosa kata yang telah bercampur dengan bahasa Aram dimana bahasa ini hanya ditemukan sesudah pembuangan Babel (400-200 BC). <br />
Untuk itu maka penulis menyimpulkan bahwa penulis kitab ini adalah Salomo namun telah melalui proses penyalinan kembali maupun editing sehingga bias menjadi seperti bentuknya yang sekarang. Yang pasti, kitab Pengkhotbah ini sangat kaya dengan filosofi kehidupan manusia dalam berbagai aspek. Salah satunya adalah aspek ibadah yang benar seperti yang kelompok kami bahas dalam presentasi ini.<br />
<br />
<br />
<br />
BAB II<br />
IBADAH YANG BENAR<br />
<br />
Dalam Pengkhotbah 4:17-5:6 ini Lembaga Alkitab Indonesia memberi judul perikop “Takutlah akan Allah” namun judul perikop ini kami anggap terlalu luas sehingga kelompok kami mengambil tema yang lebih khusus tentang “ibadah yang benar”.<br />
4:17 – Jagalah langkahmu, kalau engkau berjalan ke rumah Allah! Menghampiri untuk mendengar adalah lebih baik daripada mempersembahkana korban yang dilakukan oleh orang-orang bodoh, karena mereka tidak tahu, bahwa mereka berbuat jahat.<br />
Dalam ayat ini, Pengkhotbah menyerukan kepada umat tentang bagaimana menghampiri Allah atau bagaimana seharusnya orang datang beribadah dalam rumah-Nya. Menghampiri untuk mendengar berarti datang dengan suatu keingintahuan, ingin mengerti dan memahami serta Mengenal Allah. Bukan hanya terpusat pada korban persembahan yang sudah menjadi rutinitas sebab hal demikian dipandang jahat oleh Allah.<br />
Hal ini sering terjadi dalam kehidupan ibadah orang percaya dimana ada orang-orang yang terlalu terpusat pada gaya, penampilan, kolekte bahkan cara penyembahan tanpa kerinduan untuk mengerti dan memahami firman Allah dengan benar.<br />
<br />
5:1 – Janganlah terburu-buru dengan mulutmu, dan janganlah hatimu lekas-lekas mengeluarkan perkataan di hadapan Allah, karena Allah ada di sorga dan engkau di bumi; oleh sebab itu, biarlah perkataanmu sedikit.<br />
Melalui ayat ini, Pengkhotbah kembali memperingatkan agar umat yang hendak dating beribadah kepada Allah senantiasa memperhatikan perkataannya. Orang Yahudi biasa mengucapkan nazar sewaktu beribadah dan menyembah Tuhan. Perkataan yang dimaksud di sini bukan hanya perkataan mulut saja melainkan perkataan dalam hati juga. Hal ini dikarenakan Allah Maha Kuasa dan sanggup mengetahui apa yang kita katakan sekalipun dalam hati. hal ini pula yang di katakan Yesus dalam Matius 12:36,37.<br />
<br />
5:2 – Karena sebagaimana mimpi disebabkan oleh banyak kesibukan, demikian pula percakapan bodoh disebabkan oleh banyak perkataan.<br />
Ayat ini merupakan contoh praktis tentang makin banyak bicara, makin banyak kemungkinan untuk salah. Mimpi yang yang dimaksud Pengkhotbah bukanlah mimpi sebagaimana Allah berbicara pada hambaNya (1 Raj. 3:5; Ayub 33:15) melainkan mimpi sebagai bunga tidur. Penelitian medis membuktikan bahwa sebelum mati, otak manusia tidak pernah berhenti beraktifitas sekalipun dalam keadaan tidur.Dan mimpi merupakan refleksi otak terhadap aktifitas pemiliknya sadar maupun tidak sadar.<br />
<br />
5:3-4 – Kalau engkau bernazar kepada Allah, janganlah menunda-nunda menepatinya, karena Ia tidak senang kepada orang bodoh. Tepatilah nazarmu. Lebih baik engkau tidak bernazar daripada bernazar tetapi tidak menepatinya.<br />
Inilah Alasan utama kenapa manusia umat yang hendak beribadah kepada Allah harus berpikir matang-matang sebelum dating beribadah dan mengucapkan nazar kepada Allah. Pengkhotbah mengingatkan bahwa Allah tidak senang kepada pembohong. Jika umat Allah telah bernazar, maka haruslah segera melakukana nazarnya tersebut. Ayat ini parallel dengan Mazmur 66:13-15 tentang sikap umat yang hendak beribadah dan mempersembahkan korban kepada Allah. <br />
Banyak orang percaya saat ini yang terjebak dalam nazar yang tidak dipikirkan sebelumnya. Nazar atau janji kepada Tuhan bukan hanya ketika kita berdoa melainkan dalam setiap perkataan liturgical kita termasuk nyayian. Banyak lagu-lagu yang mengandung nazar maupun pernyataan yang sebenarnya belum bisa dan bahkan tidak bisa kita lakukan namun dengan gampangnya kita mengucapkannya.<br />
<br />
5:5 – Janganlah mulutmu membawa engkau ke dalam dosa, dan janganlah berkata di hadapan utusan Allah bahwa engkau khilaf. Apakah perlu Allah menjadi murka atas ucapan-ucapanmu dan merusakkan pekerjaan tanganmu?<br />
Ayat ini menggambarkan tentang bagaimana orang Israel datang beribadah di bait suci dan bernazar di hadapan imam dan saat dia kembali ternyata dia belum melakukan nazarnya tesebut kemudian berkata kepada imam bahwa dia khilaf. Pengkhotbah mengatakan bahwa Allah tegas dalam hal ini. makanya sejak awal telah diingatkan untuk berhati-hati dengan perkataan. Lebih baik tidak bernazar daripada bernazar tapi tidak menepati. Menepati perkataan juga disebut integritas. Setiap orang percaya dituntut memiliki integritas – kesatuan antara perkataan dan tindakan.<br />
<br />
5:6 – Karena sebagaimana mimpi banyak, demikian juga perkataan sia-sia banyak. Tetapi takutlah akan Allah.<br />
Ayat ini merupakan penegasan dari ayat 2 namun memiliki tambahan yang merupakan inti dari ibadah yang benar yaitu harus disertai dengan takut akan Allah. Takut akan Allah bukan berarti bersembunyi dan takut bertemu dengan Tuhan sperti yang dilakukan Adam dan Hawa ketika berdosa. Takut akan Allah berarti menghormati dan taat pada-Nya, dan ini merupakan bagian dari kasih kita pada Allah. <br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
BAB III<br />
KESIMPULAN<br />
<br />
Dalam ibadah yang benar, umat Tuhan tidak hanya dituntut untuk memuji dan memuliakan Allah lewat persembahan, penyembahan bahkan pernyataan-pernyataan imana yang muluk-muluk namun Allah menuntut integritas kita. Allah menghendaki ibadak kita didasarkan akan rasa takut akan Allah.Takut akan Allah berarti memiliki rasa hormat panda-Nya, mengasihi dia dengan segenap hati dan mentaati firman-Nya.<br />
Sebagai orang percaya, bukana lagi merupakan kewajiban kita untuk datang beribadah pada Allah. tapi lebih dari itu, datang kepada Allah merupakan hak kita karena itulah tujuan-Nya menciptakan kita, yaitu untuk hidup bersekutu dengan Dia dalam kasih kekal.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Daftar Pustaka:<br />
<br />
_______. Alkitab. Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia. 2006.<br />
_______. Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid II. Jakarta: YKBK/OMF. 2007.<br />
Aritonang, M. P. Pengetahuan dan Pembimbing Perjanjian Lama. tp. 2007.<br />
Dwi Agus Priono, Tafsir Pengkhotbah, http://dwiaguspriono.blogspot.com<br />
Wikipedia Indonesia. http://id.wikipedia.org/kitab_pengkhotbah.<br />
Matthew Henry’s Commentary. Eccleciastes 5. http:www.christnotes.org/commentary.php.Wing of Gloryhttp://www.blogger.com/profile/07090864672521533087noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8846335305190637563.post-74028092410872107122011-03-23T22:18:00.000-07:002011-03-23T22:18:09.536-07:00ARE YOU THE ONE FOR ME?(Apakah Engkau yang Terpilih bagiku?)<br />
Mengetahui yang benar dan menghindari yang salah<br />
#### Oleh: Barbara De Angelis, Ph.D #####<br />
<br />
Jatuh cinta adalah pengalaman yang ajaib dan kuat. setiap ciuman, setiap percakapan, setiap saat pada awalnya tampak begitu benar, begitu sempurna tapi segera tarik dan kegilaan menjadi "hubungan" dan kita dibawa turun ke bumi dengan realitas menantang berbagi hidup kita dengan manusia lain. dan minggu-minggu terpesona pertama berubah menjadi bulan, satu hari kita menemukan diri kita bertanya "ini orang yang tepat untuk saya?"<br />
Jika Anda lajang, saya berharap buku ini akan memberi Anda alat-alat dan petunjuk untuk membuat sehat, pilihan sukses dalam pasangan Anda untuk hubungan berikutnya.<br />
Jika Anda pulih dari patah hati, saya berharap buku ini akan membantu Anda memahami mengapa pilihan hubungan Anda tidak yang baik untuk Anda, dan akan memberikan informasi yang akan membantu Anda membuat pilihan yang jauh lebih bijaksana dan kurang menyakitkan waktu berikutnya.<br />
jika Anda belum menikah tetapi dalam suatu hubungan, saya berharap buku ini akan mendukung Anda dalam mendapatkan jelas tentang apakah hubungan Anda yang tepat bagi Anda, jadi Anda tidak perlu membuang waktu dan energi pada hubungan yang tidak akan bekerja.<br />
Jika Anda berada dalam hubungan komitmen atau perkawinan, saya berharap buku ini akan menunjukkan bahwa banyak konflik Anda dan pengalaman pasangan Anda mungkin berasal bukan dari kurangnya cinta, tapi kurangnya kompatibilitas, dan bahwa perbedaan pemahaman Anda dapat membantu Anda hidup lebih damai dan penuh semangat bersama.<br />
<br />
Hubungan tidak bekerja karena: <br />
1. Anda mencintai orang yang tepat tetapi anda salah mencintai.<br />
2. Anda bersama orang yang tidak tepat.<br />
Lima Mitos Cinta Mematikan <br />
Banyak diantara kita yang mempercayai mitos cinta sebagai suatu kisah (roman) yang sebenarnya menghalangi kita untuk membuat keputusan yang tepat tentang cinta.<br />
Adapun beberapa mitos yang salah tentang cinta adalah:<br />
1. Cinta Sejati menaklukan segalanya.<br />
Jauh di dalam hati kita, secara diam-diam kita percaya mitos ini, bahwa jika kita benar-benar mencintai pasangan kita, kita bisa membuat hubungan jadi berjalan dengan baik. Tanpa masalah dan tanpa konflik asalkan kita benar-benar mencintai.<br />
2. Ketika itu Cinta Sejati, saya akan tahu. Ini akan "cinta pada pandangan pertama." <br />
Hanya butuh beberapa sat untuk cinta hawa nafsu, tapi cinta sejati membutuhkan waktu yang panajng.<br />
3. Ada Hanya Satu Cinta Orang Benar bagi-Ku. <br />
Sangat memungkinkan untuk mengalami cinta yang benar dengan lebih dari satu orang. Ada banyak pasangan potensial yang bisa membuat kita bahagia dengannya.<br />
<br />
<br />
4. Pasangan Sempurna Akan memenuhi setiap keinginan kita.<br />
Jika anda merasakan kekosongan emosional sebelum memulai suatu hubungan, anda hanya akan merasakan kkekosongan juga saat memulai hubungan tersebut.<br />
5. Saat Anda mengalami pengalaman seksual yang luar biasa, itu pasti Cinta. <br />
seks yang baik tidak ada hubungannya dengan cinta sejati, tetapi hanya tentang hubungan seks itu saja.<br />
<br />
Tujuh Alasan yang Salah dalam Menjalin Hubungan<br />
<br />
1. Tekanan.<br />
• Tekanan usia<br />
• Tekanan dari keluarga dana teman. <br />
2. Kesepian dan putus asa.<br />
Saat Anda merasa kesepian, Anda seperti telah membuat pilihan cinta yang salah dan mengakhiri hubungan yang tidak memuaskan.<br />
3. Kelaparan Seksual.<br />
Dengan kelaparan seksual, Anda bisa saja tidak akan tertarik kepada pasangan anda. Anda akan mengingini orang lain.<br />
4. Gangguan untuk kehidupan Anda sendiri. Anda menyukai gangguan, bukan orangnya. <br />
Apakah anda pernah berpikir bagailana pengalihan bisa menjadi cinta? Anda berpikir tentang perasaan orang lain, apa yang mereka butuhkan, apa yang membuat mereka bahagia serta bagaimana kebiasaan mereka. Ini hanyalah beberapa contoh.<br />
5. Tidak ingin tumbuh. <br />
Anda mungkin berada pada bagian hubungan yang seperti ini apabila:<br />
• Ada perbedaan usia yang jauh antara anda dan pasangan anda.<br />
• Ada perbedaan besar dalam hal finansial dan kesuksesan profesi antara anda dan pasangan anda.<br />
• Ada kontras yang besar menyangkut level pengalaman hidup antara anda dan pasngan anda..<br />
• Salaah satu pasangan selalu melihat yang lain hanya untuk menolong dan menasihati.<br />
6. Rasa bersalah<br />
Saat anda memutuskan untuk berhubungan dengan seseorang yang tanpa kesalahan dan bukan karena cinta, Anda menghacurkan mereka dan diri anda sendiri. <br />
7. Ingin untuk mengisi kekosongan spiritual atau emosional dengan hubungan. <br />
Kepenuhanlah yang membuat hubungan berjalan baik dan buakan kekosongan.<br />
<br />
6 Kesalahan terbesar yang kita lakukan dalam memulai suatu hubungan:<br />
1. Kita tidak memiliki cukup pertanyaan<br />
Kita terlalu sibuk mencari alasan kenapa kita harus mencintai seseorang ketimbang kita meluangkan waktu untuk mencari alasan kenapa kita tidak harus mencintainya.<br />
2. Kita menolak tanda peringatan dari suatu masalah<br />
Sebuah hubungan tidak hanya berlaku dalam satu malam saja, tapi berlangsung berbulan-bulan, bertahun-tahun sampai akhirnya cinta itu hancur.<br />
3. Kita membuat kompromi yang terlalu dini (prematur)<br />
Bahaya dalam kompromi yang terlalu dini adalah bahwa anda akan kehilangan kepekaan diri pada awal sebuaha hubungan dan membuat kepekaan harmonis yang salah antara anda dan pasangan anda.<br />
<br />
4. Kitaa hanyut dalam kebutaan hawa nafsu<br />
Saat anda belajar merasakan orang lain dengan hatimu dan tidak hanya sekedar melihat mereka melalui pandangan mata saja, Anda akan menarik lebih banyak pasangan yang cocok dalam hidup anda.<br />
5. Kita menyerah dalama hal godaan materi<br />
Saat anda memilih pasangan berdasarkan apa yang dia bisa berikan kepada anda secara materi lebih dari pada secara emosional, maka anda akan berakhir dalam suatu hubungan yang salah.<br />
6. Kita membuat komitmen sebelum merasa ada kecocokan<br />
Hal-hal yang bisa membuat kita berkomitmen sebelum merasa ada kecocokan antara lain:<br />
• Terlalu menyukai hubungan dengan seseorang lebih daripada sendirian.<br />
• Lelah berpacaran dan ingin mencoba pasangan yang baru.<br />
• Merasa tidak dicintai atau tertolak pada masa kecil.<br />
• Merasa terhilang / menjadi pecundang saat tidak memiliki suatu hubungan.<br />
• Merasa tertekan oleh orang lain untuk segera mencari pasangan.<br />
• Sebagai wanita, merasa “jam biologis”nya mulai habis.<br />
<br />
10 Tipe Hubungan yang Tidak Bisa Berjalan Baik<br />
1. Anda terlalu perhatian kepada pasangan anda lebih dari perhatiannya kepada anda.<br />
Apapun alasannya, apabila anda mencintai pasangan kita lebih daripada dia mencintai anda, maka hasilnya akan sama yaitu:<br />
• Anda akan mengakhirinya dengan perasaan dikendalikan oleh pasangan.<br />
• Anda akan amengkahirinya dengan perasaan lapar akan cinta.<br />
• Anda akan mengakhirinya dengan perasaan marah.<br />
• Anda akan mengakhirinya dengan perasaan dicurangi.<br />
• Anda akan mengakhirinya dengan perasaan tidak senang/kecewa.<br />
2. Pasangan Anda terlalu peduli pada Anda lebih daripada kepedulian Anda padanya.<br />
Saat Anda dalam tipe hubungan yang seperti ini, Anda akan tidak pernah sungguh-sungguh puas, sejak Anda tidak memberikan hati anda secara utuh.<br />
3. Anda mencintai pasangan anda hanya karena potensinya<br />
Memiliki hubungan yang sehat dengan seseorang berarti mencintai dia sebagaimana adanya dia sekarang bukan mencintainya dalam kedengankian hari ini atau dalam harapan bagaimana jadinya dia nanti.<br />
4. Anda dalam misi penyelamatan<br />
Orang yang memulaia hubungan dengan misi menyelamatkan pasagannya secara emosional biasanya membuat kesalahan dalam hal simpati untuk cinta.<br />
5. Anda melihat pasangan anda sebagai pemeran/model.<br />
Satu-satunya cara agar hubungan anda bisa berjalan dengan baik adalah dengan mencintai dan menghargai diri anda sendiri sebagaimana anda mencintai dan menghargai pasangan anda .<br />
6. Anda tergila-gila pada pasangan anda karena alasan eksternal.<br />
Jika anda menemukan bahwa anda tergila-gila pada salah satu bagian dari pasangan anda, bertanyalah pada diri anda sendiri: “jika dia tidak memilikinya, apakah saya masih akan mau bersamanya?” <br />
<br />
7. Anda hanya memiliki kecocokan sebagian.<br />
Anda mungkin termasuk dalam tipe seperti ini apabila:<br />
• Anda bertemu dengana pasangan anda dalam suatu permasalahan yang sama dan sering membicarakannya.<br />
• Anda dan pasangan anda terlibat dalam aktifitas rutin yang sama.<br />
• Anda bertemu pasangan anda dalama asuatu acara khusus.<br />
8. Memilih pasangan karena ingin memberontak.<br />
Tipe hubugan seperti ini tidak seperti biasanya dan bisa menciptakan drama yang luar biasa dalam hidup.<br />
9. Anda memilih pasangan sebagai reaksi dari hubungan anda dengan pasangan sebelumnya.<br />
Temukan semua kualitas yang Anda butuhkana dalam sebuah hubungan dan suatu hubungan yang bisa seimbang dengan hal itu.<br />
10. Pasangan Anda adalah orang yang tertolak ataua bermasalah.<br />
Jika Anda terhubung dengan seseorang yang memiliki hubungan dengan orang lain, Anda harus menerima bahwa orang tersebut adalah sisa/mantan orang lain.<br />
<br />
Kesalahan Fatal yang harus diwaspadai pada pasangan:<br />
1. Kecanduan<br />
Saan anda mencintai seseorang dengan kecanduan, Anda berada dalama cinta segi tiga – anda, pasangan anda dan apapun itu yang membuat dia kecanduan.<br />
2. Kemarahan<br />
Ada beberapa alasan orang tumbuh mencadi seorang pemarah:<br />
• Mereka pernah disakiti secara fisik, verbal maupun seksual waktu masa kecil.<br />
• Mereka merasa tidak dicintai dan tertolak pada masa kecil.<br />
• Mereka merasa tidaka berdaya semasa kecil.<br />
Tekanan kesedihan pada masa kecil bisa membuat seseorang jadi pemarah saat dewasa.<br />
3. Korban Kesadaran<br />
Para korban lebih banyak menghabiskan waktu dengan membantah hal-hal yang tidak benar lebih dari melakukan sesuatu untuk mengubahnya.<br />
4. Gila Kontrol<br />
Gila kontrol tidak mau menerima masukan apa yang harus dilakukan, itu hanya akan membuat mereka berada di luar kontrol. Kesalahana fatal ini susah disembuhkan karena mereka sangat membenci sesuatu yang tidak bisa dikendalikan dan ini merupakan masalah khususnya dalam hal menerima orang lain.<br />
5. Kelainana Seksual<br />
Ada beberapa kategori kelainan seksual:<br />
• Kecanduan seksual dan obsesi.<br />
• Kekurangan integritas seksual<br />
• Masalah kemampuan seksual.<br />
6. Pasangan Anda tidak bertumbuh<br />
Anak-anaka yang marah terhadap kontrol orang tua terhadap mereka biasanya akan bertumbuh dalam kedewasaan yang suka memberotak terhadap semua otoritas diatasnya.<br />
7. Ketidaktersediaan emosional pada pasangan.<br />
Jika anda menikah dengan seseorang yang tidak mau membicarakan masalah emosi, anda tidak dalam suatu hubungan, anda hanya berada dalam suatu aturan hidup.<br />
8. Pasangan anda belum dipulihkan dari hubungan masa lalu<br />
Semakin banyak kemarahan tentang masa lalu yang anda simpan dalam hati, semakin sedikit kemampuan anda untuk mencintai di masa sekarang.<br />
9. Kerusakan emosi sejak kecil<br />
Semua orang membawa bagasi emosional sejak kecil ke dalam hubungan ketika dewasa. Dan hal-hal itu akan sangat mempengaruhi hubungan, entah itu hal baik maupun hal yang buruk.<br />
<br />
Ada Beberapa bom waktu yang sewaktu-waktu bisa menghancurkan hubungan:<br />
1. Perbedaan usia yang signifikan.<br />
Perbedaan usia yang terlalu jauh bisa menyebabkan perbedaan-perbedaan prisip dan pandangan antara kedua pasangan.<br />
2. Latar belakang agama yang berbeda<br />
Jangan biarkan bom waktu ini meledak di depan kita, lebih baik menghindar sebelum masalah ini menjadi lebih serius.<br />
3. Perbedaan latar belakang sosial, suku dan pendidikan<br />
Mencoba menerima sesuatu yang tidak nyaman dari pasangan anda akan sangat menyakitkan orang itu pada akhirnya, ketika perasaan kita yang sebenarnya muncul.<br />
4. Hubungan Jarak Jauh<br />
Tujuan dari sepasang kekasih dalam hubungana yang “normal” adalah menjadi lebih mencintai dan lebih intim satu sama lain. Sedangkan tujuan dari pasangan jarak jauh adalah agar keduanya bisa saling bertemu lagi.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Apakah Anda Siap Jatuh Cinta?<br />
Ada beberapa pertanyaan yang perlu anda tanyakan pada diri sendiri untuk memastikan apakah anda siap untuk memiliki suatu hubungan yang intim:<br />
1. Apakah saya masih mencintai mantan saya?<br />
2. Apakah saya masih membawa-bawa masalah dengan mantan saya sebelumnya?<br />
3. Apakah saya merasakan kekosongan rohani dan emosional dengan diri saya?<br />
4. Apakah saya tidak menyukai diri saya?<br />
5. Apakaha saya merasa hanya memiliki sedikit hal berharga yang bisa diberikan kepada pasangan?<br />
6. Apakah saya punya kecanduan yang belum ku bereskan?<br />
7. Apakaha saya sangat merasa kesepian dan tertolak bahwa saya tidak senang tanpa suatu hubungan?<br />
8. Apakah saya merasa tidak ada seorangpun yang mau menjalin hubungan dengan saya?<br />
9. Apakah saya menemukan bahwa hampir tidak mungkin untuk merasakan emosi?<br />
10. Apaka saya tidaka mau membicarakan tentang emosi dengan orang lain?<br />
Jika anda menjawab “YA” bahkan hanya untuk salah satu pertanyaan saja, anda mungkin belum siap secara emosional untuk menjalin hubungan dengan orang lain.Wing of Gloryhttp://www.blogger.com/profile/07090864672521533087noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8846335305190637563.post-81821583187784930252011-03-23T22:13:00.000-07:002011-03-23T22:13:48.159-07:00JOHANN HEINRICH PESTALOZZI PENDIRI SEKOLAH DASAR MODERNDari Buku Sejarah Perkembangan Pikiran dan Praktek Pendidikan Agama Kristen Oleh: Robert R. Boehlke, Ph. D.<br />
<br />
<br />
BAB I<br />
RIWAYAT HIDUP JOHANN HEINRICH PESTALOZZI<br />
<br />
Johann Heinrich Pestalozzi lahir dan dibesarkan di Zurich Swiss pada tanggal 12 Januari 1746. Dia berasal dari keluarga Protestan, ayahnya seorang doctor yang meninggal waktu Heinrich berumur enam tahun dan hanya meninggalkan sedikit warisan. <br />
Setiap liburan, Heinrich tinggal dengan kakeknya, seorang pendeta Protestan yang melayani di desa. Hal inilah yang mendorong Heinrich untuk menjadi pendeta namun keinginan ini buyar setelah dia lupa akan isi khotbahnya pada saat membawakan khotbah di depan ujian klasis. Sebelumnya dia juga pernah berbuat kesalahan dalam menuntun para hadirin mengucapkan “doa Bapa kami”.<br />
Heinrich kemudian beralih ke bidang hukum agar dapat masuk ke dalam pemerintahan dan meyusun undang-undang yang memihak kaum lemah. Namun hal ini kembali menemui kegagalan karena keterlibatannya dalam kelompok politis yang dianggap radikal oleh pemerintah.<br />
Pestalozzi kemudian menjalin hubungan dengan Anna Schulthess namun hubungan mereka tidak direstui orang tua Anna karena Pestalozzi seorang pengangguran miskin. Pestalozzi kemudian belajar tentang pertanian dan bisa meyakinkan keluarga Anna sehingga mereka menikah pada tanggal 30 September 1769.Pestalozzi kemudian membuka lahan pertanian di Neuhof namun kembali usaha pertaniannya tidak berhasil karena terjadi perselisihan dengan tetangga mereka yang mayoritas peternak.<br />
Melihat kemalangan anak-anak di sekitarnya dan melihat rumahnya yang setengah kosong, Pestalozzi kemudian mendirikan sekolah bagi anak-anak miskin dan mengajarkan tiga tujuan yaitu: memperbaiki akhlak para pelajar, mendidik untuk dapan membaca, menulis dan berhitung dan melatih anak-anak keterampilan yang bisa menolong mereka keluar dari kemelaratan. Hasil dari keterampilan mereka gunakan untuk membiayai sekolah namun karena tidak bisa mandiri, sekolah itupun ditutup.<br />
Pestalozzi juga gagal mengurus rumah tangganya ketika dia menjadi pengangguran dan anaknya memiliki keterbelakangan mental sehingga orang-orang sempat menganggap bahwa Pestalozzi gila. Namun karena bantuan dan motifasi dari teman-temannya, dia bisa mendapat kesempatana menuangkan idenya dalam lomba menulis sehingga orang-orang mulai mengenal karyanya.<br />
BAB II<br />
DASAR PENDIDIKAN<br />
<br />
A. Pandangan Teologis<br />
Pestalozzi tidak sabar dengan system dogmatis yang berlaku dalam gereja Reformasi pada saat itu. Dimana para pendukung system tersebut hanya bisa dan rajin menyusun ajaran teologis “benar” saja daripada mewujudkannya ajaran tersebut kedalam kehidupan sehari-hari. Pestalozzi adalh seorang Kristen yang mentaati kedua hukum ilahi yang diutamakn kembali oleh Yesus:”Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu Esa. Kasihilah Tuhan Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu. Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang yang lebih utama daripada kedua hukum itu.” Pestalozzi sangat menghayati kedua hukum ini.<br />
Pestalozzi memakai pengertian sederhana tentang iman Kristen. Dalam tulisannya, Pestalozzi mempunyai lima pokok utama yang mencolok:<br />
1) Kepercayaan Kepada Allah<br />
Jika Allah Bapa bukan lah Bapa kita, maka tidak ada dasar yang dapat dipercayai untuk menghadapi tantang hidup ataupun mengembangkan pendidikan yang berhasil. Dalam Amsal 1:7 dituliskan“takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan.” <br />
2) Alam Sebagai Pedoman<br />
Pesatalozzi sangat bertolak belakang denga pendapat Rousseau yang memilki pandangan yang baik terhadap alam dalam pendidikan. Pestalozzi tidak memiliki pandangan seindah itu terhadap alam. Pestalozzi tidak mengaggap alam sebagai kekuatan yang merdeka, seakan-akan alamalam itu berdiri atas kekuatannya sendiri, sedngkan pencipta alam adalah Allah sendiri. Jadi bagi Pestalozzi alam tersebut bergantung kepada kehendak Allah.<br />
3) Yesus Sebagai Juruselamat Dunia<br />
Nama Allah dan Yesus terus dimasukkan kedalam karyanya, hal ini menunjukkan bahwa betapa pentingnya hubungan dengan Yesus baginya. Pestalozzi betul-betul hidup untuk melayani orang-orang yang paling hina. Dan dia sangat mengharapkan tindakan-tindakan yang serupa dilakukan oleh para pendidik-pendidik lainnya. Dan hendaknya berpatokan kepada Tuhan Yesus Kristus.<br />
4) Manusia: Jati Diri dan Tugasnya<br />
Jati diri manusia dibahas dalam tiga pokok yakni:<br />
a) Sebagai makhluk dari alam<br />
Yaitu Pestalozzi ingin mengarahkan jati diri manusia sebagai makhluk dari alam, untuk menghilangkan dasar bagi manusia yang membuat manusia kedalam kelas social. Karena semua orang memiliki struktur jasmani yang sama. Dari segi pembawaan almiah memang terdapat perbedaan, tetapi setiap manusia berhak untuk bertahan hidup sekalipun dari orang terpelajar yang sangat rendah dengan seluruh hasil alam yang ada. Yang sangat dibutuhkan dalam hal ini ialah kesadaran setiap orang sebagai makhluk yang bersosial.<br />
b) Sebagai makhluk social<br />
Terkadang orang-orang menyerahkan sebagian kemerdekaanya atau apa yang dia punya untuk meproleh keamanan. Orang yang mempunyai harta akan lebih tinggi dari mereka yang tidak punya atau bisa disebut seperti seorang raja. Sedangkan dalam hati manusia selalu timbul kebutuhan-kebutuhan yang lain, sehingga dalam diri seseorang harus hidup sebagai makhluk yang bermoral.<br />
c) Sebagai makhluk moral<br />
Moralitas adalah prestasi dari kehendak manusia, suatu hasil watak yang baik yang menang atas perasaan yang memntingkan kepentingan sendiri. Untuk bertumbuh secar moral, kita harus merasa secara dalam. Dengan kat lain, suatau tindakan atau kelakuan boleh dikatakan sebagai moral sejauh manan tindakan atau kelakuan itu dilaksanakan karena dipaksa oleh kebiasaan social atau hukum negera, tetapi dari keputusan pribadi.<br />
<br />
5) Pengalaman Beriman Secara Pribadi<br />
Lewat pengalaman yang dilewati sejak kecil baik dalam suka maupun duka didalam kehidupannya. Yang hidup bersosial, yang hidup dilingkungannya dan yang mengabdikan diri kepada Allah.<br />
<br />
B. Dasar Ilmu Jiwa<br />
1. Sumber Dasar Ilmu Jiwa<br />
Pestalozzi menganggap bahwa Alkitab sumber bagi hal-hal rohani. Dia memulai penelitian sesuai denga praduga bahwa kunci untuk membuka rahasia perkembangan anak terletak dalam alam sendiri.<br />
2. Asas-asas Belajar Mengajar<br />
Berdasarkan metode percobaan dan analogi dalam alam itu, Pestalozzi menemukan asas-asas belajar-mengajar sebagi berikut:<br />
Si guru membagi bahan yang diajarkan<br />
Anak belajar lebih baik kalau guru memusatkan perhatian pada tugas belajar yang terbatas.<br />
Sianak belajar melalui pancaindra<br />
Semua pengatahuan yang diperoleh melalui pancaindra dapt digolongkan dibawah tiga kata, yaitu jumlah, bentuk dan bahasa.<br />
Pengalaman belajar akan lebih berhasil bila guru mengelompokkan bagian pengetahuan yang sifatnya sama, paling tidak mirip antara yang satu demnga yang lain.<br />
Kecenderungan untuk ditarik oleh keindahan telah ditanamkan oleh alam dalam diri manusia<br />
Walaupun terdapat hukum-hukum alamiah tentang cara belajar, namun dalam hukum-hukum itu tanpak banyak kesempatan untuk bertumbuh secara bebas sesuai dengan kebutuhan dan sifat setiap orang.<br />
3. Pertumbuhan Iman<br />
Berbicara mengenai pertumbuhan iman, sangat dekat dengan hati Pesatlozzi, yakni pertumbuhan iman dalam diri seorang anak. Pertumbuhan seorang anak sebagi hasil dari mengalami kasih dan iman dalam diri ibunya. Pestalozzi sendiri berusaha untuk menjadi seorang ayah dan menjadi seorang ibu dalam hubungannya denga anak-anaknya. Bagi seorang anak, kasih yang nyata yang kemungkinan besar bahwa anak akan percayua akan kasih Allah yang tidak dilihatnya itu, adalh kasih dari ayah dan ibunya. Orang tua yang beriman akan senantisa mengajarkan tenatang Allah terhadap anaknya, dan setiap hri akan mendengar hal-hal tentang Allah.<br />
<br />
C. Asas - Asas Pendidikan<br />
Pestalozzi boleh digambarkan sebagai seorang yang mengabdikan seluruh pikiran, tenaga dan dana yang ia miliki demi pelaksanaan tugas memperbaiki keadaan yang buruk dalam masyarakat dengan jalan memperbarui setiap orang .pembaruan perorangan itu akan dilaksanan melalui pendidikan yang mengubah pengetahuan dan gaya hidup kaum miskin yang tinggal didusun dusun Swis. <br />
<br />
1. Arti Pendidikan <br />
Menurut Pestalozzi , perbaikan pendidikan di Swis perlu dilaksanakan sekaligus dari dua segi , yakni dari segi praktek dan teori . Urutan ini mencerminkan cara Pestalozz menjadi seorang ahli pendidikan. Ia tidak memulai panggilan hidups ebagai pendidik setelah mengembangkan teori pendidikan lebih dahulu. Teori berasal dari pengalaman dalam ruang kelas.<br />
Pendidikan yang akan mengubah mutu kehidupan anak – anak miskin didesa pertanian harus memenuhi kebutuhan dasariah di mana mereka hidup. <br />
2. Arti Pendidikan <br />
Menurut Pestalozzi , perbaikan pendidikan di Swis perlu dilaksanakan sekaligus dari dua segi , yakni dari segi praktek dan teori . , teapi yang keduaan itu harus tunduk pada pertama . tujuan Umum dirahkan untuk menghasilkan seorang yang bijaksana dan bajik dalam kehidupannya , manusiawi dalam semua hubungan dengan sesamanay manusia dan seorang yang hidup beriman sebagai mahluk yang bergantung pada allah. Sesuai dengan arti kejuruan itu , tujuanya ialah memperlengkapi pelajar untuk memperoleh keterampilan yang diperlukan untuk memenuhi perencanaanya dalam masyarakat <br />
3. Lingkungan Pendidikan<br />
Menurut Pikiran Pestalozzi , ada tiga lingkungan diman pendidikan terjadi :<br />
a. rumah tangga<br />
b. rumah dermawan <br />
c. sekolah<br />
Dari ketiga itu , rumah tangga sendiri adalah yang paling penting<br />
4. Pengajar <br />
Dua pengajar utama ,yaitu sang ibu dan guru yang mengajar disekolah sudah tersirat dalam pembahasan tentang bagian lingkungan diatas . disamping kedua pengajar itu, pestalozzi menyebutkan dua lagi yaiti si anak sendiri dan pengalaman hidup<br />
a. Si Ibu<br />
b. Guru Sekolah<br />
c. Si Anak<br />
d. Pengalaman hidup<br />
5. Pelajar<br />
a. Semua Anak<br />
b. b.Anak perempuan ( sekolah keibuan )<br />
c. Calon Guru<br />
<br />
6.Kurikulum<br />
a. Kurikulum untuk pendidikan Akal (kognitif)<br />
b. Kurikulum Untuk Pendidikan Tangan (psikomotorik)<br />
b. Kurikulum Pendidikan Moral dan Keagamaan (afektif)<br />
7. Metodologi<br />
a. Metode mengajarkan mata pelajaran intelektual yang berhubungan dengan tiga jenis pengalaman yang dilambangkan dengan tiga kata yang sudah ditentukan , yaitu :<br />
1. Bahasa<br />
Melatih daya tangkap indra anak, termasuk membaca, menulis berbicara dan mendengarkan.<br />
2. Bentuk<br />
Melatih anak untuk menggambarkan bentuk-bentuk misalnya bentuk huruf, persegi, lingkaran, segi tiga termasuk perbedaan panjang, pendek dan besar, kecil. Selanjutnya menggambar mentuk dari alam yang bisa dilihat.<br />
3. Jumlah<br />
Metode dasar matematika yaitu penjumlahan, pengurangan, perkaliana dan pembagian.<br />
b. Metode mengajarkan mata pelajaran jasmani<br />
c. Metode Mengajarkan mata pelajaran akhlak dan agamawi <br />
<br />
<br />
<br />
BAB III<br />
PENUTUP<br />
<br />
A. Kesimpulan<br />
Melalui asas dan praktek pendidikan, Pestalozzi mengilhami sejumlah pemikir masyarakat dan dan pejabat pemerintah untuk memprakarsai rencana pendidikan untuk semua anak.Sebagian inspirasi itu bertaraf tinggi dalam arti mereka yang dipengaruhi Pestalozzi amat prihatin atas nasib begitu banyak anak miskin.<br />
Bagaimanapun juga motofnya, suasana sosial, ekonomi dan politik di Eropa sudah menerima gagasan Pestalozzi tentang pendidikan masal dan keprihatinan terhadap kaum miskin.<br />
B. Aplikasi<br />
Dari kisah hidup dan perjuangan seorang Johann Heinrich Pestalozzi, dunia akademis khususnya para mahasiswa boleh baelajar bahwa kegagalan bukanlah penghalang untuk menggapai cita-cita. Karena kegagalan yang sesungguhnya adalah ketika seseorang purus asa, menyerah dan berhenti berusaha.Wing of Gloryhttp://www.blogger.com/profile/07090864672521533087noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-8846335305190637563.post-86415357054936344192011-03-23T22:10:00.000-07:002011-03-23T22:10:23.976-07:00FAKTOR - FAKTOR PENUNJANG DAN PENGHAMBAT KOMUNIKASIBAB I<br />
PENDAHULUAN<br />
Setelah pada pembahasan-pembahasan sebelumnya di kelas teman-teman telah menjelaskan tentang pengantar ilmu komunikasi baik pengertian, sejarah serta ruang lingkup komunikasi, maka saat ini kelompok kami akan membahas tentang faktor-faktor penunjang maupun penghambat dalam komunikasi. Factor-faktor ini sangat penting kita ketahui agar kita bias memaksimalkan komunikasi kita sehingga bisa mencapai tujuan yang kita harapkan. <br />
<br />
BAB II<br />
FAKTOR - FAKTOR PENUNJANG DAN<br />
PENGHAMBAT KOMUNIKASI<br />
A. Faktor-Faktor Penunjang Komunikasi<br />
1. Penguasaan Bahasa<br />
Kita ketahui bersama bahwa bahasa merupakan sarana dasar komunikasi. Baik komunikator maupun audience (penerima informasi) harus menguasai bahasa yang digunakan dalam suatu proses komunikasi agar pesan yang disampaikan bisa dimegerti dan mendapatkan respon sesuai yang diharapkan.<br />
Jika komunikator dan audience tidak menguasai bahasa yang sama, maka proses komunikasi akan menjadi lebih panjang karena harus menggunakan media perantara yang bisa menghubungkan bahasa keduanya atau yang lebih dikenal sebagai translator (penerjemah)<br />
2. Sarana Komunikasi<br />
Sarana yang dimaksud di sini adalah suatu alat penunjang dalam berkomunikasi baik secara verbal maupun non verbal. Kemajuan IPTEK telah menghadirkan berbagai macam sarana komunikasi sehingga proses komunikasi menjadi lebih mudah. Semenjak ditemukannya berbagai media komunikasi yang lebih baik selain direct verbal (papyrus di Mesir serta kertas dari Cina ), maka komunikasi bisa lebih di sampaikan secara tidak langsung walau jarak cukup jauh dengan tulisan atau surat. Semenjak penemuan sarana komunikasi elektrik yang lebih canggih lagi (televisi, radio, pager, telepon genggam dan internet) maka jangkauan komunikasi menjadi sangat luas dan tentu saja hal ini sangat membantu dalam penyebaran informasi. Dengan semakin baiknya koneksi internet dewasa ini, maka komunikasi semakin lancer dan up to date. Misalnya saja peristiwa unjuk rasa missal yang menyebabkan kekacauan di Mesir telah bisa kita ketahui bahkan secara live.<br />
3. Kemampuan Berpikir<br />
Kemampuan berpikir (kecerdasan) pelaku komunikasi baik komunikator maupun audience sangat mempengaruhi kelancaran komunikasi. Jika intelektualitas si pemberi pesan lebih tinggi dari pada penerima pesan, maka si pemberi pesan harus berusaha menjelaskan. Untuk itu diperlukan kemampuan berpikir yang baik agar proses komunikasi bisa menjadi lebih baik dan efektif serta mengena pada tujuan yang diharapkan. Begitu juga dalam berkomunikasi secara tidak langsung misalnya menulis artikel, buku ataupun tugas-tugas perkuliahan (laporan bacaan, makalah, kuisioner dan lain-lain), sangat dibutuhkan kemampuan berpikir yang baik sehingga penulis bisa menyampaikan pesannya dengan baik dan mudah dimengerti oleh pembacanya. Demikian juga halnya dengan pembaca, kemampuan berpikirnya harus luas sehingga apa yang dibacanya bisa dimengerti sesuai dengan tujuan si penulis. Jika salah satu (penulis atau pembaca) tidak memiliki kemampuan berpikir yang baik, maka apa yang disampaikan bisa tidak dimengerti sehingga tidak mencapaia tujuan yang diharapkan. <br />
4. Lingkungan yang Baik<br />
Lingkungan yang baik juga menjadi salah satu factor penunjang dalam berkomunikasi. Komunikasi yang dilakukan di suatu lingkungan yang tenang bisa lebih dipahami dengan baik dibandingkan dengan komunikasi yang dilakukan di tempat bising/berisik. Komunikasi di lingkungan kampus Perguruan Tinggi tentu saja berbeda dengan komunikasi yang dilakukan di pasar. <br />
<br />
B. Faktor-Faktor Penghambat Komunikasi<br />
1. Hambatan sosio-antro-psikologis<br />
a. Hambatan sosiologis<br />
Seorang sosiolog jerman bernama Ferdinand Tonnies mengklasifikasikan kehidupan masyarakat menjadi dua jenis yang ia namakan Gemeinschaft dan gesellschaft. Gemeinschaft adalah pergaulan hidup yang bersifat pribadi, statis, dan rasional, seperti dalam kehidupan rumah tanngga; sedangkan gesellschaft adalah pergaulan hidup yang bersifat pribadi, dinamis, dan rasional, seperti pergaulan di kantor atau dalam organisasi.<br />
Karena dalam kehidupan masyarakat itu terbagi atas berbagai gologan dan lapisan, menimbulkan perbedaan status social, agama, ideologi, tingkat pendidikan, tingkat kekayaan, dan sebagainya, semua itu menjadi hambatan dal<strike><strike><strike></strike></strike></strike>am berkomunikasi dan inilah yang termaksud dalam hambatan sosiologis.<br />
b. Hambatan antropologis<br />
Manusia, meskipun satu sama lain sama dalam jenisnya sebagai makhluk “homo sapiens”, tetapi ditakdirkan berbeda dalam banyak hal. Dalam komunikasi misalnya, komunikator dalam melancarkan komunikasinya dia akan berhasil apabila dia mengenal siapa komunikan dalam arti ‘siapa’ disini adalah bukan soal nama, melainkan ras, bangsa, atau suku apa si komunikan tersebut. Dengan mengenal dirinya, akan mengenal pula kebudayaannya, gaya hidup dan norma kehidupannya, kebiasaan dan bahasanya.<br />
Perlu kita ketahui komunikasi berjalan lancar jika suatu pesan yang disampaikan komunikator diterima olehg komunikan secara tuntas, yaitu diterima dalam pengertian received atau secara inderawi, dan dalam pengertian accepted atau rohani. Teknologi komunikasi tanpa dukungan kebudayaan tidak akan berfungsi.<br />
c. Hambatan psikologis<br />
Factor psikologis sering menjadi hambatan dalam berkomunikasi. Hal ini umunnya disebabkan sikomunikator dalam melancarkan komunikasinya tidak terlebih dahulu mengkaji si komunikan. Komunikasi sulit untuk berhasil apabila komunikan sedang sedih, bingung, marah, merasa kecewa, merasa iri hati, dan kondisi psikologi lainnya; juga jika komunikasi menaruh prasangka kepada komunikator. <br />
Prasangka merupakan salah satu hambatan berat bagi kegiatan komunikasi, karena orang yang berprasangka belum apa-apa sudah bersikap menentang komunikator. Apalagi kalau prasangka itu sudah berakar, seseorang tidak lagi berpikir objektif, dan apa saja yang dilihat atau didengarnya selalu dinilai negatif. Prasangka sebagai factor psikologis dapat disebabkan oleh aspek antropologisdan sosiologis; dapat terjadi terhadap ras, bangsa suku bangsa, agama, partai politik, kelompok dan apa saja yang bagi seseorang merupakan suatu perangsang disebabkan dalam pengalamannya pernah diberi kesan tidak enak.<br />
Berkenaan dengan factor-faktor penghambat komunikasi yang bersifat sosiologis-antropologis-psikologis itu menjadi permasalahan ialah bagaimana upaya kita mengatasinya. Cara mengatasinya ialah mengenal diri komunikan dengan mengkaji kondisi psikologinya sebelum komunikasi terjadi, dan bersikap empatik kepada komunikan.<br />
2. Hambatan semantis<br />
Kalau hambatan sosiologis-antrop[ologis-psikologis terdapat pada pihak komunikan, maka hambatan semantis terdapat pada komunikator. Factor semantis menyangkut bahasa yang dipergunakan komunikator sebagai alat untuk menyalurkan pikiran dan perasaannya kepada komunikan. Agar proses komunikasi itu berjalan denga baik seorang komunikator hareus benar-benar memperhatikan gangguan semantis ini, sebab salah mengucap atau salah tulis dapat menimbulkan salah pengertian atau salah tafsir, yang pada gilirannya bisa ,menimbulkan salah komunikasi. Gangguan semantis juga kadang-kadang disebabkan oleh aspek antropologis, yakni kata-kata yang sama bunyi dan tulisannya, tetapi memiliki makna yang berbeda. Salah komunikasi ada kalanya disebabkan oleh pemilihan kata yang tidak tepat, dalam komunikasi hendaknya menggunakan kata-kata yang dapat dimengeri atau yang denotatif.<br />
Jadi untuk menghilangkan hambatan semantis dalam komunikasi, seorang komunikator harus mengucapakan pertanyaan yang jelas dan tegas, memilih kata-kata yang tidak menimbulkan persepsi yang salah, dan disususn dalam kalimat-kalimat yang dapat dimengerti.<br />
3. Hambatan mekanis<br />
Hambatan mekanis dijumpai pada media yang dipergunakan dalam melancarkan komunikasi. Contohnya: suara telepon yang kurang jelas, berita surat kabar yang sulit dicari sambungan kolomnya, gambar yang kurang jelas pada pesawat televise dan lain-lain. Hambatan pada beberapa media tidak mungkin diatasi oleh komunikator tapi biasanya memerlukan orang-orang yang ahli di bidang tersebut misalnya teknisi.<br />
4. Hambatan Ekologis<br />
Hambatan ekologis terjadi oleh gangguan lingkungan terhadap proses berlangsungnya komunikasi. Contohnya adalah suara riuh (bising) orang-orang atau lalu lintas, suara hujan atau petir, suara pesawat terbang dan lain-lain. Untuk menghindari hambatan ini, komunkator harus mengusahakan tempat komunikasi yang bebas dari gangguan seperti yang telah disebutkan tadi.<br />
<br />
<br />
<br />
BAB III<br />
PENUTUP<br />
<br />
A. Kesimpulan<br />
Setelah mmpelajari factor-faktor yang sangat penting dalam komunikasi baik factor penunjang maupun penghambat maka dapat disimpulkan bahwa dalam berkomunikasi, para pelaku komunikasi (komunikator maupun audience) harus senantiasa memahami factor-faktor apa saja yang mempengaruhi proses komunikasi sehingga komunikasi yang dilakukan bisa berlangsung dengan baik dan mencapai tujuan yang diharapkan.<br />
<br />
B. Aplikasi<br />
Dalam dunia akademis, factor-faktor penunjang dan penghambat komunikasi ini sangat penting dipelajari karena di dunia akademis sangat erat kaitannya dengan dunia informasi secara menyeluruh sehingga pemahaman tentang komunikasi akan sangat mempengaruhi kelancaran proses belajar mengajar.<br />
Satu tips dari penulis “Janganlah mengucapkan sesuatu yang tidak kita mengerti, kecuali dalam bentuk pertanyaan!”<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Sumber: <br />
1. Effendy. O. U. Dinamika Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 1992<br />
2. Tierney Elizabeth. 101 Cara Berkomunikasi Lebih Baik. Jakarta: Elex Media Komputindo. 2003.<br />
3. http://id.wikipedia.org/wiki/KertasWing of Gloryhttp://www.blogger.com/profile/07090864672521533087noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-8846335305190637563.post-3232907298803224682010-12-07T05:32:00.000-08:002010-12-07T05:32:34.731-08:00CONTOH ILUSTRASI PRAKTIS1. Pelangi sangatlah indah karena terdiri dari berbagai macam warna. Merah, jingga, kuning, hijau, biru dan ungu. Jika warna pelangi hanya biru semua, maka orang akan menganggapnya langit. Kita tidak harus sama persis dengan orang lain. Kita masing-masing punya keunikan yang bisa menjadi indah jika bekerja sama dengan orang lain.<br />
<br />
2. Tali-tali pada sebuah gitar tidaklah sama ukurannya dan diatur dengan ketegangan yang berbeda-beda satu sama lain supaya menghasilkan warna yang indah. Jika tegangannya dibuat sama, maka ketika diketik bersamaan, maka suaranya akan terdengar kurang bagus karena monoton. Demikian juga dengan tubuh Kristus. Bermacam-macam anggota dengan fungsi yang bebeda-beda namun untuk satu tujuan yaitu memuliakan Allah.<br />
<br />
3. Bagian akademik suatu STT di Jakarta menegaskan akan menggagalkan seluruh mahasiswa di salah satu kelas karena absensi mahasiswanya hilang. Secara bersama-sama mahasiswa di kelas tersebut menyampaikan aspirasi argument-argumen mereka sehingga pihak sekolah membuat keputusan untuk membuatkan absen baru.kalau hanya satu orang saja yang menyampaikan keberatan, pasti tidak akan ditanggapi. Indahnya kebersamaan.<br />
<br />
4. Pidato Barack Obama yang singkat di Universitas Indonesia mampu membuat rakyat Indonesia terharu dan ada yang menangis. Sedangkan pidato presiden Indonesia yang panjang lebar bahkan sampai diselingi tangisan tak mampu membuat rakyat terharu. Jabatan boleh sama tapi karakter belum tentu sama.<br />
<br />
5. Tim SAR menemuka beberapa mayat di rumah mbah Marijan sewaktu “wedhus gembel” menyapu daerah mereka. Belakangan dilaporkan bahwa orang-orang tersebut percaya kepada sang juru kunci tersebut bahwa daerah mereka aman. Percayalah dan gantungkan keselamatan hanya pada Tuhan dan jangan kepada manusia.<br />
<br />
6. Seorang pemulung yang compang-camping setelah diberi tempat tinggal dan pakaian yang baik menjadi kelihatan lebih rapid an segar. Namun ketika ditanya bagaimana perasaannya, dia menjawab bahwa dia tidak nyaman. Menurutnya lebih enak tinggal di jalanan sebagai pemulung. Penampilan fisik bisa diubah dengan cepat tapi merubah karakter butuh proses.<br />
<br />
7. Sepasang suami istri terlihat sangat mesra. Kemana-mana selalu terlihat bersama dan bahkan mengatakan bahwa mereka tidak bisa hidup tanpa pasangannya.namun, sebulan setelah sang istri dipanggil Tuhan, sang suami dengan mengejutkan menikah lagi. Sungguh, janji dan komitmen manusia bisa berubah. Hanya Allah yang tidak berubah.<br />
<br />
8. Suatu hari sebuah jam meja tiba-tiba berhenti berdetak padahal baterenya masih bagus. Akhirnya sang pemilik membawa jam tersebut kepada tuakng service jam. Setelah tidak ditemukan kejanggalan, maka tukang service bertanya kepada jam tersebut kenapa dia berhenti. Dan jam itu pun menjawab kalau dia berhenti karena capek berpikir bahwa dia harus bekerja sebanyak 87.400 kali dalam sehari. Tidak ada satu manusiapun yang sanggup melakukannya, makanya dia stress. Tukang service pun berpikir sebentar dan bertanya, kalau berapa kali dia harus bekerja dalam 1 detik. Si jam pun menjawab hanya sekali dan tidak lebih, untuk itulah dia dibuat. Akhirnya si jam bersemangat lagi karena menyadari dia hanya perlu bekerja sekali dalam sedetik dan tidak perlu berpikir detik-detik selanjutnya. Kta pun seharusnya jangan kuatir tentang hari esok. Yesus berkata, bahwa kesusahan sehari biarlah untuk sehari.<br />
<br />
9. Seorang pengunjung villa bertanya kepada penjaga villa sangat bersih dan selalu rapi padahal pemiliknya tidak tinggal di situ. Dengan santainya penjaga villa itu menjawab bahwa dia senantiasa berharap bahwa tuannya akan datang besok, makanya dia merapikan villa tiap hari. Demikian juga dengan kita, harus senantiasa waspada sebab kita tidak tahu kapan Tuhan Yesus akan datang kembali atau kapan kita akan menghadap Tuhan.<br />
<br />
10. Kamar Daud di asrapa kami tiba-tiba menjadi panas dan tidak nyaman karena kipasnya mati. Setelah diteliti, ternyata kaberl yang menghubungkan kipas dengan sumber listrik terputus. Demikina juga dengan orang percaya, kita akan merasa tidak nyaman bila hubungan kita dengan Tuhan terputus baik melalui doa maupun firman. Untuk itu, tetaplah terhubung dengan Tuhan.<br />
<br />
11. File makalah saya hilang dari flashdisk karena terkena virus, saya pun jadi panic karena tugas makalah harus segera dikumpulkan besoknya. Tapi untung saja tanpa sengaja saya sempat meng “save” salinannya di computer sekolah sehingga makalahku bisa dikumpulkan tepat waktu. Tuhan menggunakan cara-cara yang unik untuk menolong kita, bahkan dengan cara yang tidak pernah kita duga sedikitpun.<br />
<br />
12. Menurut aturan yang berlaku, mahasiswa yang tidak lunas biaya asrama maupun SPP tidak boleh ikut tes UAS. Namun setelah beberapa orang yang blum lunas pergi menghadap petugas yang bertanggung jawab untuk hal itu, maka dicarilaha solusi terbaik bagi semua sehingga semua mahasiswa bisa mengikuti UAS. Jika kita mau jujur dan terbuka satu sama lain, maka pasti ada jalan keluar untuk setiap masalah yang ada. Keterbukaan awal pemulihan.<br />
<br />
13. Jalanan di Jakarta sangat beraneka ragam. Ada jalana tol yang kita bisa pakai dengan lancarnya dan ada juga jalanan biasa yang macetnya minta ampun. Dan ketiha hujan, banyak jalan yang menjadi seperti sungai karena banjir. Hal ini menuntuk para pengendara di kota Jakarta agar bisa berkendara dalam segala situasi. Demikan juga dengan hamba Tuhan, harus senantiasa siap dalam menghadapi berbagai macam tantangan yang ada di dunia sekarang.<br />
<br />
14. Seorang kakak tingkat saya terpaksa harus mngambil kembali mata kuliah yang sudah pernah diambilnya karena tidak bisa menunjukan rakapitulasi mata kuliah yang telah diambil. Beberapa minggu sebelum perkuliahan berakhir, dia menemukan rekapitulasi mata kuliahnya dan dia membatalkan mata kuliah yang telah dia ambil, padahal sudah lumayan waktu yang diluangkan untuk hal itu. Ini tentu saja bisa dihindari jika dia teliti sejak awal. Demikian juga dengan kita sebagai hamba Tuhan, harus senantiasa teliti dan cerdik dalam menjalani kehidupan agar tidak perlu membuang-buang waktu yang tidak perlu.<br />
<br />
15. Seorang penjaga gawang professional pernah berkata bahwa dia tidak hanya waspada ketika lawan menggiring bola memasuki zona amannya namun dia senantiasa mengamati dimana pun sang kulit bundar berada sebab bukan tidak mungkin bola itu datang menerjang gawangnya dengan tiba-tiba. Untuk itu dia harus waspada setiap saat. Kitapun sebagai orang percaya dituntut untuk senantiasa waspada terhadap setiap tantangan yang ada dalam kondisi apapun.<br />
<br />
(by Athen)Wing of Gloryhttp://www.blogger.com/profile/07090864672521533087noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8846335305190637563.post-85202386217893351492010-12-07T05:28:00.000-08:002010-12-07T05:28:42.971-08:00TEORI PSIKOLOGI BEHAVIORISME MENURUT B. F. SKINNER DITINJAU DARI SUDUT PANDANG TEOLOGIBAB I<br />
PENDAHULUAN<br />
<br />
Ilmu pengetahuan telah sangat berkembang pesat dewasa ini. Manusia dengan kemampuan intelektualnya yang luar biasa telah menjelajahi luar angkasa, mencapai isi perut bumi serta sel-sel hidup yang terkecil. Namaun ada satu bagian ilmu pengetahuan yang sangat menarik untuk ditelusuri karena menyangkut kesadaran dan keajaiban pikiran manusia itu sendiri, yaitu Psikologi. Psikologi telah berkembang pesat dewasa ini dan telah mempengaruhi hampir seluruh aspek kehidupan manusia. <br />
A. Latar Belakang Masalah<br />
Para ahli psikologi telah menaruh perhatian terhadap masalah yang beraneka ragam yang berhubungan dengan manusia sebagai mahluk special. Perkembangan psikologi yang pesat ini telah menimbulkan pertanyaan di kalangan orang Kristen: “apakah ada psikologi Kristen?” ada juga yang beranggapan bahwa psikologi bertentangan dengan teologi. Jadi, bagaimanakah pandangan teologi terhadap dan atau bagaimana seharusnya?<br />
B. Batasan Masalah<br />
Karena begitu luasnya cakupan psikologi itu sendiri maka penulis membatasi pembahasan dalam makalah ini hanya pada bagian teori psikologi Behaviorisme menurut B. F. Skinner serta ditinjau dari sudut pandang teologis.<br />
<br />
C. Tujuan Penulisan<br />
Penulis mengangkat topik ini agar pembaca lebih memahami teori tentang perilaku manusia, faktor-faktor psikologis yang mempengaruhi serta pandangan teologis terhadap teori perilaku ini. Hal ini juga sangat berhubungan dengan latar belakang penulis sebagai mahasiswa teologi yang tinggal di asrama, dimana dengan memahami ini, bisa lebih mengerti perilaku dan kehidupan sebagai mahasiwa maupun penghuni asrama.<br />
<br />
<br />
<br />
BAB II<br />
TEORI BEHAVIORISME<br />
<br />
A. Pengertian Psikologi<br />
Sebelum memahami lebih lanjut tentang teori-teori psikologi, maka perlu dimengerti apa arti dari psikologi itu sendiri secara lebih detail. Psikologi berasal dari dua kata bahasa Yunani, “” (Psyche) dan “ ” (logos). Psyche yang berarti nafas kehidupan atau jiwa dan logos berarti pengetahuan, kajian atau ilmu. Jadi secara umum psikologi dapat diartikan sebagai kajian ilmiah tentang jiwa dan tingkah laku manusia dan binatang. Dalam buku Introduction to Psychology and Counseling, dijelaskan bahwa, “Psychology is scientific study of the behavior of organism.” Atau ilmu penetahuan yang mempelajari tentang perilaku dari organism/mahluk hidup. Dan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, psikologi adalah ilmu yang berkaitan dengan proses mental, baik normal maupun abnormal dan pengaruhnya pada perilaku; ilmu pengetahuan tentang gejala dan kegiatan jiwa. Jadi secara sederhana, psikologi bisa disimpulkan sebagai ilmu yang mempelajari tentang jiwa organisme yang nyata lewat perilakunya, dalam hal ini, organismenya adalah manusia.<br />
B. Teori Behaviorisme<br />
Behaviorisme adalah suatu aliran psikologi yang cukup berpengaruh dewasa ini. Aliran behaviorisme menggunakan pendekatan ilmiah dalam metode penelitiannya. Secara umum, teori ini menyatakan bahwa perilaku organisme seharusnya dapat diukur, dihitung dan dikondisikan. Teknik yang digunakan pada umumnya adalah stimulus dan respon. (S - R) terhadap organisme yang diteliti perilakunya.hal ini tentang bagaimana memberi stimulus tertentu untuk mendapatkan respon terhadap stimulus yang dikehendaki. Proses ini disebut conditioning (pengkondisian).<br />
Proses dari pengkondisian berdasar pada asosiasi, yaitu hubungan antara suatu stimulus dari luar dengan suatu reaksi terhadap stimulus tersebut. Hal ini berarti bahwa kenyataan reaksi emosi terhadap lingkungan bisa ditentukan melalui pemberian stimulus tertentu. Contoh sederhana dalam hal pengkondisian adalah rasa menyangkut rasa takut. Respon takut terhadap rasa sakit adalah otomatis dan jika ketakutan yang berulang-ulang dihubungkan dengan sebuah boneka lucu sekalipun, maka setiap kali orang tersebut melihat boneka yang sama, dia akan mengalami ketakutan. Inilah yang mendasari percobaan B. F. Skinner tentang pengkondisian.<br />
C. Percobaan B. F. Skinner<br />
Untuk menguraikan teori pengkondisian, B. F. Skinner memperkenalkan konsep pengkondisian operan. Untuk memahami pengkondisian operan, perlu dibedakan apa yang disebut Skinner sebagai perilaku respon dan perilaku operan. Perilaku respon adalah respon langsung pasa stimulus, seperti pada respon yang tidak dikondisikan dalam pengkondisiana klasik. Sebaliknya, perilaku operan dikendalikan oleh akibatnya. Pada mulanya hal itu terjadi dengan sendirinya: yaitu munculnya lebih bersifat spontan daripada merupakan respon stimulus tertentu. Adapun percobaan Skinner untuk mendemonstrasikan pengkodisian operan adalah sebagai berikut:<br />
Seekor tikus yang lapar diletakan dalam sebuah kotak yang disebut “kotak Skinner”. Di dalam kotak Skinner tersebut tidak terdapat apa-apa kecuali sebuah jeruji yang menonjol di mana terdapat piring makanan di bawahnya. Sebuah lampu kecil di atas jeruji dapat dinyalakan menurut kehendak perlaku eksperimen.<br />
Tikus yang dibiarkan sendiri dalam kotak, berjalan kesana kemari menjelajahi keadaan sekitar. Kadang-kadang tikus melihat jeruji tersebut dan menekannya. Lalu penekanan tikus pertama terhadap jeruji merupakan peringkat dasar dasar penekanan jeruji. Setelah menentukan peringkat dasar, pelaku eksperimen menggerakkan bubuk makanan yang diletakkan di luar kotak Skinner. Setiap kali tikus menekan jeruji, butir-butir halus makanan terluncut jatuh ke piring makanan. Tikus memakannya dan segera menekan jeruji lagi. Makanan menguatkan (reinforce) penekann jeruji dan laju penekanan meningkat secara drastic. Bila tempat makanan tidak dihubungkan dengan jeruji sehingga penekanan jeruji tidak lagi mengeluarkn makanan, laju penekanan jeruji akan berkurang. Berarti respon operan mengalami pemadaman (extinction) tanpa adanya penguatan.<br />
Pelaku eksperimen dapat menetapkan diskriminasi dengan menyediakan makanan jika jeruji ditekan dan lampu menyala, tetapi tidak ada makanan bila lampu mati. Penguatan selektif ini mengkondisikan tikus untuk menekan jeruji hanya pada saat lampu menyala. Dalam hal ini, lampu berfungsi sebagai stimulus diskriminatif (discriminative stimulus) yang mengendalikan respon. <br />
Dengan demikian, pengkondisian operan meningkatkan kemungkinan adanya respon dengan menertakan penguat (reinforce) setelah kejadiannya dan bisa bersaku sebaliknya (extinction).<br />
<br />
D. Pengaruh Teori Skinner dalam Kehidupan sehari-hari<br />
Teori Skinner tentang pengkondisian ini sangat minati saat ini karena memang memiliki fungsi ayng sangat membantu manusia. Melalui teori ini oran-orang dapat melatih hewan peliharaan (kucing, anjing, burung dll.) maupun hewan-hewan yang berguna dalam membantu manusia (merpati, anjing polisi dll.). <br />
Dalam pengkondisian operan menurut Skinner ini, para pelaku eksperimen dapat mendorong perilaku baru dengan mengambil manfaat dari perbedaan tindakan subyek. Untuk melatih seekor anjing,agar bisa menekan bel dengan moncongnya, seorang penyelidik dapat memberikan imbalan setiap kali anjing tersebut mendekati kawasan bel, serta member isyarat bagi anjing untuk menyentuh bel. Dan jika akhirnya bel tersentuh, kembali diberi imbalan (penguatan).<br />
Dengan cara ini juga burung dara dapat dilatih dengan membentuk respon operan untuk menemukan lokasi orang-orang yang hilang di laut; ikan lumba-lumba dilatih untuk menarik peralatan di bawah air.<br />
Teori Skinner ini juga sangat berpengaruh dalam dunia pendidikan, dimana rata-rata system pendidikan saat ini menerapkan system pengkondisian Skinner. Saat sensitifnya masalah hak asasi manusia (HAM), maka penerapan hukuman di dunia pendidikan mulai dikurangi dan beralih ke cara yang dperkenalkan Skinner yaitu bahwa hukuman tidak perlu, yang diperlukan adalah member hadiah bagi yang berprestasi untuk merangsang anak-anak yg tidak berprestasi untuk belajar lebih baik lagi.<br />
<br />
<br />
<br />
BAB III<br />
PANDANGAN TEOLOGIS TERHADAP TEORI SKINNER<br />
<br />
Bagi orang Kristen, Alkitab merupakan dasar utama dalam menjalankan kehidupan karena orang Kristen percaya bahwa Alkitab adalah Firman Allah yang diilhamkan bagi manusia melalui hamba-hambanya (2 Tim.3:16). Jika demikian, maka Alkitab sudah pasti juga berisi pandangan-pandangan tentang teori psikologi.<br />
A. Pandangan Alkitab Tentang Jiwa<br />
Kata “jiwa” dalam bahasa Ibrani (sebagai bahasa Asli Alkitab Perjanjian Lama) adalah “nefesy” yang ditulis 755 kali dalam Perjanjian Lama yang arti utamanya adalah “mempunyai hidup”. Dalam arti ini kata itu sering dipakai menunjuk kepada binatang (Kej.1:20, 24, 30; Yeh. 47:9). Kadang-kadang kata ini juga disamakan dengan darah – sesuatu yang sangat perlu sekali dalam menunjang kehidupan fisik (Kej. 9:4, Im. 17:10; Ul. 22:22-24). Banyak juga ayat yang menyinggung kata ini bertalian dengan kesadaran.<br />
Dalam bahasa Yunani (bahasa asli Alkitab Perjanjian Baru), kata “jiwa” adalah “psyche”, sama seperti yang telah dijelaskan pada pengertian psikologi diatas. Dalam Perjanjian Baru, kata ini berhubungan dengan hidup atau nyawa (Roma 11:3; ! Kor. 15:3). <br />
B. Natur Manusia Menurut Alkitab<br />
Pada waktu Allah menciptakan manusia, Ia menciptakan manusia menurut gambarnya (Kej.1:26-27). Gambar Allah dalam diri manusia tidak dapat bersifat fisikal karena Allah adalah Roh (Yoh. 4:24) dan tidak memiliki tubuh. Gambar Allah itu bersifat non materi dan melibatkan unsur-unsur utama berikut.<br />
1. Personalitas<br />
Manusia memiliki kesadaran sendiri dan penentuan diri sendiri yang memampukan dia untuk membuat pilihan dan mengangkat dia di atas dunia binatang. Faktor ini penting karena dengan adanya kesadaran ini, manusia kodratnya lebih tinggi dari binatang dan juga bisa mengalami penebusan. Segi ini melibatkan banyak unsure natural; personalitas menyatakan kemampuan manusia untuk berkuasa atas dunia ini (Kej. 1:28) dan mengelola bumi (Kej. 2:15). Semua aspek dari intelektual manusia berada di bawah kategori ini.<br />
2. Keberadaan Spiritual<br />
Allah adalah Roh dan manusia juga adalah roh. Atribut-atribut esensial dari roh adalah penalaran, hati nurani dan kehendak. Suatu roh adalah rasional, moral dan Karena itu juga bebas. Dalm hal ini, apabila manusia tidak seperti Allah, maka manusia tidak dapat mengenal Allah dan sama saja dengan binatang.<br />
3. Natur Moral<br />
Manusia telah diciptakan dalam “kebenaran original” yang menunjuk pada “pengetahuan, kebenaran dan kekudusan”. Kebenaran dan kekudusan original ini hilang pada saat kejatuhan manusia ke dalam dosa dan dipulihkan di dalam Kristus. Paulus berkata bahwa diri yang baru dari orang percaya adalah dalam keserupaan dengan Allahdan telah diciptakan dalam kebenaran dan kekudusan. <br />
<br />
<br />
C. Tinjauan Teologis Terhadap Teori Skinner<br />
Dalam Alkitab, lama sebelum teori-teori psikologi bermunculan, telah ada dan telah diterapkan prinsip “reward and punishment”. Bagi yang taat akan mendapatkan berkat dan bagi yng tidak taat akan mendapatkan kutuk atau hukuman (Im. 26; Ul.6). dan untuk teori pengkondisian operan Skinner dimana yang baik akan mendapatkan hadiah sedangkan yang tidak baik tidak akan mendapatkan apa-apa juga telah ada dalam kitab suci.<br />
Namun Alkitab sendiri member kesaksian bahwa prinsip pengkondisian seperti iti tidak efektif dalam merubah perilaku seseorang. Hal ini nyata pada waktu bangsa Israel keluar dari tanah Mesir. Begitu banyaknya aturan atau pengkondisian yang ada namun mereka tetap memberontak dan tidak taan kepada Allah.<br />
Hal ini bukan berarti Allah salah dalam pembentukan moral atau perilaku umatnya namun Allah memiliki rencana yang lebih efektif dalam pembentukan perilaku bagi manusia yaitu melalui karya Kristus. <br />
Natur Manusia pada saat berdosa cenderung tidak taat kepada Allah, maka untuk mengubahya, tidak ckup dengan pengkondisian dari luar saja tetapi harus dari dalam. Itulah sebabnya Allah dalam Kristus melalui karya Roh Kudus mau berdiam dalam diri oran gpercaya untuk mengubahkan manusia dari dalam. (Yoh. 16:8; Ef. 1:13). <br />
<br />
<br />
<br />
<br />
BAB IV<br />
PENUTUP<br />
<br />
A. Kesimpulan<br />
Kepribadian bukanlah sesuatu yang statis. Hal ini dikarenahan kepribadian merupakan perpaduan dari beberapa sifat pembawaaan yang dilengkapi dengan unsut-unsur pembentukan di tangan orang tua dan lingkungan, maka tentu saja pengkondisian harus sepanjang usia.<br />
Dengan mempelajari teori pengkondisian Skinner serta pandangan teologis tentang sifat dan natur manusia setelah jatuh ke dalam dosa, maka kita dapat menyimpulkan bahwa pengkondsian menurut Skinner bisa saja berlaku bagi manusia tetapi tidak bisa secara permanen karena kepribadian dan perilaku manusia tidak bisa di ubah hanya dengan pembiasaan saja tapi harus oleh Penciptanya sendiri.<br />
B. Aplikasi<br />
Contoh yang sangat sederhana tentang penerapan Teori Skinner dalam kaitannya dengan pandangan teologis adalah dalam hal kehidupan berasrama di Sekolah Tinggi Teologi (STT). Dalam rangka membentuk pribadi dan perilaku mahasiswa untuk memiliki karakter hamba Tuhan maka diterapkan perarturan-peraturan yang mengarahkan (conditioning).<br />
Tapi bagaimanapun ketatnya penerapan aturan dan disipli tersbut, tentu tidak akan efektif jika tidak disertai pembentukan dari dalam melalui karya Roh Kudus. Untuk itulah setiap mahasiswa perlu mengalami lahir baru sehingga pembentukan oleh Roh Kudus bisa berlaku dalam diri mahasiswa dan mengubahkan perilaku sesuai dengan standar kebenaran yaitu Alkitab sebagai Firman Tuhan. <br />
<br />
<br />
<br />
<br />
DAFTAR PUSTAKA<br />
<br />
_______. Alkitab, Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia. 2006.<br />
_______. Ensiklopedi Alkitab Masa Kini. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih. <br />
2008.<br />
_______. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. 2002.<br />
Atkinson, Rita L. Penantar Psikologi. Jakarta: Penerbit Erlangga. 1983.<br />
Bensos, Nigel C. Mengenal Psikologi. Bandung: Penerbit Misan. 2000.<br />
Enns, Paul. Buku Pegangan Teologi. Malang: Lembaga Literatur SAAT. 2006.<br />
Heat, W. Stanley. Psikologi Sebenarnya. Yogyakarta: Yayasan Andi. 1997.<br />
Meier, Paul D.. Introduction to Psychology and Counseling. Michigan: Baker Book <br />
House. 1982.Wing of Gloryhttp://www.blogger.com/profile/07090864672521533087noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-8846335305190637563.post-65185248051032953902010-11-23T23:11:00.001-08:002010-11-23T23:11:25.274-08:00BAB I<br />
PENDAHULUAN<br />
<br />
A. Latar Belakang Masalah<br />
Kode etik manusia dewasa ini diwarisi dari berbagai sumber yang berbeda. Hal ini juga dikenal dengan istilah “moralitas baru” yang diajukan oleh kecenderungan-kecenderungan dasar dan filsafat popular yang kemudian dianut oleh para politikus dan jurnalis. Para pendukung “moralitas baru” ini menerima slogan-slogan yang khas (seperti ‘rakus itu baik’) dan memperkenalkan istilah-istilah baru yang khas pula yang bersifat merusak. Salah satu usulan moral yang sangat berpengaruh yang diajukan oleh mereka ialah agar manusia meninggalkan ide bahwa mahluk manusia itu mempunyai hal-hal kodrati ataupun sesuatu yang istimewa.<br />
“Moralitas baru” juga sering bersifat humanis dalam arti yang lebih sempit dan mengarah pada ateisme. Humanis dalam arti yang luas didasarkan pada hormat yang mendasar akan kehidupan manusia. Dengan demikian maka orang percaya perlu mengenal dan memahami etika yang demikian sehingga mampu membentengi diri dari paham-paham moral yang tidak sesuai dengan dasar iman Kristiani. <br />
Untuk itu sangat penting bagi setiap orang percaya untuk mengetahui lebih dalam lagi tentang penerapan etika kristiani yang benar dan bagaimana penerapan atau aplikasinya di lingkungan tempat kita hidup dan beriteraksi satu sama lain. Tentu saja lingkungan tempat kita bersosialisasi ini adalah lingkungan yang heterogen atau dengan kata lain tidak hanya di huni oleh sesama orang Kristen saja.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
B. Pengertian Etika<br />
Kata “Etika” berasal dari kata Yunani “”(ethos) yang berarti adat atau kebiasaan (custom). Etika merupakan cabang aksiologi yang pada pokoknya membicarakan masalah predikat-predikat nilai “benar” dan “salah”, dalam arti “bermoral” dan “tidak bermoral”. Sebagaia pokok bahasan yang khusus, etika membicarakan sifat-sifat yang menyebabkan orang dapat disebut bermoral atau baik.<br />
Istilah “etika” dipahami dalam dua arti. Etika bisa berarti sebagai suatu kumpulan pengetahuan tentang penilaian terhadap perbuatan-perbuatan manusia dan juga bisa merupakan suatu predikat yang dipakai untuk membedakan hal-hal, perbuatan-perbuatan atau manusia-manusia yang lain. <br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
BAB II<br />
ETIKA KRISTEN DALAM KEHIDUPAN<br />
<br />
Banyak pandangan-pandangan etika yang berkembang dewasa ini dan sangat berpengaruh dikalangan masyarakat luas. Tetunya etika Kristen termasuk di dalamnya. Tapi apakah yang membedakan etika Kristen dan etika non Kristen? Serta bagaimana aplikasi etika Kristen dalam kehidupan bermasyarakat?<br />
<br />
A. Etika Kristen Dalam Persekutuan Kristiani<br />
Pada dasarnya etika Kristen merupakan suatu bentuk sikap yang diperintah dari atas. Kewajiban etis merupakan sesuatu yang harus dilakukan, hal ini merupakan perintah dari atas atau merupakan perintah Tuhan yang sesuai dengan karakter moral-Nya. Hal ini dinaksudkan bahwa Allah menghendaki apa yang benar sesuai dengan sifat-sifat moral-Nya sendiri. “Jadilah kudus, sebab Aku ini kudus.” “karena itu, haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapa yang di sorga adalah sempurna.” (Matius 5:48). “kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” (Matius 22:39). Singkatnya, etika Kristen didasarkan pada kehendak Allah dan Allah tidak pernah menghendaki apapun yang bertentangan dengan karakter moral-Nya yang tidak berubah. <br />
Karena karakter moral Allah tidak berubah, maka kewajiban-kewajiban moral yang berasal dari natur-Nya itu bersifat mutlak. Hal ini berarti kewajiban-kewajiban tersebut selalu mengikuti setiap orang dimana-mana. Memang tidak setiap kehendak Allah harus berasal dari natur-Nya yang tidak berubah. Ada beberapa hal yang pada dasarnya sesuai dengan natur-Nya namun dengan bebas mengalir dari kehendak-Nya. Misalnya pada peristiwa Adam dan Hawa, meskipun secara moral Adam dan Hawa bersalah karena tidak taat, kita tidak lagi diikat oleh perintah tersebut saat ini. Perintah tersebut didasarkan pada kehendak Allah dan tidak harus berasal dari natur-Nya.<br />
Karena kebenaran moral ditetapkan oleh Allah yang bermoral maka harus dilaksanakan. Tidak ada hokum moral tanpa Pemberi moral. Sama halnya dengan tidak ada undang-undang tanpa si Pembuat undang-undang. Dengan demikian, etika Kristen berdasarkan naturnya adalah prespektif dan bukan deskriptif. Etika berkaitan dengan apa yang seharusnya dilakukan, bukan dengan apa yang sebenarnya sedang terjadi. Orang-orang Kristen tidak menemukan kewajiban-kewajiban etis mereka di dalam standar bagi orang-orang Kristen di Alkitab.<br />
Etika Kristen didasarkan pada perintah-perintah Allah yang bersifat umum (universal revelation) dan yang bersifat khusus (special revelation). Wahyu umum berisikan perintah Allah bagi semua orang. Sedangkan wahyu khusus mengklarifikasikan kehendak-Nya untuk orang-orang percaya. Tapi dalam kedia hal tersebut, dasar dari tanggung jawab etis manusia adalah wahyu ilahi.<br />
B. Etika Kristen dalam Kehidupan Masyarakat Majemuk<br />
Kita hidup dalam masyarakat yang majemuk. Dalam arti lingkungan dimana kita hidup merupakan lingkungan dimana terdiri dari masyarakat dari berbagai kalangan. Perbedaan ini bukan hanya menyangkut factor social saja melainkan juga perbedaan dalam hal keyakinan dan falsafah hidup pribadi.<br />
<br />
**to be ontinue.....Wing of Gloryhttp://www.blogger.com/profile/07090864672521533087noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8846335305190637563.post-86303544370635802542010-11-11T00:29:00.000-08:002010-11-11T00:29:25.878-08:00PSIKOLOGI PERKEMBANGAN<!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:TrackMoves/> <w:TrackFormatting/> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:DoNotPromoteQF/> <w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther> <w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> <w:SplitPgBreakAndParaMark/> <w:DontVertAlignCellWithSp/> <w:DontBreakConstrainedForcedTables/> <w:DontVertAlignInTxbx/> <w:Word11KerningPairs/> <w:CachedColBalance/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> <m:mathPr> <m:mathFont m:val="Cambria Math"/> <m:brkBin m:val="before"/> <m:brkBinSub m:val="--"/> <m:smallFrac m:val="off"/> <m:dispDef/> <m:lMargin m:val="0"/> <m:rMargin m:val="0"/> <m:defJc m:val="centerGroup"/> <m:wrapIndent m:val="1440"/> <m:intLim m:val="subSup"/> <m:naryLim m:val="undOvr"/> </m:mathPr></w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267"> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" QFormat="true" Name="heading 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" Name="footer"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" Name="page number"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" Name="Hyperlink"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" Name="Normal (Web)"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if !mso]><img src="http://img2.blogblog.com/img/video_object.png" style="background-color: #b2b2b2; " class="BLOGGER-object-element tr_noresize tr_placeholder" id="ieooui" data-original-id="ieooui" /> <style>
st1\:*{behavior:url(#ieooui) }
</style> <![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman","serif";}
</style> <![endif]--> <br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">BAB I</span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">PENDAHULUAN</span></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Banyak aspek dari memori awal mencerminkan jenis-jenis masalah yang ditangani oleh para ahli psikologi perkembangan, yang belajar tentang stabilitas dan perubahan dalam perkembangan manusia sepanjang siklus hidup. Mereka percaya bahwa pertumbuhan dan perubahan yang mungkin pada setiap tahap kehidupan. Mereka memberikan perhatian khusus, misalnya, dengan cara pengembangan memori - dan mereka telah menemukan bahwa ingatan kebanyakan orang paling awal terjadi antara usia 3 dan 7, dan cenderung sama pada saudara kandung.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">A.</span></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"> <b>Bagaimana kita mempelajari perkembangan?</b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Ada</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"> dua cara tradisional dalam mengumpulkan data para ahli psikologi perkembangan yaitu:</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><span>1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Metode cross – sectional: beberapa kelompok orang dengan usia yang berbeda dikomparasikan pada rentang waktu yang sama.</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><span>2.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Metode<span> </span>Longitudinal: satu atau lebih orang pada lebih dari satu jenjang waktu , mengambil informasi<span> </span>tentang perubahan dalam usia.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Setiap metode mempunyai kelemahan dan kelebihannya masing-masing. Sequential strategy<span> </span>yang juga dikenal sebagai<span> </span>metode cross – sequential telah berkembang untuk memecahkan beberapa masalah dari<span> </span>cara<span> </span>tradisional. Metode ini merupakan penggabungan dari dua metode diatas.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Hal-hal yang<span> </span>mempengaruhi pertumbuhan dan panjangnya usia antara lain:</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span><span>-<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Keturunan. Panjangnya usia cenderung turun temurun.</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span><span>-<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Karakteristik tubuh. Mereka yang memiliki ukuran dan struktur tubuh rata-rata cenderung hidup lebih lama ketimbang mereka yang terlampau kurus atau gemuk dan tinggi atau pendek.</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span><span>-<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Seks. Sebagai kelompok, wanita lebih panjang usianya dari pada pria.</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span><span>-<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Ras. Di Amerika, orang-orang kulit hitam mempunyai harapan hidup yang lebih pendek daripada orang kulit putih.</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span><span>-<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Letak geografis. Orang-orang yang hidup di wilayah perkotaan dan pinggiran kota umumnya lebih panjang hidupnyadaripada orang yang hidup di pedesaan/pedalaman menyangkut fasilitas kesehatan yang ada.</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span><span>-<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Pendiddikan dan itelegensi. Orang yang berpendidikan cenderung lebih panjang umurnya dibanding mereka yang kurang berpendidikan.</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span><span>-<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Tingkat social ekonomi. Semakin tinggi tingkat social ekonomi seseorang, cenderung semakin panjang rentang hidupnya.</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span><span>-<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Kebahagiaan. Orang-orang yang cukup bahagia dan puas dengan pola kehidupannya, cenderung lebih panjang umurnya dibanding dengan orang yang tidak berbahagia.</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">B. Tahapan-tahapan perkembangan manusia yaitu:</span></b></div><ol start="1" style="margin-top: 0cm;" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Masa prenatal</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Masa bayi & toddler ( lahir-3 tahun)</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Anak-anak awal (3-6 tahun)</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Anak-anak pertengahan (6-11 tahun)</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Remaja /adolescence (11-20 tahun)</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Young adulthood (20-40 tahun)</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Middle adulthood (40-65 tahun)</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Late adulthood (65 tahun ke atas)</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"> </span></li>
</ol><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><br />
</div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"> </span></div><div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><br />
</div><div align="center" class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: center;"><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">BAB II</span></b></div><div align="center" class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: center;"><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">PERKEMBANGAN PRANATAL DAN ANAK-ANAK</span></b></div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><br />
</div><ol start="1" style="margin-top: 0cm;" type="A"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span class="longtext"><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Perkembangan Pranatal (sebelum Kelahiran)</span></b></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"></span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span class="longtext"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Menyadari bahwa apa yang terjadi sebelum kelahiran sangat penting untuk apa yang terjadi sesudahnya, para ilmuwan telah menemukan bahwa perkembangan sangat meningkat pada periode pralahir, ketika janin berkembang di dalam ibu. Pada bagian ini, kita akan melihat tiga tahap perkembangan janin, dan beberapa bahaya kehamilan.</span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span class="longtext"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">1. Tahapan perkembangan janin</span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify;"><span class="longtext"><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Tahap Germinal (zigot)</span></i></span><span class="longtext"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"> - tahapan awal kehamilan sampai 2 minggu ditandai dengan pembelahan sel yang cepat dan meningkatnya kompleksitas organisme.</span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><br />
<span class="longtext"><i>Tahap Embrio</i> - tahap kedua kehamilan 2 sampai 8-12 minggu,</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify;"><span class="longtext"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">pengembangan sistem dan organ tubuh walikota.</span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify;"><span class="longtext"><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Tahap Fetal</span></i></span><span class="longtext"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"> - tahap akhir kehamilan 8-12 minggu sampai masa <span> </span>kelahiran dicirikan oleh pertumbuhan yang cepat dan perkembangan lebih lanjut.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span class="longtext"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">2. Bahaya dari perkembangan janin</span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify;"><span class="longtext"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Jika seorang wanita hamil berada di bawah stres, akankah bayinya terpengaruh? Bagaimana nutrisinya mempengaruhi anaknya yang belum lahir? Pengaruh dalam lingkungan prenatal mempengaruhi janin yang berbeda berbeda. Beberapa faktor cenderung menghasilkan cacat lahir pada beberapa kasus, namun memiliki efek sedikit atau tidak ada pada orang lain.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span class="longtext"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><span> </span>Beberapa faktor diantaranya adalah:</span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span class="longtext"><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><span> </span>Gizi ibu</span></i></span><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"></span></i></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span class="longtext"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Seorang wanita, yang selama kehamilan dapat memiliki efek yang penting pada kesehatan masa depan anaknya. Perempuan yang memiliki ketidakstabilan nurtisi untuk waktu yang lama sebelum atau selama kehamilan lebih mungkin untuk mengalami komplikasi selama kehamilan dan persalinan, dan beresiko melahirkan bayi yang berat badannya tidak normal bahkana kematian bayi.</span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"></span><span class="longtext"><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"> </span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span class="longtext"><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><span> </span>Penyakit ibu</span></i></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span class="longtext"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><span> </span>Sejumlah penyakit yang diderita selama kehamilan dapat memiliki dampak serius pada perkembangan. Rubella (campak Jerman) sebelum minggu kehamilan kesebelas hampir pasti menyebabkan gangguan tuli dan hati pada bayi.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span class="longtext"><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><span> </span>Konsumsi obat ibu</span></i></span><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"></span></i></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span class="longtext"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><span> </span>Seorang wanita yang sedang, hamil harus sangat berhati-hati menggunakan obat apapun, baik resep atau obat-obatan umum, dia perlu untuk mempertimbangkan efek dan resiko pada anaknya yang belum lahir terhadap setiap ketidaknyamanan yang dia rasakan, dan harus berkonsultasi dengan dokter tentang keamanan obat apa pun.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span class="longtext"><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><span> </span>Risiko yang terkait dengan ayah</span></i></span><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"></span></i></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span class="longtext"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><span> </span>Kita masih perlu penelitian lebih lanjut tentang peran bawaan dari ayah dalam menyebabkan cacat lahir. Ini lebih banyak bersifat genetic (turunan), walau tidak menutup kemungkinan adanya penyebab lain.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span class="longtext"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">3. Perkembangan Fisik Awal</span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify;"><span class="longtext"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Cara bayi bertambah tinggi dan berat badannya, terjadi bergelombang, termasuk perkembanga nkemampuan geraknya. Tetapi beberapa kemampuan lain kurang jelas, fakta yang telah menyebabkan orang meremehkan kemampuan bayi untuk melihat dan menanggapi berbagai peristiwa besar di dunia sehari-hari mereka. Penelitian dalam beberapa tahun terakhir, yang telah menggunakan berbagai teknik studi cerdas, telah menunjukkan bahwa bayi manusia adalah makhluk kecil yang sangat canggih. Meskipun mereka tergantung dalam banyak hal, mereka sangat kompeten.</span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><span>4.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span class="longtext"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Pertumbuhan</span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span class="longtext"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><span> </span>Selama 3 tahun pertama mereka, anak-anak tumbuh lebih cepat daripada masa yang lain sepanjang hidupnya. Pada tahun pertama, mereka biasanya berkembang tiga kali lipat dari berat lahir mereka, dari berat lahir rata-rata 7,5 pound untuk bayi penuh panjang normal sekitar 22 pound. Pada saat yang sama, mereka menambah tinggi badan mereka dengan sekitar satu setengah, dari panjang rata-rata kelahiran 20 inci sampai sekitar 30 inci. Antara tahun pertama dan ketiga, mereka tumbuh sekitar 8 inci dan 10 pound. Sedangkan anak laki-laki rata-rata lebih besar dan lebih berat daripada gadis, namun perbedaannya tidak signifikan.</span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><span> </span><span> </span>Pada tahapan ini, perkembangan dialami seorang individu dimulai pada saat bayi sampai mencapai umur 3 tahun. Perkembangan fisik meliputi beroperasinya semua sistem rasa dan tubuh dengan tingkatan yang bervariasi, perkembangan otak yang kompleks dan tingginya pengaruh lingkungan, pertumbuhan dan perkembangan fisik (ketrampilan) berlangsung dengan cepat. Perkembangan kognitif meliputi kemampuan untuk belajar dan mengingat peristiwa yang saat ini terjadi, pengunaan simbol dan kemampuan untuk memecahkan masalah diakhir tahun ke-2, dan berkembangnya pemahaman dan bahasa dengan cepat. Perkembangan psikososial meliputi terbentuk hubungan kelekatan dengan orang tua, <em><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">caregiver</span></em> dan orang lain dengan kuat, berkembangnya sistem kewaspadaan diri, adanya perubahan dari ketergantungan menjadi mandiri. Meningkatkan ketertarikan dengan anak-anak yang lain yang seumuran.</span></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><strong><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">B. Anak-Anak Awal </span></strong><em><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">(Early Childhood)</span></b></em><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"></span></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Rentang umur dalam tahap ini adalah 3-6 tahun. Perkembangan fisik meliputi mengalami pertumbuhan fisik yang stabil, penampilan fisik menjadi lebih ramping dan proporsional seperti orang dewasa, biasanya terjadi berkurangnya nafsu makan dan kurang tidur, meningkatnya ketrampilan dan kekuatan gerakan. Perkembangan kognitif meliputi pemahaman mengenai perspektif orang lain berkembang, ketidakmatangan kognitif karena memiliki beberapa ide yang tidak logis mengenai dunia, berkembangnya memori dan bahasa, kecerdasan dapat diprediksi, mempunyai pengalaman belajar di <em><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">preschool</span></em> dan <em><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">kindergarten</span></em>. Perkembangan psikososial meliputi konsep diri dan pemahaman emosi menjadi lebih kompleks, meningkatnya kemandirian, inisiatif, dan kontrol diri, berkembangnya identitas gender, permainan menjadi lebih imajinatif, elaboratif dan melibatkan orang lain (sosial), berkembangnya sifat menolong, agresif dan ketakutan.</span></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><strong><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">C. Anak-Anak Pertengahan (Middle Childhood)</span></strong><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"></span></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Tahapan ini dialami individu dimulai dari umur 6 sampai 11 tahun. Perkembangan fisik meliputi pertumbuhan fisik lambat, meningkatnya kekuatan dan ketrampilan atletis, mengalami masalah pada sistem pernafasan,tetapi umumnya kesehatan lebih baik di rentang kehidupan. Perkembangan kognitif meliputi menurunnya egosentris, anak mulai berfikir secara logis, tapi nyata, menigkatkan kemampuan memori dan bahasa, memasuki sekolah dasar, karena secara kognitif mengizinkan. Perkembangan psikososial meliputi konsep diri lebih konpleks, yang mempengaruhi sistem perhargaan dirinya, kontrol yang berubah dari orang tua ke anak (agak kurang diperhatikan kebutuhannya), pentingnya hubungan dengan teman sebaya. </span></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div align="center" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: center;"><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">BAB III</span></b></div><div align="center" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: center;"><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">PERKEMBANGAN REMAJA SAMPAI DEWASA AWAL</span></b></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><strong><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">A. Remaja (<i>Adolescence</i>)</span></strong><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"></span></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Tahapan perkembangan ini dimulai sejak individu berumur 11 tahun sampai 20 tahun. Perkembangan fisik meliputi perubahan fisik dengan cepat, terjadinya kematangan alat reproduksi, meningkatnya gangguan makan (<em><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">eating disorder</span></em>) dan pengunaan narkoba dan obat-obatan terlarang dalam rangka pencapaian identitas diri. Perkembangan kognitif meliputi kemampuan berfikir abstrak, dan berkembangnya pengunaan alasan yang ilmiah, ketidakdewasaan berfikir dalam beberapa perilaku dan kebiasaan, pendidikan difokuskan untuk persiapan ke pendidikan yang lebih tinggi dan universitas. Perkembangan psikososial meliputi pencarian identitas termasuk identitas seksual, hubungan dengan orang tua baik, pergaulan dengan teman sebaya berdampak positif atau negatif. </span></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><strong><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">B. Dewasa Awal (<i>Young Adulthood</i>)</span></strong><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"></span></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Dewasa awal ini merupakan masa transisi masa remaja menuju dewasa. Masa ini disebut dengan “masa muda” (Kenniston dalam Santrock, 1995). Transisi ini ditunjukan dengan kemandirian ekonomi dan kemandirian membuat keputusan ( karir, nilai-nilai, keluarga, hubungan, dan gaya hidup) dan merupakan transisi dari sekolah menengah menuju universitas. Tahapan perkembangan ini dimulai ketika individu berumur 20 tahun sampai 40 tahun</span></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><strong><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-weight: normal;">1. Perkembangan Fisik</span></strong><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"></span></b></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Di masa ini, pemuda berada di puncak kesehatan, kekuatan, energi dan daya tahan, serta di puncak fungsi sensoris dan motoris, semua fungsi tubuh berkembang sempurna, ketajaman visual, intensitas rasa, bau, sensitif terhadap rasa sakit dan temperatur. Dan akan mengalami penurunan pada usia 45 tahun. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan yaitu genetik, perilaku (apa yang dimakan, pola tidur, aktifitas fisik, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol dan obat-obatan terlarang). Faktor yang tidak langsung seperti kondisi sosial-ekonomi, ras, gender dan hubungan dengan orang lain. Hal-hal ini memberi kontribusi besar pada kesejahreaan pada saat ini dan mendatang. Hubungan perilaku dan kesehatan mengambarkan hubungan antara aspek fisik, kognitif dan emosional. </span></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><strong><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-weight: normal;">2. Perkembangan Kognitif</span></strong><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"></span></b></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Pikiran sehat menyatakan cara berfikir pemuda berbeda dengan anak-anak dan remaja. Pemuda melakukan beberapa percakapan yang berbeda, memahami materi yang lebih rumit, mengunakan pengalaman untuk memecahkan masalah.</span></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><strong><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-weight: normal;">Piaget</span></i></strong><b><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"> :</span></i></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"> Pemuda mengalami pergeseran ke pemikiran <em><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">post-formal</span></em>. Pemikiran pada masa dewasa cenderung tampak fleksibel, terbuka, adaptif, dan individualistis. Tahap kognisi orang dewasa ini sering kali disebut pemikiran <em><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">post-formal</span></em> yang bersifat relatif. Pemikiran <em><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">post-formal</span></em> melihat bayangan abu-abu. Pemikiran tersebut sering kali muncul sebagai respon terhadap peristiwa dan interaksi membuka cara pandang tidak biasa terhadap sesuatu dan menantang pandanan sederhana terpolarisasi terhadap dunia. Pemikiran tersebut memungkinkan orang dewasa melampaui sistem logika tunggal dan mendamaikan atau memilih diantara beberapa ide yang saling berlawanan. </span></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><strong><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-weight: normal;">Schaie</span></i></strong><b><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">:</span></i></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"> Model Rentang Kehidupan Perkembangan Kognitif. Model schaie melihat perkembangan penggunaan inteletual dalam konteks sosial. Tujuh tahapnya berkaitan dengan tujuan yang muncul ke permukaan dalam berbagai tahap usia. Tujuan ini bergeser dari penguasaan informasi dan keterampilan (apa yang harus saya ketahui) kepada intergrasi praktis pengetahuan dan keterampilan (bagaimana menggunakan apa yang saya ketahui) untuk mencari makna dan tujuan (mengapa saya harus tahu).</span></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><strong><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-weight: normal;">Pendidikan dan Pekerjaan</span></i></strong><b><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"></span></i></b></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Bagi pemuda, keterbukaannya terhadap pendidikan atau lingkungan kerja baru menawarkan peluang untuk mengasah kemampuannya, mempertanyakan asumsi yang sudah dipegang sejak lama, dan mencoba cara baru memandang dunia.</span></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Memasuki dunia kerja. Penyesuaian pertama adalah memilih bidang yang cocok dengan bakat, minat dan faktor psikologis lainnya yang secara hakiki sulit dipungkiri agar kesehatan mental dan fisiknya sebagai orang dewasa dapat terjaga. Penyesuaian kedua adalah pilihan jurusan harus dilakukan dengan mantap. Seberapa jauh tingkat kemantapan pemilihan jurusan bagi seseorang bergantung pada tiga faktor, yaitu pengalaman pekerjaan, daya tarik pribadi terhadap perkerjaan, dan nilai yang terkandung pada pekerjaan yang dipilih.</span></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Riset otak memberikan penjelasan bagaimana orang menghadapi pekerjaan yang kompleks. Perkembangan yang sempurna pada <em><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">lobus frontal</span></em> pada masa dewasa awal telah memungkinkan orang untuk melakukan pekerjaan dalam satu waktu. <em><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Magnetic resonance imaging</span></em> mengungkapkan bagian paling depan lobus frontal, fronto-polar prefrontal cortex (FPPC) memiliki fungsi khusus dalam memecahkan masalah dan perencanaan.</span></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Pendidikan dan literasi orang dewasa. Banyak orang dewasa ini yang berusaha meningkatkan keterampilan kerja mereka. Literasi merupakan persyaratan fundamental untuk berpartisipasi bukan hanya di tempat kerja tapi juga dalam segala segi masyarakat informasi modern. Orang dewasa terpelajar adalah mereka yang dapat menggunakan informasi cetak dan tertulis untuk berativitas dalam masyarakat, mencapai target mereka, dan mengembangkan pengetahuan dan potensi mereka.</span></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><strong><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-weight: normal;">3. Perkembangan Psikososial</span></strong><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"></span></b></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Tahap perkembangan psikososial Erikson, masa dewasa awal ini berada pada tahap ke-6 yaitu “intimidasi vs isolasi”, Jika seorang dewasa awal tidak dapat membuat komitmen personal yang dalam terhadap orang lain, maka mereka akan terisolasi dan terpaku pada kegiatan dan pikiran sendiri (<em><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">self absorb</span></em>). Akan tetapi, mereka juga butuh kesendirian sebagai upaya merefleksikan kehidupan meraka. Ketika mereka berusaha menyelesaikan tuntutan saling berlawanan dari intimidasi, kompetisi dan jarak, mereka mengembangkan pemahaman etis, yang dianggap Erikson sebagai tanda kedewasaan. (Papalia et al, 2007)</span></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><strong><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-weight: normal;">4. Pernikahan & Menjadi Orang Tua</span></strong><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"></span></b></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Pernikahan dianggap cara terbaik menjamin keteraturan dalam membesarkan anak. Pernikahan memungkinkan pembagian dalam hal konsumsi dan pekerjaan. Pernikahan menawarkan intimasi, komitmen, persahabatan, kasih sayang, pemuasan seksual, pendampingan dan peluang bagi pertumbuhan emosional, serta sumber identitas dan kepercayaan diri. Kehadiran seorang anak merupakan kebahagiaan tersendiri dan mengembangkan kecemasan dan tanggung jawab akan masa depan anaknya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><span class="gt-icon-text"><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">BAB IV</span></b></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><span class="gt-icon-text"><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">DEWASA AKHIR SAMPAI KEMATIAN</span></b></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><span class="gt-icon-text"><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">DAN KESIMPULAN</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span class="longtext"><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Dewasa Akhir – Kematian</span></b></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span class="longtext"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Tentu saja tidak ada batas yang jelas ketika usia tua dimulai. Seorang wanita yang masih tampak kuat dengan usia 55 tahun mengeluh "Saya harap saya tidak pernah merasa setua ini.” Beberapa orang telah menjadi tampak tua pada usia 50 tahun dan ada yang masih kuat sampai sekitar 75 tahun.</span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Ciri-ciri umum yang terjadi pada usia tua adalah:</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Symbol;"><span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Menyesuaikan diri dengan menurunnya kekuatan fisik </span></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Symbol;"><span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi karena pensiun dan berkurangnya penghasilan</span></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Symbol;"><span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Menyesuaikan diri dengan kematian pasangan hidup</span></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Symbol;"><span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Menerima fakta bahwa dirinya termasuk golongan lanjut usia dan mencari kelompok seusia</span></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Symbol;"><span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Menyesuaikan diri dengan peran sosial secara fleksibel</span></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Symbol;"><span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Merasa puas terhadap lingkungan hidup yang mungkin diatur orang lain.</span></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Kesimpulan</span></b></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Dengan memahami konsep tugas perkembangan, kita akan lebih mudah memahami dan menerima dinamika perjalanan hidup yang telah kita lalui. Kita menjadi lebih lebih mudah memahami mengapa di masa remaja kita selalu memberontak kepada orang tua maupun guru, atau mengapa di usia 25 tahunan kita merasa sangat membutuhkan pasangan hidup. Selain itu, kita juga bisa mempersiapkan diri menghadapi masa depan dengan lebih baik. Misalnya dalam menghadapi masa pensiun di usia paruh baya. Salah satu tugas perkembangan di tahap tersebut adalah mengembangkan aktivitas waktu luang. Hal ini sangat mungkin dijadikan kegiatan utama, bahkan sumber pendapatan di masa pensiun.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span class="gt-icon-text"><span style="display: none; font-family: "Arial","sans-serif";">Simak</span></span><span style="display: none; font-family: "Arial","sans-serif";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span class="gt-icon-text"><span style="display: none; font-family: "Arial","sans-serif";">Baca secara fonetik</span></span><span style="display: none; font-family: "Arial","sans-serif";"></span></div><h3 style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="display: none; font-family: "Arial","sans-serif";">Kamus - <a href="http://www.google.com/dictionary?source=translation&hl=id&q=PRENATAL%20%20DEVELOPMENT%20%20Recognizing%20that%20what%20happens%20before%20birth%20is%20crucial%20to%20what%20happens%20afterward,%20scientists%20have%20devitend%20increasing%20to%20the%20prenatal%20period,%20when%20the%20fetus%20develops%20inside%20the%20mother%E2%80%9A%C3%84%C3%B4s%20body.%20In%20this%20section,%20we%E2%80%9A%C3%84%C3%B4ll%20look%20at%20the%20three%20stages%20of%20prenatal%20development,%20and%20at%20some%20prenatal%20hazard.%20%20Stages%20of%20prenatal%20development%20%20Germinal%20stage%20Fist%20stage%20of%20pregnancy%20fertilization%20to%202%20weeks%20characterized%20by%20rapid%20cell%20division%20and%20increasing%20complexity%20of%20the%20organism.%20%20Embryonic%20stage%20second%20stage%20of%20pregnancy%202%20to%208-12%20weeks,%20development%20of%20mayor%20body%20systems%20and%20organs.%20%20Fetal%20stage%20final%20stage%20of%20pregnancy%208-12%20weeks%20to%20birth%20characterized%20by%20rapid%20growth%20and%20continued%20development.%20%20%20Hazard%20of%20prenatal%20development%20%20%20If%20a%20pregnant%20woman%20is%20under%20stress,%20will%20her%20baby%20be%20affected?%20Will%20the%20baby%20be%20affected%20if%20she%20has%20x-ray%20taken%20while%20she%20is%20pregnant,%20if%20she%20gets%20sick,%20or%20if%20she%20smokes%20marijuana?%20How%20does%20her%20nutrition%20affect%20her%20unborn%20child?%20Influences%20in%20the%20prenatal%20environment%20affect%20different%20fetuses%20differently.%20Some%20eviromental%20factors%20produce%20birth%20defects%20in%20some%20cases%20but%20have%20little%20or%20no%20effect%20in%20others.%20%20%20Maternal%20nutrition%20%20%20A%20woman%E2%80%9A%C3%84%C3%B4s%20diet%20during%20pregnancy%20can%20have%20important%20effects%20on%20the%20future%20health%20of%20her%20child.%20Women%20who%20have%20been%20malnourished%20for%20long%20periods%20before%20or%20during%20pregnancy%20are%20more%20likely%20to%20have%20complications%20during%20pregnancy%20and%20childbirth,%20and%20to%20bear%20low-birth%20weight%20babies%20or%20babies%20who%20are%20bo">Lihat kamus yang lebih detail</a></span></h3><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="IN" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Sumber: Psychology - Papalia and others</span></div>Wing of Gloryhttp://www.blogger.com/profile/07090864672521533087noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8846335305190637563.post-62624243392430402162010-11-11T00:20:00.000-08:002010-11-11T00:20:46.939-08:00KASIHILAH TUHAN ALLAHMU (tafsiran Ulangan 6:1-25)<!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:TrackMoves/> <w:TrackFormatting/> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:DoNotPromoteQF/> <w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther> <w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> <w:SplitPgBreakAndParaMark/> <w:DontVertAlignCellWithSp/> <w:DontBreakConstrainedForcedTables/> <w:DontVertAlignInTxbx/> <w:Word11KerningPairs/> <w:CachedColBalance/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> <m:mathPr> <m:mathFont m:val="Cambria Math"/> <m:brkBin m:val="before"/> <m:brkBinSub m:val="--"/> <m:smallFrac m:val="off"/> <m:dispDef/> <m:lMargin m:val="0"/> <m:rMargin m:val="0"/> <m:defJc m:val="centerGroup"/> <m:wrapIndent m:val="1440"/> <m:intLim m:val="subSup"/> <m:naryLim m:val="undOvr"/> </m:mathPr></w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267"> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";}
</style> <![endif]--> <div align="center" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: center;"><b>BAB I</b></div><div align="center" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: center;"><b>LATAR BELAKANG KITAB ULANGAN</b></div><div align="center" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: center;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><b><span>A.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><b>Pengantar kitab Ulangan</b></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Sebagian besar orang Kristen maupun orang Yahudi meyakini bahwa kitab Ulangan ditulis oleh Musa sebelum kematiannya pada sekitar tahun 1405 SM. Tema kitab ini tentang ‘Pembaharuan Perjanjian’ dimana Musa menyampaikan pidato kepada orang Israel sebelum memasuki tanah Kanaan.</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Kitab ini berisi amanat perpisahan Musa yang dalamanya ia mengulas kembali dan memperbaharui perjanjian Allah dengan Israel demi angkatan Israel yang baru. Mereka kini sudah mencapai akhir dari pengembaraahan dipadang gurun dan siap masuk kekanaan. Sebagian besar angkatan ini tidak mengingat paskah yang pertama, penyebrangan laut merah atau pemberian hukum digunung Sinai. Mereka memerlukan pengisahan kembali yang bersemangat mengenai perjanjian hukum taurat, dan kesetian Allah dan suatu pernyataan baru mengenai berbagai berkat yang menyertai ketaatan dan kutuk yang menyertai ketidaktaatan. Berbeda dengan kitab Bilangan yang mencatat pengembaraan “ angkatan keluaran” bangsa Israel yang memberontak selama 39 tahun, kitab ulangan meliputi masa yang pendek sekitar satu bulan pada satu tempat didaratan moab sebelah timur Yerikho dan sungai Yordan. </div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Ulangan ditulis oleh Musa ( 39: 9,24-26; bd 4: 44-46; 29:1) dan diwariskan kepda Israel sebagai dokumen perjanjian untuk dibacakan seluruhnya dihadapan seluruh bangsa setiap 7 tahun ( 31: 10-13). Musa mungkin menyelesaikan penulisan kitab ini menjelang kematiannya sekitar tahun 1405 SM. Bahwa Musa menulis kitab ini ditegaskan oleh:</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span>1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span>Pentateukh Samaria dan Yahudi</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span>2.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span>Para penulis PL misalnya( Yos1:7;1 Raj 2: 3; 2 Raj 14:6; Ezra 3: 2; Nehemia 1: 8-9; Daniel 9: 11 ) </div><div style="line-height: 150%; margin: 5pt 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span>3.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span>Yesus ( Mat 19: 7-9 ; Yoh 5:45-47) dan penulis perjanjian baru yang lain misalnya (Kis 3: 22-23; Rom 10: 19) </div><div style="line-height: 150%; margin: 5pt 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span>4.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span>Para cendikiawan Kristen zaman dahulu.</div><div style="line-height: 150%; margin: 5pt 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span>5.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span>Cendikiawan konservatif masa kini </div><div style="line-height: 150%; margin: 5pt 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span>6.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span>Bukti didalam kitab ulangan sendiri ( misalnya kesamaan susunan dengan bentuk-bentuk perjanjian yang ditulis pada abad 15 SM ) kisah kematian Musa ( pasal 34) sudah pasti ditambahkan segera sesudah peristiwa itu terjadi ( sangat mungkin oleh Yosua ) sebagai penghargaan yang layak bagi Musa, hamba Tuhan itu.</div><div style="line-height: 150%; margin: 5pt 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><b><span>B.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><b>Tujuan Kitab Ulangan</b></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Sebelum menyerahkan kepemimpinan kepada Yosua untuk penaklukan Kanaan maksud Musa mula-mula ialah untuk menasehati dan mengarahkan angkatran Israel yang baru tentang :</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span>1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span>Perbuatan-perbuatan perkasa dan janji-janji Allah</div><div style="line-height: 150%; margin: 5pt 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span>2.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span>Kewajiban mereka bertalian dengan perjanjian untuk beriman dan taat </div><div style="line-height: 150%; margin: 5pt 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span>3.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span>Perlunya mereka menyerahkan diri untuk takut kepada Tuhan, hidup didalam kehendaknya serta mengasihi dan menghormati Dia dengan segenap hati, jiwa, dan kekuatan meraka.</div><div align="center" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: center;"> </div><div align="center" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: center;"> </div><div align="center" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: center;"><b>BAB II</b></div><div align="center" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: center;"><b>TAFSIRAN ULANGAN 6:1-25</b></div><div align="center" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: center;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><b><span>A.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><b>Takut akan Tuhan (6: 1-2)</b></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Perintah yang sering kali diberikan kepada umat Allah dalam perjanjian lama “ takut akan Tuhan”. Pentinglah untuk memahami apa yang dimaksud perintah ini bagi kiita selaku orang percaya.perintah untuk “ takut akan Tuhan “ meliputih berbagai aspek berbeda dari hubungan seorang percaya dengan Allah.</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Kata “ Takut” disini dalam bahasa Ibrani adalah <span> </span><span dir="RTL" lang="HE" style="font-size: 16pt; line-height: 150%;">י ר א</span><span dir="LTR"></span><span lang="HE"><span dir="LTR"></span> </span><b><span style="font-size: 9pt; line-height: 150%;">[3372]</span></b> (y<span style="font-family: "Segoe UI","sans-serif";">ārē’) </span><span> </span>yang menurut strong diotionary berarti <i>to fear</i> (takut), <i>to revere</i>, (memuja-muja) <i>to frighten</i>, (menjadi takut) <i>to reverence</i> (memberi penghormatan, menghormati). Jadi takut akan Tuhan bisa berarti memandang Dia dengan kekaguman dan penghormatan sebagai Allah karena kebesaran keagungan, kekudusan dan kuasa-Nya yang besar. Dengan kata lain takut akan Tuhan adalah menyadari bahwa Allah adalah yang maha kuasa sedangkan kita hanyalah ciptaan yang terbatas. </div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><b><span>B.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><b>Dengarlah hai orang Israel (6:4-9)</b></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Bagian ini sering di sebut sebagai ”Shema” uang berasal dari bahasa Ibrani<span> </span><span dir="RTL" lang="HE" style="font-size: 16pt; line-height: 150%;">ש מ ע</span><span dir="LTR"></span><span lang="HE"><span dir="LTR"></span> </span><b><span style="font-size: 9pt; line-height: 150%;">[8085]</span></b><span style="font-size: 9pt; line-height: 150%;"> </span>(<i>sh</i><i><span style="font-family: "Segoe UI","sans-serif";">ā</span>ma</i>)<span> </span>yang berarti <i>to hear intelligently</i> (mendengarkan dengan penuh perhatian dan ketaatan), <i>give ear</i> (memberi telinga), <i>understand</i> (mengerti). bagian ini sangat di kenal orang yahudi pada zaman Yesus karena di ucapkan setiap hari oleh orang Yahudi yang saleh dan secara tetap dalam kebaktian di sinagoge. Shema ini merupakan pernyataan terbaik tetang kodrat monotheistis Allah dan merupakan pernyataan bangsa Israel (1) untuk mengasihi Allah dengan segenap hati, jiwa dan kekuatan dan (2) untuk mengajarkan iman mereka dengan tekun kepada anak mereka .</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span>1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span>TUHAN itu Allah, TUHAN itu Esa </div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: justify;">Ayat ini bersama dengan ayat 5-9;11:13-21: Bilangan 15:37-41 mengerjakan monoteisme ; doktrin ini menegaskan bahwa Allah yang Esa dan benar, bukan kelompok dewa, yang berbeda-beda dan maha kuasa di antara semua dewa dan roh dunia ini (Kel.15 :11) Allah ini harus dijadikan satu-satunya kasih dan ketaatan Israel (Ayat 4-5) Aspek”Ke esaan” ini merupakan dasar dari larangan untuk menyembah dewa lainnya (Kel.20:3) ayat ini tidak bertentangan dengan pernyataan Allah Tritunggal dalam PB yang sekalipun hakikat, di manifestasikan sebagai Bapa, putra dan Roh kudus (Mat.3 :7, Mar.1:11 tentang tabiat Tritunggal Allah) </div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span>2.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span>Kasihilah Tuhan Allahmu. </div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: justify;">Kata “kasih” dalam bahasa Ibraninya <span> </span><span dir="RTL" lang="HE" style="font-size: 16pt; line-height: 150%;">א ה ב</span><span dir="LTR"></span><span lang="HE" style="font-size: 16pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span> </span><span lang="HE"><span> </span></span><b><span style="font-size: 9pt; line-height: 150%;">[157]</span></b><span style="font-size: 9pt; line-height: 150%;"> </span>(<i><span style="font-family: "Segoe UI","sans-serif";">āhab</span></i><span style="font-family: "Segoe UI","sans-serif";">) </span>yang berarti <i>to have affection of</i> (memiliki kasih saying), <i>to love</i> (mencintai) dan <i>friend</i> (sahabat). Allah mendambakan persekutuan dengan umat-Nya dan memberikan mereka suatu perintah yang sangat perlu ini untuk mengikat mereka kepada-Nya (1) Dengan menanggapi kasih-Nya dengan kasih, rasa bersyukur dan bergembiraan karena Dia dalam hubungan perjanjian. (2) “pada perintah utama dan pertama ini (Imamat 19:18) tergantunglah seluruh hukum taurat dan kitab para nabi (Mat.22:37-40). (3) ketaatan sejati adalah kepada Allah dan perintah-Nya di mungkinkan hanya apabila itu bersumber pada iman dan kasih kepada Allah.</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span>3.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span>Apa yang Ku perintahkan engkau perhatikan.</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: justify;">Allah benar-benar menginginkan bahwa firman-Nya tersimpan dalam hati umat-Nya (Mazmur 119:11, Yesaya 31:33) Rasul Paulus menyatakan dengan jelas “hendaklah perkataanKu diam dengan segala kekayaannya antara kamu” (Kol.3:16, 2Timotius3:15-17) Hal ini hanya dapat dicapai dengan terus-menerus mempelajari hari lepas hari (Maz.119:97-100, Yoh.8:31-32) salah satu ialah membaca seluruh PB dua kali setiap tahun dan PL satu kali (Yesaya29:13, Yakobus 1:21) </div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span>4.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span>Mengajarkannya berulang-ulang</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: justify;">Mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu. salah satu cara utama untuk mengungkapkan kasih kepada Allah (Ayat5) ialah memperdulikan kesejahteraan rohani anak-anak kita dan berusaha menuntun mereka kepada hubngan yang setia dengan Allah. <span> </span>Kata “mengajarkan” dlam bahasa Ibraninya <span> </span><span dir="RTL" lang="HE" style="font-size: 16pt; line-height: 150%;">ש נ ן</span><span dir="LTR"></span><span lang="HE" style="font-size: 16pt; line-height: 150%;"><span dir="LTR"></span> </span><b><span style="font-size: 9pt; line-height: 150%;">[8150]</span></b><span style="font-size: 9pt; line-height: 150%;"> </span>(<i>sh</i><i><span style="font-family: "Segoe UI","sans-serif";">ā</span>nan</i>) yang berarti <i>sharpen </i>(menajamkan, meruncingkan), <i>teach diligently</i> (mengajarkan dengan tekun), <i>whet</i> (mengasah). (1) pembinaan rohani anak-anak seharus merupakan perhatian semua orang tua. (Maz.103:13;lukas1:17) (2) pembinaan rohani bersifat menyeluruh dan dalam segala situasi dan keadan Ayat7(3) Pembinaan rohani harus kreatif dan inovatif, dengan menuliskannya kepada tempat-tempat yang mudah dijangkau sehingga mudah diingat dan dilakukan. (4) tujuan dari pengarahan oleh orang tua ialah mengajar anak-anak untuk takut akan Tuhan, berjalan dengan jalan-Nya, mengasihi dn menghargai Dia serta melayani Dia dengan segenap hati dan jiwa.(10:12; Efesus 6:4). </div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">Pada ayat-ayat selanjutnya (10-25) menyampaikan tentang implikasi bagi setiap orang yang senantiasa taat pada hukum-hukum Tuhan yaitu berkat melimpah dalam seluruh aspek kehidupan.</div><div align="center" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: center;"><b>BAB III</b></div><div align="center" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: center;"><b>PENUTUP</b></div><div align="center" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: center;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 22.5pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><b><span>A.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><b>Kesimpulan</b></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Ulangan pasal 26 ini sangat dikenal di kalangan orang Yahudi karena ini merupakan dasar utama tentang pendidikan anak. Dalam hubungannya dengan PB, Tuhan Yesus sendiri kurang lebih tiga kali mengutip dari bagian ini, yaitu tentang “hukum yang terutama dan yang pertama” (Mat. 22:37-40) serta dua kali dalam menghadapi cobaan iblis di padang gurun (Mat.4:7,10).</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 22.5pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><b><span>B.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><b>Aplikasi</b></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Kita sebagai orang yang percaya hendaknya menyadari bahwa Kasih kepada Allah merupakan kewajiban kita dan tentu saja hal ini tercermin dalam sikap kita sehari-hari. Mengasihi Allah, selain nyata dalam kasih kita kepada sesama manusia, <span> </span>juga berarti patuh kepada otoritas yang telah ditetapkan Allah dalam kehidupan kita diantaranya orang tua, undang-undang Negara, peraturan sekolah dan lain-lain.</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">sumber: </div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><i>- Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan, Malang: Gandum Mas</i></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"> <i>- The New Strong's Exhaustive Concordance of the Bible</i></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"> </div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"> </div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div>Wing of Gloryhttp://www.blogger.com/profile/07090864672521533087noreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-8846335305190637563.post-80480516108924239602010-11-06T02:00:00.000-07:002010-11-06T02:00:24.950-07:00AMANDi laut yang diam, ada badai dan tsunami yang mengerikan.<br />
Di darat yang kokoh, ada ada gempa bumi, banjir dan tanah lonsor menghancurkan.<br />
Di udara yang tenang, ada angin ribut dan puting beliung yang memporak-porandakan.<br />
Di awan yang teduh, ada petir dan halilintar yang menghanguskan.<br />
Di luar angkasa yang luas, ada asteroid siap masuk lintasan bumi yang mengancam.<br />
Bahkan di sisi kita, bisa saja ada teman yang tega menikam kita dari belakang...<br />
Sepertinya tidak ada tempat yang aman dan damai di semesta ini.<br />
<br />
dimanakah kita dapat menemukan tempat yang aman?<br />
<br />
Tapi...<br />
Di hati ada Tuhan Yesus.<br />
Jika Damai itu sendiri ada dalam diri kita, apakah yang perlu kita kuatirkan?<br />
<br />
<div style="text-align: center;"><b><i>"Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang?...</i></b></div><div style="text-align: center;"><b><i>Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita."</i></b></div><div style="text-align: center;"><b><i>* Roma 8:35, 38 & 39 * </i></b> </div>Wing of Gloryhttp://www.blogger.com/profile/07090864672521533087noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8846335305190637563.post-85470331432966291812010-10-14T02:00:00.000-07:002010-10-14T02:00:12.121-07:00Wing of Glory: JIWA<a href="http://athenlengkong.blogspot.com/2010/10/jiwa.html?spref=bl">Wing of Glory: JIWA</a>: ". . . . . . Terhempas dalam hampa.. Tiada tempat bergantung, karena langit menolakku.. Tiada tempat berpijak karena bumi menghindariku.. Ku ..."Wing of Gloryhttp://www.blogger.com/profile/07090864672521533087noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8846335305190637563.post-26383612122705597912010-10-14T01:54:00.000-07:002010-10-14T01:54:33.730-07:00Beberapa Hal Yang Dapat Mendorongmu Untuk Tetap Bertahan !Jika kau merasa lelah dan tak berdaya dari usaha yang sepertinya sia-sia... <br />
Tuhan tahu betapa keras engkau sudah berusaha. <br />
<br />
Ketika kau sudah menangis sekian lama dan hatimu masih terasa pedih... <br />
Tuhan sudah menghitung airmatamu. <br />
<br />
Jika kau pikir bahwa hidupmu sedang menunggu sesuatu dan waktu serasa berlalu begitu saja... <br />
Tuhan sedang menunggu bersama denganmu. <br />
<br />
Ketika kau merasa sendirian dan teman-temanmu terlalu sibuk dengan kesibukan masing².. <br />
Tuhan selalu berada disampingmu. <br />
<br />
Ketika kau pikir bahwa kau sudah mencoba segalanya dan tidak tahu hendak berbuat apa lagi... Tuhan punya jawabannya. <br />
<br />
Ketika segala sesuatu menjadi tidak masuk akal dan kau merasa tertekan... <br />
Tuhan dapat menenangkanmu. <br />
<br />
Jika tiba-tiba kau dapat melihat jejak-jejak harapan... <br />
Tuhan sedang berbisik kepadamu. <br />
<br />
Ketika segala sesuatu berjalan lancar dan kau merasa ingin mengucap syukur.. <br />
Tuhan telah memberkatimu. <br />
<br />
Ketika sesuatu yang indah terjadi dan kau dipenuhi ketakjuban... <br />
Tuhan telah tersenyum padamu. <br />
<br />
Ketika kau memiliki tujuan untuk dipenuhi dan mimpi untuk digenapi... <br />
Tuhan sudah membuka matamu dan memanggilmu dengan namamu. <br />
Ingat bahwa dimanapun kau atau kemanapun kau menghadap... TUHAN TAHU..!!Wing of Gloryhttp://www.blogger.com/profile/07090864672521533087noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8846335305190637563.post-1964367102231268912010-10-14T01:45:00.001-07:002010-10-14T01:45:38.965-07:00JIWA. . . . . .<br />
Terhempas dalam hampa..<br />
Tiada tempat bergantung, karena langit menolakku..<br />
Tiada tempat berpijak karena bumi menghindariku..<br />
Ku berseru pada angin, 'tiup, tiup, bawalah aku kemanapun kau mau..!'<br />
Bahkan udarapun tak bergeming..<br />
Pekatnya malam,<br />
tebalnya kabut..<br />
Ku terdiam kertakkan gigi..<br />
Waktu seolah diam,<br />
seakan memberiku waktu,<br />
waktu yg lebih untuk merasakan perih..<br />
Oh..., seandainya kesadaranku lenyap saja,,<br />
tapi tidak,<br />
seolah sadarku sengaja ada untuk menambah pedih.. <br />
sepi..<br />
Sendiri..<br />
dan aku lemah,<br />
tertunduk,<br />
mati...<br />
<br />
. . . . .<br />
<br />
Kepalaku perlahan hangat<br />
ku coba angkat kelopak mataku,<br />
sinar...<br />
Kabut menjauh,<br />
gelap menyingkir,<br />
dingin menghilang..<br />
Terang.. Terang..<br />
Terang menyentuhku..<br />
Aku terkulai lemas..<br />
Oh, lihat..!<br />
Aku tidak jatuh!<br />
Dibawahku ada lengan yang kekal,<br />
basah oleh embun..<br />
Dia ada di sini,<br />
berjaga terhadap jiwaku sepanjang gelap yang dingin...<br />
Egoku,<br />
butaku,<br />
membuat Dia tak terlihat..<br />
Terang-Nya menyentuhku..<br />
Hangat-Nya melingkupiku..<br />
Damai-Nya memenuhiku..<br />
Inikah yang disebut ANUGERAH?Wing of Gloryhttp://www.blogger.com/profile/07090864672521533087noreply@blogger.com0